1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. SEHAT

Waspadai Obesitas Sentral dan Kenali Penyebabnya

Penulis : hendra budi

9 Maret 2022 20:29

Perut buncit mungkin sudah menjadi masalah bagi manusia sejak dulu. Tidak hanya tidak baik untuk tubuh dan mengganggu penampilan akan tetapi perut buncit ternyata juga bisa menjadi tanda obesitas sentral. Seperti masalah kesehatan yang sepele, namun hal ini sangat berisiko untuk meningkatkan beberapa penyakit kronis. Beberapa penyakit yang bisa terjadi antara lain penyakit kanker payudara, diabetes, penyakit batu empedu, penyakit jantung, sampai tekanan darah tinggi Sehingga masyarakat harus waspada akan hal ini

Mungkin sebagian orang belum mengetahui apa itu obesitas sentral? Obesitas sentral adalah istilah medis untuk menunjukkan perut buncit yang berlebihan. Menurut Kemenkes (Kementerian Kesehatan), pria dikatakan memiliki obesitas sentral apabila lingkar perutnya di atas 90 centimeter Sedangkan wanita disebut memiliki obesitas sentral apabila lingkar perutnya di atas 80 centimeter. Dilansir dari Verywell Health, cara untuk mengukur lingkar perut untuk mengetahui apakah seseorang terkena obesitas sentral atau tidak bisa dengan meteran elastis. Meteran elastis ini yang umumnya digunakan penjahit untuk mengukur tubuh. Cara mengunakan meteran untuk menakar bagian terluas perut bisa diukur di sekitar pusar dan di atas pinggul. Pastikan saat mengukur lingkar perut dalam kondisi sudah mengembuskan napas, atau saat perut rileks dan tidak menahan napas.

Lantas apa saja sih penyebab obesitas sentral? Umumnya penyebab utamanya berasal dari gaya hidup tidak sehat seperti pola makan tinggi kalori, kebiasaan mengonsumsi asupan manis, terlalu banyak duduk atau jarang bergerak, dan tidak pernah olahraga. Selain itu penumpukan lemak di perut juga bisa terjadi karena bertambahnya usia, seiring melambatnya proses metabolisme dan peningkatan lemak tubuh. Tak hanya itu, faktor keturunan juga ternyata membuat seseorang cenderung mengembangkan lemak di bagian tengah tubuh. Meskipun begitu para ahli menyebutkan bahwa faktor utama yang paling mempengaruhi perut buncit adalah gaya hidup yang tidak sehat. Berikut ini beberapa kebiasaan buruk yang dapat memicu terjadinya perut buncit:

2 dari 9 halaman

1. Mengkonsumsi gula berlebihan

Menurut Kementerian Kesehatan, setiap orang dianjurkan mengonsumsi gula sebanyak hanya 10 persen dari total energi sekitar 200 kkal, atau empat sendok makan, atau 50 gram per hari. Dilansir dari Healthline, konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan perut buncit. Gula tidak hanya berasal dari gula yang ditambahkan dalam minuman manis seperti es teh, es kopi susu gula aren, jus siap saji, minuman dalam kemasan, sampai soda tetapi juga terdapat dalam kue, roti, sejumlah camilan, biskuit, sirup jagung, makanan berpengawet, dll. Penelitian mengungkapkan, perut buncit pada orang yang menyukai mengonsumsi gula berlebihan bisa terjadi karena tingkat pembakaran lemak dan metabolisme tubuhnya cenderung melambat.

3 dari 9 halaman

2. Konsumsi lemak trans yang tinggi

Penyebab perut buncit lainnya yakni kebiasaan mengonsumsi asupan tinggi lemak trans. Beberapa contoh makanan yang mengandung lemak trans antara lain gorengan, mentega, margarin, kue yang dipanggang, keripik, kerupuk, biskuit, dll. Tidak hanya memicu perut buncit, lemak trans terbukti dapat menyebabkan peradangan, diabetes, sampai penyakit jantung.

4 dari 9 halaman

3. Kurang beraktifitas

Aktifitas yang minim atau dikarenakan malas bergerak juga dapat menyebabkan perut buncit dan obesitas. Terlebih jika seseorang kerap malas bergerak, banyak duduk, doyan rebahan, dan tak rutin berolahraga. Kombinasi beberapa hal tersebut membuat lemak di perut menumpuk dan memicu perut buncit. Meskipun memiliki jenis pekerjaan yang tidak membutuhkan banyak bergerak, sebaiknya tetap melakukan olahraga secara rutin.

5 dari 9 halaman

4. Kurang makan serat

Serat sangat penting untuk menjaga kesehatan dan mengontrol berat badan. Beberapa jenis serat dapat membuat tubuh awet kenyang, menstabilkan hormon lapar, dan mengurangi penyerapan kalori dari makanan. Penelitian juga menunjukkan, orang yang kekurangan serat cenderung punya nafsu makan berlebiahn dan punya perut buncit. Sebagai cara mengecilkan perut buncit, pastikan Anda mengonsumsi makanan berserat seperti biji-bijian, sayur, dan buah.

