Taufik Hidayat Kritik Atlet Bulu Tangkis: Kurang Terbuka dalam Evaluasi Pasca-BAC 2025
Wakil Ketua Umum PP PBSI, Taufik Hidayat, mengkritik atlet bulu tangkis Indonesia yang dinilai kurang terbuka dalam evaluasi pasca-Kejuaraan Bulu Tangkis Asia (BAC) 2025, sehingga hasil belum optimal meskipun fasilitas telah tersedia.

Jakarta, 15 April 2025 - Wakil Ketua Umum PP PBSI, Taufik Hidayat, melontarkan kritik pedas terhadap sebagian atlet bulu tangkis nasional. Taufik menilai para atlet kurang terbuka dalam proses evaluasi, terutama setelah penampilan kurang memuaskan di Kejuaraan Bulu Tangkis Asia (BAC) 2025. Keengganan atlet untuk jujur mengungkapkan kendala yang dihadapi menjadi sorotan utama.
Menurut Taufik, komunikasi yang terbuka sangat krusial untuk meningkatkan performa tim. Namun, kenyataannya, para pemain cenderung enggan menyampaikan kendala yang mereka hadapi secara jujur dan terbuka. "Kita sudah kumpulkan mereka untuk evaluasi, tapi ketika ditanya masalahnya apa, kok diam semua. Saya bingung juga," ungkap Taufik di Jakarta, Senin (14/4).
Kekecewaan Taufik semakin terlihat mengingat PBSI telah memberikan dukungan maksimal berupa fasilitas lengkap, termasuk pelatih berkualitas, pendanaan memadai, dan kontrak sponsor yang menguntungkan bagi atlet pelatnas. Namun, hasil yang kurang optimal membuat pengurus PBSI membutuhkan umpan balik langsung dan jujur dari para pemain untuk melakukan perbaikan.
Evaluasi Menyeluruh Pasca Piala Sudirman 2025
Taufik Hidayat menegaskan bahwa evaluasi menyeluruh terhadap performa tim bulu tangkis Indonesia akan dilakukan setelah Piala Sudirman 2025 di Xiamen, China (27 April - 4 Mei). Hasil evaluasi ini akan menentukan komposisi pemain untuk ke depannya. Bahkan, tidak menutup kemungkinan adanya pencoretan pemain jika hasil yang dicapai di Piala Sudirman tetap tidak memuaskan.
"Setelah Piala Sudirman, kami akan lihat lagi secara menyeluruh. Bukan hanya hasil satu turnamen, tapi juga rekam jejak mereka," tegas peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 tersebut. Evaluasi ini tidak hanya menyasar atlet, tetapi juga pelatih dan tim pendukung lainnya, baik dari sisi teknis maupun fisik.
Saat ini, tim bulu tangkis Indonesia tengah mempersiapkan diri menghadapi Piala Sudirman 2025. PBSI mengirimkan kombinasi pemain senior dan junior dengan target realistis lolos dari fase grup dan meraih posisi di podium. Target ini cukup menantang mengingat prestasi Indonesia di Piala Sudirman sebelumnya.
Sebagai informasi, Piala Sudirman merupakan kejuaraan beregu campuran yang diadakan setiap dua tahun sekali. Indonesia terakhir kali menjadi juara pada edisi perdana tahun 1989 di Jakarta. Pada edisi 2023 di Suzhou, China, Indonesia harus mengakui keunggulan tuan rumah dan terhenti di perempat final dengan skor 0-3.
Tantangan dan Harapan untuk Bulu Tangkis Indonesia
Dominasi China dalam Piala Sudirman juga menjadi catatan penting. China telah meraih 13 gelar juara, termasuk tiga edisi terakhir secara beruntun. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya persaingan di kancah internasional dan pentingnya evaluasi yang komprehensif bagi tim bulu tangkis Indonesia.
Kritik Taufik Hidayat diharapkan dapat menjadi momentum bagi para atlet untuk lebih terbuka dan jujur dalam mengevaluasi diri. Dengan adanya komunikasi yang efektif antara atlet, pelatih, dan pengurus PBSI, diharapkan performa tim bulu tangkis Indonesia dapat meningkat dan kembali berjaya di kancah internasional.
Kejuaraan bulu tangkis dunia menuntut kerja keras, dedikasi, dan evaluasi yang objektif. Semoga evaluasi pasca Piala Sudirman 2025 dapat menghasilkan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan prestasi bulu tangkis Indonesia di masa mendatang.