1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. SEHAT

Apa Itu False Memory?

Penulis : tari widiya astuti

21 Desember 2020 16:31

Mengenal False Memory atau Ingatan Palsu

Planet Merdeka - Psikolovers, pernahkah kalian mengingat sesuatu yang sebenarnya tidak pernah terjadi?  Jika pernah itu berarti kalian sedang mengalami false memory atau ingatan semu. Itu adalah sebuah kondisi saat kalian merasa sangat yakin bahwa yang kalian simpan dalam memori otak kalian adalah sebuah kejadian yang benar-benar terjadi. Ingatan semu atau Ingatan palsu adalah fenomena psikologi munculnya ingatan yang berbeda dari kejadian nyata atau tidak pernah terjadi.

        Menurut Johnson M. (2001), false memory merupakan pengalaman mental yang salah ditangkap sebagai kejadian yang benar-benar terjadi pada masa lalu seseorang. Memori bisa saja salah secara minor (misalnya seseorang yakin ia menyimpan kunci di dapur padahal sebenarnya ada di ruang tamu) maupun secara mayor yang bisa berpengaruh pada diri sendiri atau orang lain (misalnya salah mengingat siapa yang membuat suatu ide atau salah mengingat pelaku kejahatan). False memory dibentuk dari kumpulan ingatan akan peristiwa yang saling bertindihan. Memori sangat mudah salah. Kadang orang akan sangat percaya diri dengan memorinya, namun kepercayaan diri tersebut bukan jaminan bahwa apa yang dia ingat adalah sesuatu kejadian yang sebenarnya.

        Penyebab ingatan palsu adalah penerimaan sugesti, hoaks, atau kesalahan atribusi informasi. Dalam otak kita tersimpan banyak sekali memori atau ingatan tentang berbagai hal serta peristiwa yang pernah kita lalui, mulai dari ingatan tentang hal yang baru saja terjadi hingga ingatan sewaktu kita masih kecil. Apa sih ingatan itu? Irwanto (1999) mengungkapkan ingatan sebagai kemampuan untuk menyimpan informasi sehingga dapat digunakan lagi di masa yang akan datang sedangkan menurut Tulving (dalam Sternberg 2008) ingatan merupakan cara-cara yang dengannya kita mempertahankan dan menarik pengalaman-pengalaman dari masa lalu untuk digunakan saat ini. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa ingatan merupakan kemampuan kita untuk menyimpan suatu informasi atau pengalaman yang pernah kita alami. Ketika kita sedang meyakinkan sesuatu atau seseorang, seringkali kita menggunakan ingatan kita sebagai sumber dari dasar keyakinan tersebut namun apakah ingatan yang tersimpan di dalam otak kita itu selalu benar? Ingatan tidaklah selalu sama, ingatan dapat berubah seiring waktu berlalu juga melalui sugesti yang pada akhirnya dapat membentuk memori (ingatan) palsu[1]

       Seiring berkembangnya waktu memory palsu digunakan oleh para peneliti untuk alat treatment atau terapi. cara terapinya adalah dengan menyediakan berbagai pertanyaan dan pernyataan tentang hal-hal yang mengarah kearah consolidasi kesengajaan untuk melupakan memory. kasus traumatik sering dijadikan bahan kajian. dengan terapi yang intens maka dapat dihilangkan ingatan-ingatan traumatisnya. Akan tetapi segala yang positif itu pasti didampingi dengan negatif. setelah tadi yang dijelaskan diatas yaitu berupa hal-hal yang bersifat positif atau sisi positif memori palsu. sekarang akan dijelaskan tentang sisi negatif memory palsu. sisi negatif ini kelihatan ketika memory palsu digunakan sebagai ajang cuci otak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. mereka menggunakannya untuk menteror orang lain. Teroris seperti perilaku bom bunuh diri yang marak akhir-akhir ini. oleh karena itu perlulah para masyarakat berhati-hati dalam menghadapi hal ini. Dan para ilmuan juga peneliti harus lebih bertanggung jawab lagi tentang apa ilmu yang dimilikinya.[2]

      Dari penjelasan di atas kita dapat simpulkan bahwa memang ada berberapa ingatan dalam otak kita yang tidak benar-benar terjadi di kehidupan nyata. Untuk mencegah agar kita tidak terkena sindrom false memory kita harus bisa membentengi diri dari penerimaan sugesti, hoaks, atau kesalahan atribusi informasi. Walaupun false memori memiliki dampak yang posistif, tidak menutup kemungkinan kita akan merasakan dampak negatifnya juga.

 

 

Referensi
associatio, a. p. (2010). pembelajaran kognisi memori. jurnal psikologi eksperimental.

otgar, h. &. (2010). adaptive memory.

Smeets, H. O. (2010). Adaptive Memory: Survival Processing Meningkatkan True dan False. Jurnal Psikologi Eksperimental:, 1-8.

Smeets, H. O. (2014). Adaptive Memory: Survival Processing Meningkatkan True dan False. Jurnal Psikologi Eksperimental:, 1-8.

New Study Shows False Memories Affect Behavior – Association for Psychological Science – APS 

[1] otgar, h. &. (2010). adaptive memory.

 

 

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : tari-widiya-astuti

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya