Tingkatkan Literasi, MPR Dorong Kreativitas dan Kolaborasi Nasional
MPR mendorong kreativitas dan kolaborasi untuk meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia, yang meskipun menunjukkan tren positif, masih perlu ditingkatkan.

Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, menekankan perlunya kreativitas dan kolaborasi untuk meningkatkan minat baca di Indonesia. Hal ini disampaikan menyusul rilis data terbaru mengenai tingkat gemar membaca masyarakat Indonesia yang menunjukkan tren positif, namun masih berada di kategori sedang. Berbagai upaya inovatif dan kerjasama antar pemangku kepentingan dinilai krusial untuk mencapai hasil yang signifikan.
Data dari Perpustakaan Nasional RI dan PT Indekstat Konsultan Indonesia menunjukkan Tingkat Gemar Membaca (TGM) masyarakat Indonesia pada 2024 mencapai 72,44, meningkat dari 66,70 pada tahun sebelumnya. Meskipun terjadi peningkatan, angka tersebut masih dikategorikan sedang. Kondisi ini mendorong MPR untuk mencari solusi lebih efektif dalam meningkatkan literasi masyarakat.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Muti, turut berkontribusi dengan membagikan buku kepada para pemudik dalam Program Mudik Asyik Baca Buku (MABB) 2025. Langkah ini merupakan salah satu contoh inisiatif kreatif untuk menumbuhkan minat baca di tengah masyarakat. Program MABB 2025 yang berlangsung pada 26-27 Maret 2025 di berbagai titik keberangkatan mudik, diharapkan dapat menjangkau lebih banyak masyarakat.
Pentingnya Kolaborasi dan Kreativitas dalam Meningkatkan Literasi
Lestari Moerdijat, yang juga anggota Komisi X DPR RI, menyatakan bahwa meningkatkan minat baca merupakan langkah strategis untuk meningkatkan literasi di berbagai sektor. Dengan literasi yang lebih baik, masyarakat diharapkan dapat memahami tantangan bangsa dan berperan aktif dalam mengatasinya. Ia menekankan pentingnya kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait.
Lebih lanjut, Lestari mendorong pemanfaatan potensi kearifan lokal, seperti Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang tersebar di berbagai daerah, untuk meningkatkan minat baca. Menurutnya, kreativitas dalam memanfaatkan potensi lokal sangat penting untuk menjangkau masyarakat secara lebih efektif dan berkelanjutan.
Menurutnya, "Berbagai upaya kreatif untuk meningkatkan literasi masyarakat melalui sejumlah program yang mendorong agar masyarakat gemar membaca harus terus dilakukan di tengah sejumlah keterbatasan yang kita hadapi saat ini." Hal ini menunjukkan komitmen MPR dalam mendorong peningkatan literasi melalui pendekatan yang inovatif dan terintegrasi.
Strategi Menuju Literasi yang Lebih Baik
Peningkatan literasi bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat. Oleh karena itu, dibutuhkan partisipasi aktif dari berbagai pihak, termasuk sektor swasta, organisasi masyarakat, dan individu. Kolaborasi yang sinergis akan menghasilkan dampak yang lebih luas dan berkelanjutan.
Salah satu strategi yang dapat diadopsi adalah dengan menciptakan program-program yang menarik dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Program-program tersebut harus dirancang dengan memperhatikan karakteristik dan kondisi masyarakat di berbagai daerah. Pemanfaatan teknologi juga dapat menjadi kunci dalam meningkatkan akses terhadap informasi dan bahan bacaan.
Selain itu, penting untuk menumbuhkan budaya membaca sejak usia dini. Pendidikan di sekolah dan keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk kebiasaan membaca yang baik. Dengan menanamkan kecintaan membaca sejak dini, diharapkan akan tercipta generasi yang lebih literat dan cerdas.
Kesimpulan
Peningkatan literasi di Indonesia membutuhkan upaya yang komprehensif dan berkelanjutan. Kreativitas, kolaborasi, dan partisipasi aktif dari semua pihak sangat penting untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan strategi yang tepat dan komitmen yang kuat, Indonesia dapat mewujudkan masyarakat yang lebih literat dan mampu menghadapi tantangan masa depan.