Wamenpar Dorong Pengenalan Karya Wisata untuk Siswa Sekolah Rakyat: Pentingnya Pariwisata Sejak Dini
Wakil Menteri Pariwisata mendorong program karya wisata bagi siswa Sekolah Rakyat. Mengapa pengenalan pariwisata sejak dini dianggap penting untuk masa depan mereka?

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Luh Puspa, baru-baru ini menyerukan pentingnya pengenalan kegiatan karya wisata bagi siswa Sekolah Rakyat. Permintaan ini disampaikan dalam kunjungannya ke Sekolah Rakyat Menengah Atas (SR MA) XXI di Surabaya, Jawa Timur. Inisiatif ini bertujuan untuk memperkenalkan industri pariwisata sejak usia dini kepada generasi muda.
Ni Luh Puspa menekankan bahwa kegiatan karya wisata bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga merupakan sarana penyegaran yang vital bagi para siswa. Terlebih lagi, sebagian besar siswa yang menempuh pendidikan di sekolah berasrama ini mungkin belum pernah memiliki kesempatan untuk berwisata sebelumnya. Oleh karena itu, pengalaman ini diharapkan dapat memperkaya wawasan mereka.
Kunjungan yang berlangsung pada Sabtu (09/8) tersebut menjadi momentum bagi Wamenparekraf untuk menyoroti potensi wisata di Jawa Timur. Provinsi ini dikenal memiliki beragam destinasi, mulai dari wisata alam yang memukau, situs sejarah yang kaya, hingga kuliner yang menggugah selera. Pengenalan destinasi ini diharapkan dapat memicu minat siswa terhadap sektor pariwisata.
Pentingnya Karya Wisata dalam Pembentukan Karakter Siswa
Kegiatan karya wisata memiliki peran krusial dalam mendukung pembentukan karakter siswa Sekolah Rakyat. Ni Luh Puspa menyoroti bahwa pengalaman berwisata dapat memberikan hiburan dan penyegaran yang sangat dibutuhkan. Ini penting setelah mereka menjalani rutinitas pendidikan dan kehidupan di asrama yang intensif.
Banyak siswa di Sekolah Rakyat berasal dari latar belakang yang kurang beruntung, sehingga kesempatan untuk berwisata menjadi pengalaman baru. Pengenalan pariwariwisata sejak dini dapat membuka wawasan mereka tentang kekayaan budaya dan alam Indonesia. Hal ini juga menumbuhkan rasa cinta tanah air.
Selain itu, kegiatan ini sejalan dengan empat pilar utama Sekolah Rakyat: kepemimpinan, keterampilan, nasionalisme, dan keagamaan. Karya wisata dapat menjadi medium efektif untuk mengembangkan keterampilan sosial dan kepemimpinan. Siswa belajar berinteraksi, merencanakan, serta menghargai keberagaman.
Sekolah Rakyat: Inisiatif Strategis untuk Masa Depan Bangsa
Sekolah Rakyat merupakan program pendidikan berasrama gratis yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto. Program ini secara khusus menyasar anak-anak dari keluarga miskin ekstrem. Tujuannya adalah memastikan mereka mendapatkan akses pendidikan berkualitas.
Ni Luh Puspa menjelaskan bahwa program ini tidak hanya fokus pada pendidikan akademik. Namun juga berupaya membentuk karakter unggul melalui empat pilar yang telah disebutkan. "Ini bukan hanya soal pendidikan, tapi soal masa depan bangsa," ujarnya, menekankan visi besar di balik inisiatif ini.
Program Sekolah Rakyat diluncurkan serentak pada 14 Juli 2025 di 63 titik lokasi di seluruh Indonesia. Rencananya, jumlah titik akan terus bertambah menjadi 100 pada Agustus 2025. Targetnya adalah mencapai 159 titik dengan total sekitar 15.000 siswa pada akhir tahun.
Model Sekolah Rakyat menggabungkan revitalisasi aset negara dan pembangunan baru di atas lahan 5–10 hektare. Fasilitas yang disediakan lengkap, termasuk asrama, jaminan gizi, layanan kesehatan, dan dukungan keluarga. Sistem digital terintegrasi juga digunakan untuk berbagai aspek operasional.
Kolaborasi Pariwisata dan Pendidikan: Harapan Masa Depan
Pentingnya kolaborasi antara sektor pariwisata dan pendidikan ditekankan oleh Dinda Anggi Winarta, salah satu guru dari Sekolah Rakyat XXI Surabaya. Ia berharap Kementerian Pariwisata dapat menjalin kerja sama erat dengan Sekolah Rakyat. Tujuannya adalah menghadirkan program kepariwisataan yang relevan.
Program-program semacam ini diyakini dapat memperkuat pengembangan keterampilan siswa secara signifikan. Dengan dukungan kepariwisataan, siswa akan mendapatkan pengalaman praktis yang berharga. Hal ini akan mempersiapkan mereka untuk berbagai peluang di masa depan.
Selain manfaat edukasi dan pengembangan diri bagi siswa, program Sekolah Rakyat juga memiliki dampak ekonomi yang luas. Inisiatif ini menyerap 2.000 guru dan 4.000 tenaga pendukung. Ini secara langsung menggerakkan roda ekonomi lokal di sekitar lokasi sekolah.