1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. SEHAT

Pendidikan Karakter dan Moral

Penulis : Jihad Dhimas Prasety

23 Juli 2022 14:14

Karakter seorang individu terbentuk sejak dia kecil karena pengaruh genetik dan lingkungan sekitar. Proses pembentukan karakter, baik disadari maupun tidak, akan mempengaruhi cara individu tersebut memandang diri dan lingkungannya dan akan tercermin dalam perilakunya sehari-hari.
Universitas sebagai lembaga pendidikan tinggi adalah salah satu sumber daya yang penting.Sambil mengevaluasi tujuan kita, sangatlah penting untuk menyusun kurikulum yang secara jelas memuat pendidikan karakter. Namun, semakin singkatnya waktu studi serta mahalnya biaya pendidikan mendorong mahasiswa menjadi mahasiswa yang pragmatis dalam mencapai cita-citanya. Kegiatan akademik sangat menuntut konsentrasi mahasiswa sehingga porsi bagi kegiatan-kegiatan sosial menjadi semakin sedikit. Dorongan untuk berinteraksi secara sosial dengan sesama sangat kurang, padahal hal ini sangat penting dalam pembentukan karakter.Berdasarkan observasi singkat kepada para alumni, ditemukan bahwa banyak alumni yangternyata tidak siap terjun ke dunia kerja. Daya tahan dan kemampuan beradaptasi dalam lingkungan dan tekanan pekerjaan sering dikeluhkan sebagai kendala utama yang menghambat pengembangan karir.
Menyadari bahwa karakter individu tidak bisa dibentuk hanya melalui satu atau dua kegiatan saja, maka akan disusun kurikulum pembinaan karakter yang berkesinambungan danterintegrasi dalam perkuliahan, dimana proses tersebut juga melibatkan dosen, karyawan, dan lembaga lain dalam universitas, sehingga manfaat pembinaan karakter dapat dirasakan.
Character determines someone’s private thoughts and someone’s actions done. Good characteris the inward motivation to do what is right, according to the highest standard of behaviour, inevery situation”
(Hill, 2002).
Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat, dan bernegara dan membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Karakter yang menjadi acuan seperti yang terdapat dalamThe Six Pillars of Characteryang dikeluarkan oleh Character Counts! Coalition(a project of The Joseph Institute of Ethics).Enam jenis karakter yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Trustworthiness, bentuk karakter yang membuat seseorang menjadi: berintegritas, jujur, dan loyal
b.Fairness, bentuk karakter yang membuat seseorang memiliki pemikiran terbuka serta tidaksuka memanfaatkan orang lain.
c.Caring, bentuk karakter yang membuat seseorang memiliki sikap peduli dan perhatianterhadap orang lain maupun kondisi sosial lingkungan sekitar.
d.Respect, bentuk karakter yang membuat seseorang selalu menghargai dan menghormati orang lain.
e.Citizenship, bentuk karakter yang membuat seseorang sadar hukum dan peraturan serta peduli terhadap lingkungan alam.
f.Responsibility, bentuk karakter yang membuat seseorang bertanggung jawab, disiplin, dan selalu melakukan sesuatu dengan sebaik mungkin.
Sumber yang ada menunjukkan bahwa pendidikan karakter di beberapa negara dimulai sejak pendidikan dasar, seperti di Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan Korea.
Apakah ada bukti bahwa implementasi pendidikan karakter yang tersusun secara sistematis betul-betul memiliki efek positif dalam pencapaian akademis? Jawabannya ya. Berikut akandiberikan abstrak dari beberapa studi hasil pendidikan karakter di Amerika dan Cina.
Pemerintah Amerika sangat mendukung program pendidikan karakter yang diterapkan sejak pendidikan dasar. Hal ini terlihat pada kebijakan pendidikan tiap-tiap negara bagian yang memberikan porsi cukup besar dalam perancangan dan pelaksanaan pendidikan karakter. Hal ini bisa terlihat pada banyaknya sumber pendidikan karakter di Amerika yang bisa diperoleh.Kebanyakan, program-program dalam kurikulum pendidikan karakter tersebut menekankan pada experiental study sebagai sarana pengembangan karakter siswa.
The Monk Study. Dalam penelitiannya, Mr. Doug Monk dari Kingwood Middle School di Humble, Texas, membandingkan evaluasi para guru terhadap murid sebelum dan sesudah diimplementasikannya kurikulum Lessons in Character. Dalam kurikulum yang lebih banyak mengajak murid untuk berinteraksi dalam kegiatan-kegiatan sosial dan mengembangkan kepekaan mereka, telah memberikan dampak positif dalam perubahan cara belajar, kepedulian dan rasa hormat terhadap para staff sekolah, dan meningkatnya keterlibatan para murid secara sukarela dalam proyek-proyek kemanusiaan (Brooks, 2005).
Di negara Cina, dalam program reformasi pendidikan yang diinginkan oleh Deng Xiaoping pada tahun 1985, secara eksplisit diungkapkan tentang pentingnya pendidikan karakter: Throughout the reform of the education system, it is imperative to bear in mind that reform is forthe fundamental purpose of turning every citizen into a man or woman of character andcultivating more constructive members of society
(Li, 2005). Karena itu program pendidikan karakter telah menjadi kegiatan yang menonjol di Cina yang dijalankan sejak jenjang pra-sekolah sampai universitas.
Li Lanqing, seorang politikus dan birokrat Cina yang mempunyai pemahaman yang komprehensif dan mendalam tentang pendidikan menenkankan tentang bahayanya sistem pendidikan yang terlalu menekankan hapalan,drilling, dan cara mengajar yang kaku, termasuk sistem pendidikan yang berorientasi hanya untuk lulus dalam ujian. Sebagai hasilnya, Cina yang relatif baru bangkit dari keterpurukan ekonomi, sosial, dan budaya akibat Revolusi Kebudayaan yang dijalankan oleh Mao, bisa begitu cepat mengejar ketertinggalannya dan menjadi negara yang maju. Presiden Jiang Zemin sendiri pernah mengumpulkan semua anggota Politburo khusus untuk membahas bagaimana mengurangi beban pelajaran siswa melalui adopsi sistem pendidikan yang patut secara umur dan menyenangkan, dan pengembangan seluruh aspek dimensi manusia; aspek kognitif (intelektual), karakter, aestetika, dan fisik (atletik) (Li, 2005).

PERANCANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI JURUSAN TI – UK PETRA

Proses pendidikan karakter di Jurusan Teknik Industri (TI) selama ini belum banyak menyentuh pembinaan karakter mahasiswa. Pendidikan di perguruan tinggi hanyalah beberapatahun saja sebelum mahasiswa masuk ke dunia kerja, sehingga pendidikan dasar dan menengahyang seharusnya lebih banyak berperan dalam pendidikan karakter. Sayangnya pendidikankarakter di tingkat dasar sampai menengah sekolah-sekolah di Indonesia belum betul-betul mendapat tempat dibandingkan pendidikan akademis. Masih banyak sekolah yang walau menyadari bahwa karakter itu penting, belum melakukan pembinaan serius untuk mengembangkan karakter yang positif. Hal ini mengakibatkan input yang diterima perguruan tinggi bukanlah mahasiswa yang siap untuk dididik karakternya.
Belum membudayanya pendidikan karakter di Indonesia menjadi tantangan tersendiri bagiupaya pengembangannya. Hal ini menyebabkan baik pendidik maupun peserta didik belumterbiasa dengan model pendidikan karakter. Dibutuhkan komitmen yang kuat untuk bisamerancang dan melaksanakan program ini dengan efektif. Selain itu, sumber-sumber informasi yang tersedia lebih banyak mengacu model di negara lain yang budaya dan kebutuhannya relatif berbeda dengan Indonesia.
Pendidikan karakter penting bagi pertumbuhan individu menjadi manusia yang seutuhnya dan sebaiknya dilakukan sejak dini. Namun bukan berarti jika pendidikan dasar belum mengakomodasi pendidikan karakter, perguruan tinggi juga merasa tidak perlu untuk menyelenggarakannya. Penting bagi perguruan tinggi untuk tidak hanya memperhatikan kebutuhan kompetensi akademis mahasiswa, tapi juga pembinaan karakternya agar lulusan menjadi lulusan yang siap secara akademis dan berkarakter baik.
Keinginan jurusan TI UKP untuk membina karakter mahasiswa telah dituangkan ke dalam rencana strategisnya dan perancangan program yang sistematis dan terintegrasi sudah mulai dilakukan. Sebagai pilot project, dilakukan program live in dan pekan kepedulian. Hasil dari program ini memang tidak dapat langsung merubah karakter mahasiswa, namun telah memberikan warna positif dalam suasana perkuliahan. Untuk ke depannya, perancangan pendidikan karakter harus terus dilakukan dengan komitmen yang tinggi dan dilakukan usaha perbaikan terus menerus.

DAFTAR PUSTAKA
Brooks, D., 2005.Increasing Test Score and Character Education The Natural Connection, http://www.youngpeoplespress.com/Testpaper.pdf.

Hendra, M. Fransisca, 2003. “Identifikasi Karakter Mahasiswa Teknik Industri Universitas Kristen Petra dan Harapan Industri Terhadap Karakter dan Non-Technical Skill Lulusan . Skripsi Jurusan Teknik Industri,No: 01/0754/IND/2003, Universitas Kristen Petra,Surabaya.

Hill, T.A., 2005.Character First! Kimray Inc.,
http://www.charactercities.org/downloads/ publications/Whatischaracter.pdf.

Li, L., 2005.
Education for 1.3 Billion
. Pearson Education and China: Foreign LanguageTeaching & Research Press.

Zhao, Y.L., 2002.Extracurricular Activity: How Character Education in Conduct in China,http://www.tandl.vt.edu/IA/pdf/2002/Yalizhao.pdf.

--------, Moral Education in Early-Modern Japan, 1993, http://www/nanzanu.ac.jp/SHUBUN-KEN/publications/jjrs/pdf/402.pdf.

--------, Moral Education: The Korean Experience, 1996,
http://tigger.uic.edu/~Inucci/MoralEd/aotm/article8.html.

--------,CC! is Research Based, Proven Effective–The Evidence
, 2005.http://www.character-counts.org/doing/survey-reports.html.


  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : jihad-dhimas-prasety

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya