1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. SEHAT

Para Manula dengan Penyakit Kronis Bisakah Divaksin?

Penulis : Yuli Astutik

12 November 2021 16:50

Tersebarnya berita terkait para manula dengan penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes tak diizinkan mendapat vaksin Covid-19 karena risiko efek samping memperoleh perhatian dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Juru bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi, mengungkapkan bahwa informasi itu sesat dan tidak benar.

2 dari 4 halaman

"Informasi seperti lansia dengan banyak komorbid sebaiknya tidak mendapatkan vaksin karena akan mengalami efek samping itu masih ada. Ini membuat lansia ragu untuk divaksin," katanya, mengutip dari ANTARA.

Penyampaian tentang informasi tidak benar ini pun datang dari dr. Dirga Sakti Rambe, seorang spesialis penyakit dalam dan pula pakar vaksin.

Ia mengungkapkan bahwa manula walaupun mengidap penyakit kronis seperti diabetes dan hipertensi tetap boleh mendapat vaksinasi, asalkan sudah disetujui oleh dokter.
3 dari 4 halaman

"Penyakit apapun termasuk penyakit kronis seperti gula, jantung, darah tinggi, dan kanker, itu semua boleh divaksin asal penyakitnya dalam kondisi terkontrol.

Artinya pasien rutin berobat ke dokter, tidak ada keluhan berarti, dan dokter mengeluarkan surat rekomendasi," katanya.

Berita yang cenderung hoax seperti ini yang membuat cakupan vaksinasi manula di Indonesia masih rendah.

Nadia mengatakan vaksinasi Covid-19 untuk lansia baru meraih 43 persen dari target 21,5 juta lansia yang menjadi sasaran.

"Ini berbanding terbalik dengan semua sasaran. Kalau semua sasaran tinggal 40 persen dari target yang belum divaksin," kata Nadia. Dilansir dari Suara.com.

Ia mengungkapkan baru 9,3 juta lansia yang telah menerima vaksin Covid-19 dosis pertama.

Sedangkan, pasien dengan usia di atas 59 tahun rawan menderita Covid-19 dengan tingkat yang lebih parah sampai mengalami kematian.

"Jadi kita berharap bahwa vaksinasi pada lansia ini minimal dosis pertama sampai akhir Desember 2021," kata Nadia.

Daripada itu, baru Provinsi DKI Jakarta, Bali, Yogyakarta, dan Kepulauan Riau yang telah memberikan vaksin Covid-19 dosis pertama kepada 50 persen lansia di daerahnya.

Di daerah lain, vaksinasi lansia baru mencapai 30 persen dari target, bahkan masih ada yang dibawah itu.

4 dari 4 halaman

"Di Aceh, Sumatera Barat, dan Papua, angka vaksinasi lansia sangat rendah, belum sampai 20 persen," imbuhnya.

Menurut Nadia, tingkat vaksinasi lansia yang rendah tersebut disebabkan antara lain oleh disinformasi yang diterima lansia sehingga mereka enggan divaksin.

Padahal stok vaksinasi untuk manula dipastikan aman oleh pemerintah lantaran kelompok ini merupakan prioritas penerima vaksin.

Vaksin untuk lansia pun sudah dijalankan sejak Maret 2021 saat warga negara dengan usia lebih muda belum mendapatkan akses vaksinasi.

"Sejak Maret 2021, beberapa inovasi sudah kita lakukan termasuk misalnya kalau kita mengantar dua orang lansia, kita bisa mendapat vaksinasi.

Saat itu vaksinasi usia non lansia, non tenaga kesehatan, dan non pekerja publik kan belum mulai," tandasnya.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : yuli-astutik

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya