70 Tahun KAA: Dasasila Bandung, Pilar Perdamaian Dunia yang Makin Relevan
Dino Patti Djalal soroti relevansi Dasasila Bandung dalam mengatasi pelanggaran hukum internasional dan krisis kepercayaan global, memperingati 70 tahun Konferensi Asia Afrika.
Peringatan 70 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung menguak kembali relevansi Dasasila Bandung dalam menghadapi tantangan global terkini. Dino Patti Djalal, pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), menekankan pentingnya semangat Bandung dan Dasasila Bandung sebagai pedoman dalam navigasi politik internasional yang semakin kompleks. Acara 'Global History and Politics Dialogue' pada Selasa (15/4) menjadi wadah diskusi penting mengenai hal ini.
Dasasila Bandung, hasil KAA 1955, memuat prinsip-prinsip seperti penghormatan kedaulatan negara, non-intervensi, dan penyelesaian konflik secara damai. Semangat Bandung, yang diilhami oleh prinsip-prinsip tersebut, menekankan 'hidup dan membiarkan hidup' serta keterlibatan global yang setara. Menurut Dino, kedua hal ini semakin relevan di tengah meningkatnya pelanggaran hukum internasional dan krisis kepercayaan global.
Banyaknya pelanggaran aturan dan hukum internasional, termasuk yang menyangkut kedaulatan negara, menjadi sorotan utama. Dino mencontohkan pernyataan Presiden AS Donald Trump yang ingin mengklaim Greenland dan menjadikan Kanada bagian dari AS sebagai pelanggaran terhadap Piagam PBB dan semangat Dasasila Bandung.
Dasasila Bandung: Benteng Terhadap Pelanggaran Hukum Internasional
Dino Patti Djalal menyoroti meningkatnya pelanggaran terhadap prinsip-prinsip dasar Dasasila Bandung dalam konteks global saat ini. Ia menekankan bahwa banyak negara mengabaikan prinsip-prinsip seperti penghormatan kedaulatan dan integritas teritorial negara lain. Situasi ini, menurutnya, menciptakan krisis kepercayaan terhadap sistem internasional berbasis aturan.
Penerapan standar ganda dalam hukum internasional juga menjadi perhatian. Aturan yang berlaku untuk sebagian negara, tetapi tidak untuk negara lain, menciptakan ketidakadilan dan memicu ketidakpercayaan. Kondisi ini, menurut Dino, merupakan ancaman serius bagi stabilitas sistem internasional.
Oleh karena itu, peringatan 70 tahun KAA seharusnya menjadi momentum untuk kembali menegaskan komitmen terhadap Semangat Bandung dan Dasasila Bandung. Prinsip-prinsip tersebut, menurut Dino, harus dihidupkan kembali dan diterapkan secara konsisten dalam sistem internasional.
Menghidupkan Kembali Semangat Bandung di Era Globalisasi
Dalam konteks global saat ini, yang ditandai oleh kompleksitas hubungan internasional dan meningkatnya nasionalisme, semangat dan prinsip-prinsip Dasasila Bandung menjadi semakin krusial. Penerapan standar ganda dan pelanggaran terhadap kedaulatan negara semakin sering terjadi, mengikis kepercayaan terhadap sistem internasional yang berbasis aturan.
Dasasila Bandung menawarkan kerangka kerja yang komprehensif untuk mengatasi tantangan tersebut. Prinsip-prinsipnya, seperti penghormatan terhadap kedaulatan negara, non-intervensi, dan penyelesaian konflik secara damai, merupakan landasan penting untuk membangun hubungan internasional yang lebih adil dan harmonis.
Dengan mengingat kembali dan menerapkan prinsip-prinsip Dasasila Bandung, negara-negara di dunia dapat menciptakan sistem internasional yang lebih adil dan berkelanjutan. Hal ini akan membantu mencegah konflik dan mendorong kerja sama internasional yang lebih efektif.
Isi Dasasila Bandung: Panduan Menuju Perdamaian Dunia
Dasasila Bandung terdiri dari sepuluh poin penting yang menjadi landasan bagi hubungan internasional yang damai dan saling menghormati. Berikut adalah poin-poin tersebut:
- Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat di dalam Piagam PBB
- Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa
- Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa, besar maupun kecil
- Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soalan-soalan dalam negeri negara lain
- Menghormati hak-hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian ataupun kolektif yang sesuai dengan Piagam PBB
- Tidak menggunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu negara besar dan tidak melakukannya terhadap negara lain
- Tidak melakukan tindakan-tindakan ataupun ancaman agresi maupun penggunaan kekerasan terhadap integritas wilayah maupun kemerdekaan politik suatu negara
- Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrasi, ataupun cara damai lainnya, menurut pilihan pihak- pihak yang bersangkutan sesuai dengan Piagam PBB
- Memajukan kepentingan bersama dan Kerja sama
- Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional.
Penerapan konsisten dari prinsip-prinsip ini sangat penting untuk menciptakan dunia yang lebih damai dan adil bagi semua bangsa.
Peringatan 70 tahun KAA menjadi momentum penting untuk kembali menegaskan komitmen terhadap nilai-nilai luhur Dasasila Bandung. Dengan menghidupkan kembali semangat dan prinsip-prinsip tersebut, dunia dapat membangun tatanan internasional yang lebih adil, damai, dan berkelanjutan.