Trivia: Perang Jawa Berlangsung 5 Tahun! Perpusnas Ajak Refleksi Nasionalisme Peringatan 200 Tahun Perang Jawa
Kepala Perpusnas E. Aminudin Aziz mengajak masyarakat merefleksikan nilai nasionalisme dalam peringatan 200 tahun Perang Jawa, sebuah perlawanan heroik terhadap kolonialisme.

Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia, E. Aminudin Aziz, baru-baru ini menyerukan pentingnya refleksi nasionalisme. Seruan ini disampaikan dalam rangka peringatan 200 tahun Perang Jawa yang heroik.
Menurutnya, peristiwa bersejarah ini menjadi cermin bagi bangsa Indonesia. Ini adalah panduan dalam menghadapi berbagai tantangan di era modern.
Peringatan ini juga menandai perlawanan rakyat terhadap ketidakadilan kolonial. Perang Jawa merupakan salah satu babak penting dalam sejarah perjuangan bangsa.
Makna dan Keteladanan Perang Jawa
Perpusnas diberi mandat untuk menghadirkan catatan peristiwa bersejarah melalui serangkaian peringatan 200 Tahun Perang Jawa. Peristiwa ini sejalan dengan nilai dasar perjuangan yang terkandung dalam perang tersebut.
Perang Jawa, atau dikenal juga sebagai Perang Diponegoro, merupakan bentuk jawaban rakyat terhadap ketidakadilan dan kesewenang-wenangan kaum kolonial saat menjajah negeri. Perlawanan yang dipimpin Pangeran Diponegoro ini berlangsung selama lima tahun.
Meskipun Pangeran Diponegoro akhirnya ditangkap dan diasingkan, ia sempat menulis Babad Diponegoro. Karya ini menjadi warisan berharga serta narasi mengenai ruh perjuangan yang tak lekang oleh waktu.
Pihak Perpusnas berharap melalui gelaran ini dapat membangun kecakapan literasi. Hal ini dilakukan melalui penguatan budaya baca, merawat pusaka warisan bangsa, dan membina perpustakaan se-Indonesia.
Strategi dan Dampak Perang Jawa
Perang Jawa yang terjadi 200 tahun lalu dikenal sebagai peristiwa heroik. Perang ini menjadi bukti nyata perlawanan kaum pribumi terhadap kesewenang-wenangan kaum kolonial.
Dengan menggunakan taktik gerilya yang memanfaatkan medan pegunungan dan hutan Jawa, Pangeran Diponegoro berhasil membuat pasukan Belanda kesulitan menangkapnya. Dukungan dari tokoh-tokoh penting seperti Kyai Mojo, Sentot Prawirodirdjo, dan Kerto Pengalasan semakin memperkuat perlawanan pada perang yang berlangsung dari tahun 1825 hingga 1830 itu.
Perang Jawa tidak hanya meninggalkan jejak sejarah yang signifikan dalam perjuangan rakyat Indonesia. Namun, peristiwa ini juga memberikan dampak besar bagi pemerintah kolonial Belanda, baik dari segi ekonomi, militer, maupun politik.
Pameran Khusus Peringatan Perang Jawa di Perpusnas
Dalam rangkaian kegiatan peringatan 200 Tahun Perang Jawa, Perpusnas akan menyelenggarakan sebuah pameran istimewa. Pameran ini menampilkan koleksi dari Museum Nasional, Keraton Yogyakarta, serta koleksi penting lainnya.
Beberapa koleksi yang akan dipamerkan meliputi replika pelana kuda dan keris Pangeran Diponegoro. Koleksi-koleksi ini memberikan gambaran langsung mengenai artefak yang terkait dengan perjuangan sang pangeran.
Pameran ini dijadwalkan berlangsung dari 20 Juli hingga 20 Agustus 2025. Pengunjung dapat melihat babak-babak penting terkait Pangeran Diponegoro, mulai dari Mustahar (masa kecil sang pangeran), Perang Sabil, Muslihat, hingga Lentera Bangsa.