6 dari 9 halaman

5. Minim asupan protein

Penyebab perut buncit yang kerap tidak disadari adalah pola makan yang tidak seimbang dimana kurang asupan protein. Protein dapat membuat tubuh merasa kenyang, laju metabolisme meningkat, dan asupan kalori menurun. Penelitian observasional membuktikan, orang yang cukup makan protein risikonya terkena perut buncit jadi lebih kecil. Pastikan Anda memilih jenis protein sehat untuk dikonsumsi. Makanan sumber protein bisa didapatkan misalkan berasal dari ikan, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, tahu, tempe, sampai kacang-kacangan.

7 dari 9 halaman

6. Kurang tidur

Kebiasaan begadang dan tidur kurang dari lima jam per hari ternyata bisa jadi penyebab perut buncit. Begadang serta kurang tidur juga dapat menyebabkan perut buncit dan berat badan bertambah karena kebiasaan ini dekat dengan gaya hidup tak sehat seperti mengemil atau makan tengah. Melansir Medical News Today, tidur sangat penting untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan. Penelitian yang diterbitkan di Journal of Clinical Sleep Medicine menunjukkan, kaitan kurang tidur dan perut buncit. Jika Anda saat ini sedang bergelut dengan penumpukan lemak di perut, pertimbangkan untuk mengubah beberapa kebiasaan buruk penyebab perut buncit di atas. Selain itu, cara mengecilkan perut buncit juga wajib melibatkan menjaga pola makan bergizi seimbang dan rutin berolahraga setidaknya dua kali seminggu.

8 dari 9 halaman

7. Stres berlebihan

Penyebab perut buncit juga terkait dengan stres. Ketika stres, kelenjar adrenal akan mengeluarkan hormon kortisol. Produksi hormon kortisol secara berlebihan dapat menyebabkan penumpukan lemak, terutama di daerah perut. Pasalnya, sejumlah orang cenderung makan berlebihan saat stres. Kortisol lantas mengarahkan kelebihan kalori tersebut menumpuk menjadi lemak di perut. Kondisi tersebut utamanya dialami wanita yang memiliki ukuran pinggang lebar.

9 dari 9 halaman

Selain mengetahui penyebab-penyebab perut buncit perlu juga diketahui tentang bahaya perut buncit. Dilansir dari Harvard Health Publishing, tubuh memiliki dua jenis lemak, yakni lemak subkutan yang terletak di bawah kulit dan lemak visceral yang terletak di sekitar organ dalam. Bahaya obesitas sentral yang perlu diwaspadai adalah keberadaan lemak visceral yang menumpuk di perut. Kenapa berbahaya? Hal tersebut karena sel-sel lemak visceral dapat melepaskan produk metabolismenya langsung ke organ vital. Dampaknya, penumpukan lemak bisa terjadi di hati atau lever, pankreas, jantung, dan organ lainnya. Akumulasi asam lemak di sel tubuh yang tidak dirancang khusus untuk menampung lemak ini bisa menyebabkan gangguan organ, seperti:

· Meningkatkan risiko gagal hati,

· Meningkatkan risiko gagal jantung,

· Meningkatkan risiko gagal pankreas

· Mengganggu kinerja insulin

· Meningkatkan risiko penyakit diabetes

· Meningkatkan risiko penyakit kolesterol tinggi

· Menurunkan fungsi jantung atau memicu penyakit jantung

· Meningkatkan risiko organ-organ lain

Bahaya obesitas sentral tidak bisa di sepelekan sehingga ada baiknya Anda yang punya perut buncit berlebihan untuk waspada. Cara mengatasi obesitas sentral adalah mengontrol berat badan ke rentang yang ideal. Untuk mengetahui ideal tidaknya berat badan kita bisa menghitungnya dengan perhitungan Body Mass Index (BMI). Beberapa cara untuk mencapai berat badan ideal yakni menjaga pola makan sehat, aktif bergerak, dan rutin berolahraga setidaknya seminggu dua kali.

Perlu diperhatikan juga bahwa ketika menurunkan berat badan, Anda tidak bisa memilih untuk memangkas lemak di salah satu bagian tubuh. Lemak dibagian seluruh tubuh yang lain juga akan ikut menurun atau bisa jadi lemak diperut hanya berkurang sedikit. Sehingga bisa ditambahkan dengan olahraga yang fokus pada perut jika tumpukan lemak Anda banyak di perut. Meskipun begitu, setiap penurunan lingkar perut berdampak signifikan pada penurunan risiko penyakit kronis, seperti penyakit jantung. Jika perubahan gaya hidup sehat tidak cukup mengatasi obesitas sentral, berkonsultasi ke dokter agar diresepkan obat dan saran medis tepat sesuai kondisi tubuh juga bukan pilihan yang salah.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : hendra-budi

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya