Para Manula dengan Penyakit Kronis Bisakah Divaksin?
Penulis : Yuli Astutik
12 November 2021 16:50
Tersebarnya berita terkait para manula dengan penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes tak diizinkan mendapat vaksin Covid-19 karena risiko efek samping memperoleh perhatian dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Juru bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi, mengungkapkan bahwa informasi itu sesat dan tidak benar.
Penyampaian tentang informasi tidak benar ini pun datang dari dr. Dirga Sakti Rambe, seorang spesialis penyakit dalam dan pula pakar vaksin.
Ia mengungkapkan bahwa manula walaupun mengidap penyakit kronis seperti diabetes dan hipertensi tetap boleh mendapat vaksinasi, asalkan sudah disetujui oleh dokter.
"Penyakit apapun termasuk penyakit kronis seperti gula, jantung, darah tinggi, dan kanker, itu semua boleh divaksin asal penyakitnya dalam kondisi terkontrol.
Artinya pasien rutin berobat ke dokter, tidak ada keluhan berarti, dan dokter mengeluarkan surat rekomendasi," katanya.
Berita yang cenderung hoax seperti ini yang membuat cakupan vaksinasi manula di Indonesia masih rendah.
Nadia mengatakan vaksinasi Covid-19 untuk lansia baru meraih 43 persen dari target 21,5 juta lansia yang menjadi sasaran.
"Ini berbanding terbalik dengan semua sasaran. Kalau semua sasaran tinggal 40 persen dari target yang belum divaksin," kata Nadia. Dilansir dari Suara.com.
Ia mengungkapkan baru 9,3 juta lansia yang telah menerima vaksin Covid-19 dosis pertama.
Sedangkan, pasien dengan usia di atas 59 tahun rawan menderita Covid-19 dengan tingkat yang lebih parah sampai mengalami kematian.
"Jadi kita berharap bahwa vaksinasi pada lansia ini minimal dosis pertama sampai akhir Desember 2021," kata Nadia.
Daripada itu, baru Provinsi DKI Jakarta, Bali, Yogyakarta, dan Kepulauan Riau yang telah memberikan vaksin Covid-19 dosis pertama kepada 50 persen lansia di daerahnya.
Di daerah lain, vaksinasi lansia baru mencapai 30 persen dari target, bahkan masih ada yang dibawah itu.
Menurut Nadia, tingkat vaksinasi lansia yang rendah tersebut disebabkan antara lain oleh disinformasi yang diterima lansia sehingga mereka enggan divaksin.
Padahal stok vaksinasi untuk manula dipastikan aman oleh pemerintah lantaran kelompok ini merupakan prioritas penerima vaksin.
Vaksin untuk lansia pun sudah dijalankan sejak Maret 2021 saat warga negara dengan usia lebih muda belum mendapatkan akses vaksinasi.
"Sejak Maret 2021, beberapa inovasi sudah kita lakukan termasuk misalnya kalau kita mengantar dua orang lansia, kita bisa mendapat vaksinasi.
Saat itu vaksinasi usia non lansia, non tenaga kesehatan, dan non pekerja publik kan belum mulai," tandasnya.
- Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
- Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : yuli-astutik
-
Sosialisasi, Penempelan Rambu, dan Membuat Jalur Tangga Exit Di Pondok Pesantren AN-NUR Surabaya
-
619 Anak di Bantul Positif TBC Diduga Tertular dari Digendong dan Dicium
-
Perawatan Kulit Anti Penuaan Dini Berbahan Bunga Edelweiss dari Switzerland
-
Dr Hafiza Fikri Fadel Jelaskan Syarat Utama Merawat Kulit Wajah
KOMENTAR ANDA
Artikel Lainnya
-
Pentingnya aplikasi peduli lindungi pasca Covid 19
27 Mei 2022 14:41 -
Pasti Baru Tau, Ini kenapa Bayi Nangis Saat Lahir
9 Maret 2022 13:58 -
Jangan Panik, Pahami Jenis Kejang Dan Cara Mengatasinya
8 Maret 2022 22:04 -
Ingin Melahirkan Normal? Penuhi Syaratnya
8 Maret 2022 06:48 -
Tips Menjaga Kesehatan Mental, Agar Tidak Mudah Stress
7 Maret 2022 22:02 -
Jangan 'Terlewat' Makan Malam, Ini Manfaatnya
6 Maret 2022 06:32 -
23 Februari 2022 20:37
-
7 Kesalahan dalam Mendidik Psikis Anak
16 Januari 2022 18:22
Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.