Fakta Menarik: Street Dance FORNAS 2025 Pikat Ribuan Penonton, Potensi Ekonomi Rp4 Triliun!
Street Dance FORNAS 2025 sukses memukau penonton di NTB. Simak bagaimana potensi ekonomi subsektor tari dan cheerleading di Indonesia bisa mencapai Rp4 triliun!

Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS) VIII 2025 sukses digelar di Taman Budaya Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Acara berlangsung pada tanggal 26-27 Juli 2025, menjadi sorotan utama bagi pecinta olahraga rekreasi dari seluruh penjuru negeri.
Cabang dancesport, breaking, dan street dance tampil sebagai daya tarik utama dalam perhelatan akbar ini. Ribuan penonton antusias menyaksikan langsung aksi-aksi memukau dari para atlet yang datang dari 18 provinsi seluruh Indonesia.
Kehadiran street dance khususnya, berhasil memikat perhatian banyak pihak, termasuk pejabat tinggi negara. Potensi besar olahraga ini tidak hanya terbatas pada aspek kompetisi, melainkan juga pada dampak ekonomi dan pembinaan generasi muda.
Antusiasme Tinggi dan Daya Tarik Street Dance
Street dance, dengan total 11 nomor yang dipertandingkan, terbukti menjadi magnet tersendiri di FORNAS VIII 2025. Para penonton memadati area pertunjukan, menunjukkan antusiasme luar biasa terhadap kreativitas dan energi yang ditampilkan oleh para peserta.
Ketua Umum Federasi Dancesport & Breaking Indonesia (FDBI), Ardiyansyah Djafar, menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah pusat terhadap ajang ini. Ia menyoroti bagaimana olahraga rekreasi masyarakat dapat memiliki nilai ekonomi yang signifikan.
Menurut Ardiyansyah, performing arts, khususnya tari, belum mendapat perhatian yang sepadan dengan potensinya di Indonesia. Padahal, subsektor ini menyimpan peluang besar untuk berkontribusi pada perekonomian nasional.
Potensi Ekonomi Subsektor Tari dan Dukungan Pemerintah
Ardiyansyah Djafar memproyeksikan bahwa potensi pasar untuk subsektor tari dan cheerleading di Indonesia bisa mencapai angka fantastis, yaitu Rp4 triliun. Angka ini didukung oleh data nilai pasar global sektor tari yang diperkirakan mencapai USD 3,22 miliar pada tahun 2025 dan melonjak menjadi USD 12,23 miliar pada tahun 2033.
Sebagai contoh konkret, Ardiyansyah menyebutkan akuisisi Varsity Brands, pemegang lisensi produk dan kompetisi cheerleading terbesar di dunia, oleh KKR dengan nilai mencapai USD 4,75 miliar pada akhir tahun 2024. Ini menunjukkan skala industri yang luar biasa di tingkat global.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menilai street dance sebagai seni olahraga yang sangat potensial, terutama di kalangan generasi muda. "Potensinya luar biasa. Saya pribadi menyukai olahraga dan sangat menikmati kreativitas anak-anak muda," ujar AHY.
AHY menekankan bahwa komunitas seperti street dance perlu terus didorong karena di negara maju, cabang ini terbukti memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Hal ini sejalan dengan pandangan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky.
Teuku Riefky menyoroti pentingnya pengembangan seni pertunjukan berbasis komunitas, khususnya yang berpotensi masuk dalam agenda budaya, pariwisata, dan representasi identitas daerah. "Kegiatan seperti ini menjadi sarana strategis dalam pembinaan generasi muda dan peningkatan kualitas seni pertunjukan — dari lokal hingga global," jelasnya.