Video Pendek: Ancaman bagi Minat Belajar Anak?
Frekuensi menonton video pendek dapat menurunkan minat belajar anak, mengganggu fokus, dan memicu masalah perilaku; orang tua perlu melakukan pengawasan dan menyediakan aktivitas alternatif.
![Video Pendek: Ancaman bagi Minat Belajar Anak?](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/06/230225.176-video-pendek-ancaman-bagi-minat-belajar-anak-1.jpg)
Tangerang, 6 Februari 2024 (ANTARA) - Sebuah temuan mengejutkan baru-baru ini mengemuka terkait dampak negatif video pendek terhadap minat belajar anak. Dokter spesialis jiwa dari Rumah Sakit Hermina Bitung, dr. Julian Raymond Irwen SpKJ, mengungkapkan kekhawatirannya tentang pengaruh konten-konten singkat dan cepat berganti seperti Reels Instagram terhadap perkembangan anak.
Dampak Negatif Video Pendek terhadap Perkembangan Anak
Menurut dr. Irwen, durasi singkat dan perubahan visual yang cepat pada video pendek menyebabkan hyperstimulasi pada anak. Kondisi ini mengganggu kemampuan fokus mereka, yang sangat krusial dalam proses pembelajaran. Anak yang terbiasa dengan stimulasi tinggi akan kesulitan berkonsentrasi pada satu objek dalam waktu lama, seperti saat mengikuti pelajaran di sekolah atau membaca buku. Mereka mungkin tampak sering menoleh ke kanan dan kiri saat diajak bicara, menunjukkan kurangnya fokus.
Lebih lanjut, dr. Irwen menjelaskan bahwa kecanduan gawai, yang sering dipicu oleh konsumsi video pendek berlebihan, dapat memicu gejala serupa dengan gangguan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Anak menjadi sulit fokus dan mudah terdistraksi. Minat membaca buku juga ikut menurun karena anak lebih tertarik pada visual yang menarik dan berwarna-warni pada video dibandingkan dengan buku pelajaran yang cenderung monoton.
"Anak jadi enggak tertarik dengan pembelajaran. Apalagi dengan fokus yang pendek, sedangkan untuk belajar itu pertama butuh fokus. Dikarenakan kontras yang terlalu tinggi, anak yang terbiasa dengan kontras yang tinggi dia jadi terlalu overstimulated dengan video-video itu," jelas dr. Irwen.
Solusi dan Pencegahan
Untuk mencegah dampak negatif tersebut, dr. Irwen menyarankan orang tua untuk aktif mendampingi anak dan mengawasi penggunaan gawai. Penting untuk membatasi waktu penggunaan gawai dan mengarahkan anak pada aktivitas positif lainnya. Membaca buku bersama, berolahraga, atau melakukan kegiatan menyenangkan lainnya dapat menjadi alternatif yang lebih bermanfaat.
Penggunaan aplikasi parental control juga disarankan untuk membatasi akses anak ke konten negatif seperti pornografi atau judi online. Dengan demikian, orang tua dapat lebih efektif dalam mengawasi dan melindungi anak dari potensi bahaya di dunia maya.
Gejala Kecanduan Gawai
Orang tua perlu mewaspadai beberapa gejala kecanduan gawai pada anak, antara lain: mudah tantrum ketika waktu bermain gawai dibatasi, perubahan emosi yang drastis, rela tidak tidur demi bermain gawai, dan kesulitan untuk berjauhan dari gawai. Jika anak menunjukkan gejala-gejala tersebut, orang tua perlu segera mengambil langkah intervensi untuk membantunya.
Kesimpulan
Kesimpulannya, meskipun video pendek dapat menjadi hiburan, konsumsi yang berlebihan dapat berdampak negatif pada perkembangan anak, terutama minat belajar dan kemampuan fokus. Peran orang tua sangat penting dalam mengawasi penggunaan gawai oleh anak dan menyediakan alternatif aktivitas yang lebih positif dan bermanfaat untuk pertumbuhan mereka. Penting untuk menciptakan keseimbangan antara hiburan digital dan aktivitas yang mendukung perkembangan kognitif dan emosional anak.