Arema FC Gelar Dua Laga Kandang Tanpa Penonton di Blitar
Arema FC akan memainkan dua laga kandang melawan PSS dan PSIS di Stadion Soepriadi, Blitar, tanpa penonton karena alasan efisiensi anggaran dan penjualan tiket yang rendah.

Arema FC membuat keputusan yang cukup mengejutkan jelang dua laga kandang berikutnya. Klub berjuluk Singo Edan ini akan menjamu PSS Sleman dan PSIS Semarang di Stadion Soepriadi, Blitar, tanpa kehadiran para pendukung setianya, Aremania. Keputusan ini diambil karena pertimbangan efisiensi anggaran dan rendahnya penjualan tiket pada laga kandang sebelumnya.
Alasan di Balik Keputusan Berat
General Manager Arema FC, Yusrinal Fitriandi, menjelaskan bahwa menyelenggarakan pertandingan dengan penonton akan membutuhkan biaya tambahan yang signifikan untuk pengamanan, ground handling, dan tambahan personel panitia pelaksana pertandingan (panpel). "Jujur ini keputusan yang terasa sangat berat. Harus ada objek dalam operasional yang diefisiensikan," ujar Yusrinal dalam keterangannya di Malang, Jumat (14/2).
Pertandingan melawan PSS Sleman akan digelar pada Senin (17/2), disusul laga kontra PSIS Semarang pada Senin (24/2). Manajemen Arema FC telah mempertimbangkan matang-matang kebijakan ini dengan memprioritaskan pemenuhan kewajiban gaji dan bonus pemain.
Yusrinal menambahkan, penjualan tiket pertandingan kandang di Stadion Soepriadi memang terbilang minim, kecuali pada laga-laga besar atau big match. Hal ini menjadi pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan tersebut. Manajemen berharap keputusan ini dapat dipahami oleh seluruh Aremania.
Stadion Soepriadi dan Harapan Kembali ke Kanjuruhan
Pemilihan Stadion Soepriadi sebagai homebase sementara Arema FC di Liga 1 2024/2025 didasarkan pada lokasinya yang lebih dekat dengan Malang dibandingkan Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, yang digunakan pada musim lalu. Namun, harapan untuk meningkatkan animo Aremania dengan berpindah ke Blitar belum terwujud.
"Tidak cukup menutup biaya penyelenggaraan laga kandang, padahal upaya memindah homebase agar lebih dekat dengan Malang sudah dilakukan. Harapannya, saat berpindah ke Stadion Soepriadi, Kota Blitar, animo Aremania jauh lebih tinggi," jelas Yusrinal. Manajemen Arema FC berharap dapat kembali menggunakan Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, sebagai kandang utama.
Dengan kembali ke Kanjuruhan, diharapkan dukungan penuh dari Aremania dapat diberikan secara langsung. Dukungan tersebut dinilai sangat penting untuk menjaga eksistensi klub. "Setelah bermain di Stadion Kanjuruhan nanti Aremania bisa memberikan dukungan penuh. Karena itu jadi kontribusi nyata untuk menjaga eksistensi klub," tutup Yusrinal.
Dampak dan Harapan ke Depan
Keputusan ini tentu berdampak pada Aremania yang sudah rindu menyaksikan langsung tim kesayangannya bertanding. Namun, manajemen Arema FC berharap keputusan ini dapat dipahami sebagai langkah strategis untuk menjaga keberlangsungan klub. Mereka berharap dukungan Aremania tetap terjaga, meskipun tidak bisa hadir langsung di stadion.
Ke depannya, manajemen Arema FC akan terus berupaya untuk mencari solusi terbaik agar dapat kembali bermain di Stadion Kanjuruhan dengan dukungan penuh dari Aremania. Mereka juga akan terus mengevaluasi strategi penjualan tiket dan pengelolaan keuangan klub agar dapat lebih efisien dan berkelanjutan.