Perpusnas Ajak Istri Kepala Daerah Jadi Duta Baca: Dorong Gerakan Literasi Berkelanjutan
Perpusnas mengajak istri kepala daerah untuk aktif menjadi duta baca guna mendorong minat baca masyarakat dan kelanjutan program literasi di Indonesia.

Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas), E. Aminudin Aziz, mengimbau para istri kepala daerah untuk aktif berperan sebagai duta baca. Inisiatif ini bertujuan untuk menumbuhkan budaya membaca di masyarakat dengan menjadikan mereka sebagai panutan. Hal ini disampaikan beliau dalam konferensi pers peringatan HUT ke-45 Perpusnas di Jakarta, Rabu, 14 Mei 2024.
Aminudin menekankan pentingnya peran tokoh masyarakat, termasuk istri kepala daerah, dalam mensukseskan Gerakan Indonesia Membaca. Ia berharap partisipasi aktif mereka bukan hanya sebatas simbolis, melainkan berkelanjutan dan memberikan dampak nyata pada peningkatan minat baca masyarakat. "Program duta baca terus kami gulirkan, dan kami sangat berharap partisipasi dari tokoh-tokoh masyarakat, misalnya para istri kepala daerah untuk betul-betul menjadi bagian dari program Gerakan Indonesia Membaca," katanya.
Perpusnas menyadari pentingnya konsistensi dalam menjalankan program literasi. Oleh karena itu, Aminudin mengingatkan para pemimpin daerah untuk tidak hanya menggelar acara seremonial, tetapi juga memastikan program literasi berkelanjutan. Kerja sama dengan dinas perpustakaan di berbagai daerah akan menjadi kunci keberhasilan program ini. "Jangan sampai setelah acara, itu selesai begitu saja, dan tidak ada kelanjutannya. Oleh karena itu, kami mendorong bersama dengan dinas-dinas perpustakaan di kabupaten/kota dan provinsi, mereka (duta baca) terus dikawal bersama program-program yang ada," ujarnya.
Dukungan Dana Alokasi Khusus (DAK) Non-Fisik
Sebagai bentuk insentif, pemerintah menyediakan Dana Alokasi Khusus (DAK) non-fisik untuk mendukung kegiatan literasi di daerah. Aminudin menjelaskan bahwa DAK ini bertujuan untuk memastikan keberlanjutan program-program literasi di seluruh Indonesia. "DAK non-fisik itu salah satu bentuk insentif kepada daerah untuk bisa mengawal program ini lebih berkelanjutan," ucapnya.
Sekretaris Utama Perpusnas, Joko Santoso, menambahkan bahwa DAK non-fisik tersebut digunakan untuk berbagai kegiatan, termasuk penguatan budaya baca, peningkatan kecakapan literasi, revitalisasi naskah Nusantara, dan pendataan perpustakaan. Dana ini akan membantu Perpusnas dalam membangun profil data perpustakaan yang lengkap di seluruh Indonesia.
Joko menjelaskan lebih lanjut, "Dari DAK non-fisik tersebut, kita bisa memiliki profil data yang lengkap dari seluruh perpustakaan di Indonesia. DAK non-fisik ini akan menyasar 207 perpustakaan di kabupaten/kota, sehingga di wilayah tersebut akan banyak kegiatan yang berkaitan dengan pembudayaan membaca, kemudian pengembangan konten literasi hingga pekan literasi."
Revitalisasi Naskah Nusantara dan Pengembangan Konten Literasi
Salah satu fokus penggunaan DAK non-fisik adalah revitalisasi naskah-naskah kuno Nusantara. Perpusnas akan bekerja sama dengan komunitas pernaskahan di berbagai daerah untuk mengelola dan mengubah naskah kuno menjadi bacaan yang menarik dan mudah diakses oleh masyarakat luas. Hal ini diharapkan dapat memperkaya khazanah literasi Indonesia dan meningkatkan apresiasi terhadap warisan budaya bangsa.
Dengan adanya dukungan dari DAK non-fisik dan partisipasi aktif dari para duta baca, termasuk istri kepala daerah, Perpusnas optimistis dapat meningkatkan minat baca dan kecakapan literasi masyarakat Indonesia. Program-program yang berkelanjutan dan terintegrasi akan menjadi kunci keberhasilan dalam membangun Indonesia yang lebih literasi.
Perpusnas berharap inisiatif ini akan mendorong terciptanya ekosistem literasi yang kuat di seluruh Indonesia, membangun generasi yang gemar membaca dan memiliki kecakapan literasi yang tinggi. Dengan demikian, Indonesia dapat mewujudkan cita-cita sebagai bangsa yang maju dan berdaya saing.