SATRIA-1: Jembatan Digital untuk Indonesia Tertinggal
Pemerintah memanfaatkan satelit SATRIA-1 untuk menyediakan akses internet di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), menjembatani kesenjangan digital dan memberdayakan masyarakat.

Jakarta, 6 Mei 2024 - Pemerintah Indonesia gencar berupaya mengatasi kesenjangan digital dengan memanfaatkan teknologi satelit. Satelit Republik Indonesia 1 (SATRIA-1) menjadi andalan dalam menyediakan layanan internet di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), yang selama ini masih minim aksesibilitas jaringan. Inisiatif ini bertujuan untuk menghubungkan seluruh wilayah Indonesia dan memberdayakan masyarakat di pelosok negeri.
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria, dalam diskusi di Bentara Budaya Jakarta Pusat, Senin (5/5), menjelaskan bahwa SATRIA-1 akan menjangkau blank spot area atau wilayah tanpa akses internet. "Kita punya SATRIA-1, nanti mungkin beberapa spot, titik-titik yang dibutuhkan untuk penguatan jaringan, bisa kita usulkan dan bisa dipercepat," ujar Nezar seperti dikutip dalam siaran pers kementerian.
Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memastikan seluruh warga negara Indonesia dapat menikmati manfaat konektivitas digital. Program ini tidak hanya berfokus pada penyediaan infrastruktur, tetapi juga mendukung inisiatif komunitas dalam memanfaatkan teknologi sederhana untuk menghadirkan konektivitas di daerah terpencil.
Menjembatani Kesenjangan Digital dengan SATRIA-1
Pemerintah menyadari pentingnya peran komunitas dalam mengoptimalkan pemanfaatan SATRIA-1. Nezar mengungkapkan apresiasinya terhadap inisiatif warga yang telah menunjukkan kreativitas luar biasa dalam mengadopsi teknologi, meskipun dengan perangkat sederhana. "Inisiatif jejaring warga ini menurut saya membuktikan antusiasme masyarakat kita untuk mengadopsi teknologi, walaupun dalam bentuk yang sederhana namun kreativitasnya luar biasa," tambahnya.
Kementerian Komunikasi dan Informatika siap memfasilitasi pegiat dan pemangku kepentingan terkait dalam menyediakan fasilitas akses internet berbasis komunitas, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dukungan ini diharapkan dapat mempercepat pemerataan akses internet dan mendorong perkembangan ekonomi digital di daerah 3T.
Pemerintah berkomitmen untuk memastikan keberhasilan program ini. Nezar menegaskan kembali komitmen pemerintah dengan prinsip 'no one left behind'. "Kita prinsipnya no one left behind, jangan sampai ada yang tertinggal, semuanya bisa terlibat, bisa memanfaatkan jaringan ini untuk manfaat yang sebesar-besarnya bagi kita semua," tegasnya.
Monitoring dan Evaluasi Layanan Internet Berbasis Komunitas
Untuk memastikan pengelolaan layanan internet berbasis komunitas berjalan efektif dan efisien, pemerintah akan melakukan pengecekan langsung. Nezar menyebutkan bahwa Kampung Adat Cipta Gelar di Sukabumi dan Desa Meulingge di Aceh menjadi contoh lokasi yang akan dikunjungi untuk melihat langsung implementasi program ini di lapangan.
Pemantauan ini bertujuan untuk memastikan bahwa akses internet yang disediakan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat. Pemerintah ingin memastikan bahwa konektivitas yang terbangun tidak hanya sekedar menyediakan akses internet, tetapi juga dapat mempererat hubungan sosial dan menjadi alat untuk mengekspresikan kebudayaan dan kebijaksanaan lokal.
"Konektivitas yang terbangun telah terbukti bermanfaat untuk mempererat hubungan sosial dan menjadi alat untuk mengekspresikan kebudayaan dan kebijaksanaan lokal," kata Nezar.
Dengan SATRIA-1, pemerintah berharap dapat mempercepat pembangunan ekonomi dan sosial di daerah 3T, sekaligus mengurangi kesenjangan digital di Indonesia. Program ini merupakan langkah penting dalam mewujudkan visi Indonesia yang terhubung dan maju.