Popovic Kenang Pertemuannya dengan Kluivert: Rivalitas di Lapangan, Harapan untuk Indonesia
Pelatih Timnas Australia, Tony Popovic, mengenang pertemuannya dengan Patrick Kluivert, pelatih Timnas Indonesia, di Liga Australia dan Inggris, sekaligus berharap yang terbaik untuk Kluivert kecuali saat melawan Australia.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Pelatih Tim Nasional Australia, Tony Popovic, mengenang pertemuannya dengan Patrick Kluivert, pelatih Tim Nasional Indonesia. Pertemuan tersebut terjadi dua kali, pertama sebagai asisten pelatih di Liga Australia pada 30 Januari 2010, dan kedua sebagai pemain di Liga Inggris musim 2004/2005. Popovic mengingat pertemuan tersebut karena rivalitas mereka di lapangan, dan kini ia berharap yang terbaik untuk Kluivert dalam memimpin Timnas Indonesia, kecuali saat menghadapi timnya.
Kenangan Popovic akan pertemuannya dengan Kluivert bermula saat keduanya masih menjadi asisten pelatih di Liga Australia. Kala itu, Popovic menjadi asisten pelatih Sydney FC, sementara Kluivert menjabat sebagai asisten pelatih Brisbane Roar. Pertandingan yang mempertemukan kedua tim tersebut dimenangkan oleh Brisbane Roar dengan skor tipis 1-0 berkat gol Serginho van Dijk, pemain yang kemudian membela Timnas Indonesia pada tahun 2013. Popovic mengingat pertandingan tersebut sebagai bagian dari sejarah kariernya.
Tak hanya di Liga Australia, Popovic dan Kluivert juga pernah bertemu di Liga Inggris. Sebagai pemain, Popovic yang saat itu membela Crystal Palace berhadapan dengan Kluivert yang bermain untuk Newcastle United. Dalam dua pertemuan tersebut, Newcastle United berhasil menang 2-0 dengan satu gol dicetak Kluivert, dan satu laga berakhir imbang 0-0. Rivalitas di lapangan hijau tersebut menjadi kenangan tersendiri bagi Popovic.
Rivalitas di Lapangan Hijau
Popovic mengungkapkan kesan mendalamnya tentang Kluivert sebagai pemain sepak bola yang hebat. "Ya (saya mengingatnya). Anda punya banyak kenangan tentangnya sebagai pemain. Pesepakbola yang hebat," ujar Popovic dalam jumpa pers pra-laga yang disiarkan melalui YouTube Football Australia. Pernyataan ini menunjukkan rasa hormat Popovic terhadap kemampuan dan prestasi Kluivert selama berkarier sebagai pemain.
Lebih lanjut, Popovic juga berkomentar tentang karier kepelatihan Kluivert. Ia mengamati perkembangan Kluivert sebagai asisten pelatih dan kini sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia. "Sekarang kita melihatnya sebagai manajer Indonesia. Saya telah melihat apa yang telah dia lakukan dalam peran yang dia miliki sebagai asisten pelatih dan peluang yang dia miliki sebagai pelatih kepala. Dia akan punya idenya sendiri," kata Popovic. Hal ini menunjukkan bahwa Popovic mengikuti perkembangan karier Kluivert dengan seksama.
Meskipun pernah menjadi rival di lapangan, Popovic tetap memberikan dukungannya kepada Kluivert. Ia berharap Kluivert dapat membawa Timnas Indonesia meraih prestasi gemilang. Namun, dukungan tersebut tentu saja tidak berlaku saat Timnas Indonesia berhadapan dengan Timnas Australia. "Saya berharap yang terbaik untuknya, tetapi jangan besok," kata Popovic sembari tertawa. Ungkapan ini menunjukkan sportifitas dan persaingan sehat di antara keduanya.
Harapan untuk Timnas Indonesia
Pernyataan Popovic mengenai harapannya untuk Timnas Indonesia di bawah asuhan Kluivert menunjukkan adanya rasa optimisme terhadap sepak bola Indonesia. Dukungan dari pelatih kawakan seperti Popovic tentu menjadi suntikan motivasi bagi Kluivert dan Timnas Indonesia. Namun, tetap ada sisi kompetitif yang muncul, mengingat Popovic akan memimpin Timnas Australia untuk melawan Timnas Indonesia.
Pertemuan antara Popovic dan Kluivert, baik sebagai pemain maupun pelatih, menjadi bukti perjalanan panjang karier keduanya di dunia sepak bola. Kenangan dan rivalitas di masa lalu tidak menghalangi keduanya untuk saling menghormati dan menghargai. Justru, hal tersebut memperkaya pengalaman dan perspektif mereka dalam dunia sepak bola.
Secara keseluruhan, kisah pertemuan Popovic dan Kluivert ini memberikan perspektif menarik tentang persaingan dan persahabatan dalam dunia sepak bola profesional. Meskipun pernah menjadi rival, mereka tetap saling menghormati dan mengharapkan yang terbaik satu sama lain, kecuali saat bertanding.
Sebagai penutup, kisah ini juga menyoroti perkembangan sepak bola Indonesia, dengan kehadiran pelatih berpengalaman seperti Kluivert. Harapan akan prestasi Timnas Indonesia di masa mendatang pun semakin besar.