Andy Prayogo Juarai Indonesian Downhill 2025 di Kudus!
Andy Prayogo raih juara utama Indonesian Downhill 2025 di Kudus dengan catatan waktu menakjubkan, unggul atas kompetitornya.

Pebalap sepeda andal asal Indonesia, Andy Prayogo, berhasil menjadi juara pada kategori Men Elite kejuaraan balap sepeda downhill 76 Indonesian Downhill 2025 seri pertama. Kejuaraan bergengsi ini diselenggarakan di Ternadi Bike Park, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pada Minggu, 4 Mei 2025. Kemenangan Andy diraih setelah ia mencatatkan waktu tercepat, mengungguli para pesaingnya dalam babak final.
Andy, yang membela tim Polair DH Team, berhasil menyelesaikan lintasan dengan catatan waktu 2 menit 58,208 detik. Keberhasilan ini semakin istimewa karena ia sempat mengalami kendala pada babak kualifikasi, di mana rantai sepedanya lepas satu kilometer sebelum garis finis. Namun, dengan tekad dan kemampuannya, Andy mampu bangkit dan menunjukkan performa terbaiknya di babak final.
Kejuaraan ini menyajikan persaingan ketat antar atlet-atlet berbakat dari berbagai daerah di Indonesia. Lintasan di Ternadi Bike Park, dengan titik start di ketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut (dpl) dan finis di 600 dpl, memberikan tantangan tersendiri bagi para peserta. Kondisi lintasan yang kering pada babak final juga menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan para pembalap dalam menentukan strategi balapan.
Dominasi Andy Prayogo di Final Run
Andy Prayogo mengungkapkan kunci keberhasilannya di final run. "Alhamdulillah bisa menjadi yang tercepat pada final hari ini mengingat saat babak kualifikasi sempat lepas rantai 1 kilometer sebelum finis. Saya bisa bangkit dari hasil yang tidak maksimal kemarin," ujar Andy usai final run. Ia menambahkan bahwa kunci keberhasilannya adalah dengan mengerahkan kemampuan terbaik dan menyesuaikan setelan sepeda dengan kondisi lintasan yang kering.
Pada babak seeding run, Andy sempat mengalami kecelakaan akibat tekanan ban yang terlalu keras. Kejadian ini membuatnya sempat tak sadarkan diri beberapa saat. Namun, pengalaman tersebut justru menjadi pelajaran berharga baginya untuk menghadapi final run. "Catatan waktu saya juga sesuai prediksi bisa kurang dari 3 menit, karena pada kualifikasi dengan kondisi rantai lepas bisa 3 menit 04 detik," tambahnya.
Andy juga memuji trek di Ternadi Bike Park yang menurutnya sangat bagus. Kemenangan ini menjadi yang kedua kalinya bagi Andy di kelas Men Elite, setelah sebelumnya meraih juara pada tahun 2018. Pada tahun-tahun sebelumnya, ia pernah mengalami cedera yang cukup serius sehingga hanya mampu finis di posisi ke-10.
Riska Agustina Juara Women Elite
Sementara itu, di kategori Women Elite, Riska Agustina dari CSK Factory Team berhasil keluar sebagai juara dengan catatan waktu 3 menit 19,204 detik. Kemenangan ini menjadi penebus kegagalannya di seri tahun sebelumnya, di mana ia tercepat di seeding run namun gagal menjadi juara. Tahun ini, Riska berhasil menjadi yang tercepat di seeding run dan final run.
Riska berhasil unggul 9,64 detik atas Ayu Triya Andriana dari Polair DH Team yang berada di posisi kedua. Nilna Murni Ningtias dari Spartan Racing Team menempati posisi ketiga. "Saya senang sekali akhirnya dapat tampil maksimal dan menjadi juara setelah gagal dalam beberapa percobaan sebelumnya. Saat seeding run kemarin, saya merasa masih bisa menambah kecepatan di beberapa section dan berhasil memenuhi target itu. Terbukti, hari ini catatan waktu saya lebih cepat dibanding kemarin, mungkin itu kunci keberhasilan saya akhirnya bisa menjadi juara di Ternadi," ungkap Riska.
Agnes C. Wuisan dari 76 Rider, selaku penyelenggara, memberikan apresiasi kepada seluruh peserta atas performa dan semangat juang yang tinggi. Ia menilai persaingan di kejuaraan ini semakin ketat dan kompetitif, ditandai dengan catatan waktu yang semakin cepat dari tahun-tahun sebelumnya.
Apresiasi Penyelenggara dan Seri Selanjutnya
Agnes berharap tren positif ini akan berlanjut pada seri-seri berikutnya. Kejuaraan 76 Indonesian Downhill 2025 akan berlanjut di Klangon Bike Park, Sleman, DI Yogyakarta pada tanggal 8-10 Agustus mendatang. Keberhasilan penyelenggaraan seri pertama di Kudus menjadi bukti tingginya minat dan perkembangan olahraga balap sepeda downhill di Indonesia.
Dengan lintasan yang menantang dan persaingan yang ketat, kejuaraan ini diharapkan dapat terus melahirkan atlet-atlet berbakat dan mendorong perkembangan olahraga sepeda downhill di Tanah Air. Kejuaraan ini juga menjadi ajang untuk memperkenalkan keindahan alam Indonesia, khususnya di Kudus, Jawa Tengah, kepada masyarakat luas.