KKN Tematik Literasi: Perpusnas Pacu Literasi di Desa Tertinggal
Perpustakaan Nasional (Perpusnas) luncurkan program KKN Tematik Literasi untuk meningkatkan literasi di 1000 desa dengan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) sangat rendah pada tahun 2024, bekerja sama dengan 20 perguruan tinggi negeri.

Jakarta, 20 Maret 2024 (ANTARA) - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia meluncurkan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Literasi sebagai upaya strategis meningkatkan literasi di desa-desa dengan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) sangat rendah pada tahun 2024. Program ini melibatkan kerjasama Perpusnas dengan 20 perguruan tinggi negeri di Indonesia, di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Program KKN Tematik Literasi menjawab tantangan utama dalam membangun minat baca dan kecakapan literasi masyarakat, yaitu ketersediaan bahan bacaan dan fasilitasi kegiatan membaca. Kepala Perpusnas, E. Aminudin Aziz, menjelaskan bahwa keterlibatan mahasiswa dan dosen dalam program ini diharapkan memberikan dampak signifikan terhadap pembangunan literasi di tingkat desa. "Ada dua tantangan yang dihadapi dalam membangun kegemaran membaca dan kecakapan literasi masyarakat, yaitu ketersediaan bahan bacaan dan upaya fasilitasi kegiatan membaca. Melalui program KKN Tematik Literasi, keterlibatan mahasiswa serta dosen akan memberikan kesan berbeda dalam upaya pembangunan literasi desa," ungkap beliau dalam sosialisasi program tersebut.
Sasaran program ini adalah 1.000 desa di 13 provinsi yang memiliki IPLM sangat rendah dan telah menerima bantuan 1.000 buku bermutu dari Perpusnas pada tahun 2024. Program ini bertujuan mengoptimalkan pemanfaatan koleksi buku, meningkatkan kapasitas perpustakaan desa, serta meningkatkan literasi siswa dan masyarakat. Kepala Perpusnas optimis program ini akan sukses karena kreativitas mahasiswa dan dosen dapat berkolaborasi dengan masyarakat desa.
Penguatan Literasi di Desa melalui KKN Tematik
Program KKN Tematik Literasi tahun 2025 telah mendapatkan sambutan positif, terutama dari siswa PAUD dan SD. Perpusnas berkoordinasi dengan Kemendikbudristek untuk memastikan program ini berjalan efektif dan berkelanjutan. Sebanyak 20 perguruan tinggi negeri terpilih untuk berpartisipasi dalam program ini berdasarkan rekomendasi dari Kemendikbudristek.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek, Aisyah Endah Palupi, menyatakan komitmen penuh dalam mendukung program ini. Program ini dinilai mampu menggabungkan peningkatan literasi dan pengembangan masyarakat desa, sejalan dengan prioritas nasional dalam membangun sumber daya manusia unggul. "Peran mahasiswa juga diharapkan mampu memberikan dampak yang positif, tentunya melalui pendampingan optimalisasi koleksi buku yang sudah disediakan dan berbagai macam program yang sudah dirancang dengan begitu apik bagi siswa PAUD dan masyarakat desa," jelas Aisyah.
Program ini juga sejalan dengan upaya pemberdayaan masyarakat desa melalui penguatan kapasitas komunitas dan optimalisasi sumber daya lokal. Perpustakaan desa diposisikan sebagai pusat literasi dan inklusi sosial. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) menjadi perguruan tinggi pertama yang menjalin kerjasama dan akan menjalankan program KKN Tematik Literasi ini.
Manfaat dan Dampak KKN Tematik Literasi
Program KKN Tematik Literasi diharapkan memberikan dampak positif yang luas, meliputi:
- Peningkatan minat baca di kalangan anak-anak dan masyarakat desa.
- Peningkatan kualitas perpustakaan desa sebagai pusat literasi.
- Peningkatan kapasitas sumber daya manusia di desa melalui pelatihan dan pendampingan.
- Penguatan inklusi sosial melalui akses informasi dan pengetahuan yang lebih merata.
Dengan adanya program ini, diharapkan akan terjadi peningkatan literasi secara signifikan di desa-desa yang menjadi lokus program. Keberhasilan program ini akan menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya meningkatkan literasi masyarakat.
Kerjasama antara Perpusnas, Kemendikbudristek, dan perguruan tinggi negeri menunjukkan komitmen bersama dalam membangun Indonesia yang lebih literasi. Program ini bukan hanya sekadar memberikan buku, tetapi juga membangun budaya membaca dan kecakapan literasi yang berkelanjutan di masyarakat.