Kemkominfo Dukung Pemerataan Infrastruktur Digital di Sekolah: Menuju Indonesia Emas 2045
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berkomitmen pemerataan akses infrastruktur digital di sekolah-sekolah Indonesia melalui berbagai program unggulan untuk mendukung visi Indonesia Digital 2045 dan Indonesia Emas 2045.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyatakan dukungan penuh terhadap pemerataan akses infrastruktur digital di seluruh sekolah Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Pusat Pengembangan Talenta Digital Kominfo, Said Mirza Pahlevi, dalam acara Dicoding Connect 2025 di Jakarta, Kamis (20/2). Inisiatif ini merupakan langkah krusial dalam mewujudkan visi Indonesia Digital 2045 dan Indonesia Emas 2045.
Salah satu fokus utama pemerataan infrastruktur digital adalah akses internet yang memadai di setiap sekolah. Mirza menjelaskan, akses internet yang lancar akan memperkaya materi pembelajaran dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengakses sumber belajar yang lebih beragam. "Sehingga nanti materi-materi pelajaran yang mungkin bisa meng-enrich (memperkaya) daripada materi-materi sekolah yang ada (dan) bisa diakses dengan mudah," ujar Mirza.
Namun, tantangan juga muncul seiring dengan upaya pemerataan ini. Mirza menyoroti kendala penggunaan bahasa Inggris dalam materi pembelajaran tingkat tinggi, mengingat belum semua masyarakat Indonesia menguasai bahasa tersebut. Tantangan ini menjadi poin penting dalam pengembangan talenta digital ke depannya.
Pemerataan Infrastruktur Digital: Tahapan Menuju Indonesia Digital 2045
Pemerataan infrastruktur digital di Indonesia telah memiliki alur yang terencana dan terarah untuk mencapai visi Indonesia Digital 2045. Salah satu pencapaian signifikan adalah cakupan broadband 4G yang telah mencapai 89 persen pada tahun 2024, dengan target 98 persen pada tahun 2025 hingga 2029. Program satelit SATRIA-1 juga berperan penting dalam pemerataan akses, dengan fokus pada 93.400 titik layanan di sekolah-sekolah dari total 150.000 titik di seluruh Indonesia.
Mirza menjelaskan bahwa infrastruktur digital merupakan fondasi utama dari visi Indonesia Digital 2045. "Fundamental yang paling bawah itu adalah infrastruktur digital. Dan itu akan menopang semua ekosistem yang ada di atas. Jadi ada keamanan data, ada SDM digital, ini termasuk hal yang kita bahas sekarang," tuturnya. Setelah infrastruktur digital, tahapan selanjutnya meliputi keamanan dan data, riset dan inovasi digital, SDM digital, serta regulasi dan kebijakan.
Tahapan berikutnya mencakup teknologi masa depan seperti AI, internet of things (IoT), metaverse, blockchain, dan komputasi kuantum. "Teknologi yang future (masa depan) ini sebenarnya kalau saya tempatnya di BPSDM (Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia), kami ingin menghasilkan tentu berkolaborasi dengan para industri dan kementerian lembaga lain terkait artificial intelligence (kecerdasan buatan) dan seterusnya," jelas Mirza. Terakhir, pilar-pilar utama seperti pemerintahan digital, ekonomi digital, dan masyarakat digital akan menjadi kunci keberhasilan visi Indonesia Digital 2045 dan Indonesia Emas 2045.
Tantangan dan Solusi
Meskipun terdapat progres signifikan, pemerataan akses digital masih menghadapi tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah kesenjangan digital antara daerah perkotaan dan pedesaan. Selain itu, kurangnya literasi digital di kalangan masyarakat juga menjadi hambatan. Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah perlu meningkatkan investasi dalam infrastruktur digital, serta meningkatkan program literasi digital untuk masyarakat.
Pemerintah juga perlu berkolaborasi dengan sektor swasta dan lembaga pendidikan untuk mengembangkan kurikulum dan program pelatihan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja di era digital. Dengan demikian, Indonesia dapat menghasilkan sumber daya manusia yang terampil dan siap menghadapi tantangan di era digital.
Program-program pemerintah seperti SATRIA-1 menunjukkan komitmen nyata untuk mengatasi kesenjangan digital. Namun, keberhasilan program ini bergantung pada koordinasi yang efektif antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pihak-pihak terkait lainnya. Pemantauan dan evaluasi secara berkala juga penting untuk memastikan program berjalan sesuai rencana dan mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Dengan komitmen dan strategi yang tepat, pemerataan akses infrastruktur digital di sekolah-sekolah Indonesia akan menjadi landasan yang kuat untuk mewujudkan visi Indonesia Digital 2045 dan Indonesia Emas 2045. Hal ini akan membuka peluang yang lebih besar bagi generasi muda Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan ekonomi dan sosial di era digital.