1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. SEHAT

Rayakan HAN 2022, Kemen PPPA dan APPNIA Gelar Nobar di Sekolah Darurat Kartini Ibu Kembar

Penulis : Ronin Alkaf

8 Agustus 2022 20:35

Mengingatkan semua pihak, untuk bersama-sama berkolaborasi, mengangkat harkat dan martabat anak-anak

Planet Merdeka - Asosiasi Perusahan Produk Bernutrisi untuk Ibu dan Anak atau APPNIA mendukung Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) dalam momen Perayaan Hari Anak Nasional (HAN) 2022. Dukungan itu diwujudkan APPNIA bersama Sekolah Darurat Kartini Ibu Kembar, dengan menggelar acara nonton bareng bersama siswa-siswi Sekolah Darurat Ibu Kembar yang berlokasi di Ancol, Jakarta Utara.

Dalam acara tersebut, anak-anak diberikan edukasi mengenai kesehatan, kebersihan, juga memberi semangat agar tetap hidup sehat dan optimis di tengah keterbatasan. Acara dihadiri sebagian besar anak-anak peserta didik Sekolah Ibu Kembar yang sangat antusias mengikuti acara puncak perayaan HAN 2022 yang disiarkan langsung dari Kebun Raya Bogor.

Adapun puncak perayaan HAN 2022 yang digelar oleh Kementerian PPPA dihadiri oleh Presiden RI, Joko Widodo dan diselenggarakan di Kebon Taman Teijsmann Kebun Raya Bogor mengusung tema “Anak Terlindungi, Indonesia Maju”.

Sri Rossyati (Rossy) dan Sri Irianingsih (Rian), pendiri Sekolah Ibu Kembar, menilai bahwa momen HAN 2022 mengingatkan semua pihak, untuk bersama-sama berkolaborasi, mengangkat harkat dan martabat anak-anak agar mendapat pendidikan dan perlindungan yang lebih baik. Apalagi, anak-anak yang tidak memiliki kemampuan ekonomi, seperti anak jalanan, perlu didukung semua pihak.

Sekolah Darurat Kartini Ibu Kembar bersyukur karena dapat ikut terlibat dalam momen HAN 2022 sekaligus merayakan HAN 2022 bersama anak-anak. Sri Rossyati berharap, lewat kegiatan bersama APPNIA, dapat mendorong anak-anak semakin semangat mencapai cita-cita, semakin mengerti pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan.

2 dari 3 halaman

Peningkatan status gizi.

Ketua Umum APPNIA, Vera Galuh Sugijanto menjelaskan, gelaran nonton bareng di Sekolah Daurat Kartini Ibu Kembar dimaksudkan untuk memberikan edukasi dan semangat kepada anak-anak, bahwa masih ada kita semua yang menyayangi mereka agar merekadapat tetap hidup sehat dan ceria di tengah keterbatasan. Hal ini juga sejalan dengan visi APPNIA untuk selalu hadir bersama pemerintah dan masyarakat untuk mengedepankan kesehatan anak.

"Melalui perayaan HAN 2022 bersama Sekolah Darurat Ibu Kembar, kami berharap dapat menjadi motivasi bagi anak-anak Indonesia untuk terus semangat menggapai cita-cita sehingga bisa menjadi generasi penerus bangsa yang tangguh," ujar Vera.

Disampaikan Vera, semua pihak perlu bersama-sama berkolaborasi untuk memberikan ruang tumbuh kembang anak. Pasalnya, kemajuan bangsa berkolerasi dengan perkembangan anak-anak. Menjaga akses kesehatan dan pendidikan untuk generasi emas anak-anak, akan lebih mendukung Indonesia semakin maju di masa depan.

Sesuai dengan visi organisasi, APPNIA terus membantu peningkatan status gizi masyarakat melalui layanan dan akses terhadap bahan pangan bergizi dan berkualitas dengan tetap mendukung program pemerintah dalam hal pemberian ASI eksklusif melalui berbagai kebijakan, serta mengedepankan etika bisnis.

Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) diselenggarakan setiap tahun pada tanggal 23 Juli, bertujuan untuk meningkatkan partisipasi seluruh komponen bangsa dan menguatkan daya ungkit program pemerintah dalam menjamin pemenuhan hak anak.

HAN jadi momen penting menggugah kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam menjamin pemenuhan hak anak. Hak anak yang dimaksud adalah hak untuk hidup, hak untuk tumbuh kembang, hak untuk mendapatkan perlindungan dari diskriminasi, dan hak untuk berpartisipasi

“Peringatan HAN sejatinya adalah untuk mengingatkan kita semua dan stakeholder yang terlibat baik itu dari kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dunia usaha, lembaga masyarakat, lembaga agama, serta rekan-rekan media atas komitmen bersama terhadap pemenuhan hak-hak anak," kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, beberapa waktu lalu.

Bintang mengingatkan, masyarakat perorangan maupun lembaga perlu untuk memberikan kepedulian di tengah-tengah masyarakat, kepada anak-anak.
3 dari 3 halaman

Mendukung kesehatan ibu dan anak.

Sebagai informasi, sejak berdiri 27 tahun lalu, APPNIA memiliki rekam jejak panjang dalam mendukung upaya Pemerintah Indonesia, terutama dalam pemenuhan gizi dan peningkatan kesehatan ibu dan anak dengan mengedepankan kegiatan pemasaran produk secara etis dan patuh terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Untuk mendukung kesehatan ibu dan anak, anggota APPNIA secara konsisten melakukan inovasi, peningkatan mutu dan fortifikasi produk dengan berbagai vitamin dan mineral pendukung sesuai kebutuhan seperti fortifikasi zat besi, yodium, zinc, vitamin A, asam folat, dan zat gizi lainnya.

Selain itu, sebagai mitra pemerintah, anggota APPNIA juga senantiasa melakukan berbagai program keberlanjutan dan community development yang berkolaborasi dengan berbagai mitra, diantaranya edukasi seimbang melalui Program Duta 1000 HPK (peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dan penguatan kesehatan ibu dan anak), Warung Anak Sehat, Intervensi Gizi bagi daerah stunting di NTT, Suplementasi dan Edukasi Gizi Seimbang, Healthy Kids & Kebun Sekolah, serta Mobil Unit Layanan Gizi Ibu & Anak.

Sementara, Sekolah Darurat Kartini Ibu Kembar merupakan sekolah darurat bagi anak-anak kaum marginal, yang lahir dari kepedulian Sri Rosyati (Rossy) dan Sri Irianingsih (Rian), dua guru kembar yang sejak 1990 silam mengabdikan diri mengajar anak-anak jalanan dan putus sekolah, tanpa menerima bayaran sepeser pun. Anak didik yang diajar mulai dari usia PAUD hingga SMA, yang seluruhnya berasal dari keluarga miskin ibu kota.

Sekolah yang berlokasi di pinggiran rel dan kolong jembatan, Kampung Walang, Jakarta Utara itu, sempat berpindah-pindah sebanyak lima kali, akibat terkena gusur pihak Pemprov DKI Jakarta. Seiring perjalanannya yang jatuh bangun, sekolah Kartini cukup banyak menerima sumbangan dari berbagai donatur. Saat ini jumlah murid yang terus bertambah hingga mencapai ratusan, menunjukkan betapa tingginya keinginan anak-anak kolong jembatan untuk menimba ilmu pendidikan. [*Ron]


  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : ronin-alkaf

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya