Tahukah Anda? Karya Henk Ngantung Jadi Saksi Bisu Seni dan Diplomasi Bangsa
Pameran temporer di Jakarta mengungkap peran Henk Ngantung, seniman dan mantan Gubernur DKI, dalam merekam sejarah serta diplomasi bangsa melalui karya-karyanya yang ikonik.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyoroti peran penting seniman sekaligus mantan Gubernur DKI Jakarta, Henk Ngantung, dalam sejarah perjuangan dan diplomasi bangsa. Pernyataan tersebut disampaikannya saat membuka pameran temporer bertajuk “Tokoh Henk Ngantung, Seni dan Diplomasi di Rumah Bersejarah”. Acara pembukaan pameran ini berlangsung di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, pada hari Sabtu.
Pameran ini secara khusus menampilkan puluhan karya Henk Ngantung yang secara visual menggambarkan berbagai momen penting dalam sejarah Indonesia. Koleksi yang dipamerkan mencakup sketsa-sketsa mendalam serta lukisan ikonik, termasuk karya berjudul Pemanah (The Archer). Lukisan ini memiliki nilai historis tinggi karena menjadi latar saat pembacaan proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Menurut Fadli Zon, pameran ini bukan sekadar ajang pameran seni biasa. Lebih dari itu, ia berfungsi sebagai dokumentasi visual yang merekam proses-proses diplomasi dan perjuangan panjang bangsa Indonesia. Kehadiran karya-karya Henk Ngantung memberikan perspektif unik tentang bagaimana seni dapat menjadi bagian integral dari narasi sejarah suatu negara.
Peran Henk Ngantung dalam Merekam Sejarah Bangsa
Henk Ngantung dikenal luas sebagai perupa yang memiliki keahlian luar biasa dalam menangkap ekspresi dan suasana melalui sketsa langsung di lokasi. Kemampuannya ini memungkinkan dia untuk merekam peristiwa bersejarah serta ekspresi dari tokoh-tokoh penting bangsa Indonesia pada masanya. Sosok-sosok seperti Soekarno, Mohammad Hatta, dan Sutan Sjahrir pernah menjadi objek sketsa-sketsanya yang mendalam.
Karya-karya Henk Ngantung menjadi saksi bisu berbagai peristiwa krusial dalam sejarah Indonesia. Beliau hadir di banyak momen penting, termasuk Perundingan Linggarjati, Perundingan Renville, hingga peristiwa di Kaliurang. Sketsa-sketsa yang dihasilkannya dari lokasi-lokasi tersebut tidak hanya berfungsi sebagai catatan artistik, tetapi juga sebagai sumber sejarah visual yang tak ternilai harganya.
Melalui pameran ini, Kementerian Kebudayaan berupaya mengangkat kembali sosok Henk Ngantung yang karyanya tidak hanya merekam sejarah, tetapi juga secara aktif menjadi bagian dari proses sejarah itu sendiri. Pameran “Tokoh Henk Ngantung, Seni dan Diplomasi di Rumah Bersejarah” menampilkan koleksi dan narasi yang berkaitan dengan ketokohan Henk Ngantung. Hal ini menunjukkan betapa berjasa dirinya dalam bidang seni dan diplomasi di era kemerdekaan Indonesia.
Henk Ngantung: Seniman dan Pembangun Jakarta
Selain perannya sebagai perupa yang merekam sejarah, Henk Ngantung juga memiliki kontribusi signifikan dalam pembangunan fisik ibu kota. Beliau berperan penting dalam desain monumen-monumen ikonik di Jakarta. Salah satu karyanya yang paling dikenal adalah Monumen Selamat Datang, yang dibangun atas instruksi langsung dari Presiden Soekarno.
Kontribusi Henk Ngantung dalam desain monumen menunjukkan bahwa peran seniman tidak hanya terbatas pada penciptaan karya dua dimensi. Mereka juga dapat menjadi arsitek visual yang membentuk lanskap kota dan merepresentasikan identitas bangsa. Monumen-monumen ini menjadi simbol penting yang terus mengingatkan masyarakat akan sejarah dan nilai-nilai perjuangan.
Fadli Zon menegaskan bahwa sosok pahlawan bangsa tidak hanya terbatas pada mereka yang mengangkat senjata melawan penjajah. Para seniman dan budayawan pada era kemerdekaan juga memiliki peran yang sangat vital dalam perjuangan. Henk Ngantung adalah contoh nyata bagaimana seni dan budaya dapat menjadi alat diplomasi yang kuat dan sarana perjuangan untuk kemerdekaan serta pembangunan bangsa.