Akupuntur: Meningkatkan Kualitas Hidup Pasien Kanker
Dokter paparkan peran akupuntur dalam mengurangi efek samping pengobatan kanker seperti nyeri dan mual, serta meningkatkan kualitas hidup pasien, meskipun bukan sebagai pengobatan utama tumor.
Jakarta, 17 Februari 2024 - Sebuah terobosan dalam penanganan kanker disampaikan oleh Dokter spesialis akupuntur Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON), dr. Imtiaz A. Surapaty. Beliau menjelaskan bahwa akupuntur dapat berperan signifikan dalam meningkatkan kualitas hidup pasien kanker. Metode pengobatan alternatif ini terbukti efektif dalam meringankan nyeri dan berbagai efek samping pengobatan kanker lainnya, menjadikannya terapi paliatif yang menjanjikan.
Akupuntur sebagai Terapi Paliatif Kanker
Dalam siaran pers Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr. Imtiaz menjelaskan bahwa kemoterapi dan kemoradiasi, meskipun efektif dalam melawan sel kanker, seringkali menimbulkan efek samping yang signifikan. Mual, muntah hebat, dan kelelahan adalah beberapa di antaranya. Akupuntur medis hadir sebagai solusi untuk mengatasi gejala-gejala tersebut, meningkatkan kenyamanan dan kualitas hidup pasien yang sedang menjalani pengobatan berat.
"Tetapi kalau untuk tumornya sendiri ataupun misalkan ada benjolan, nah itu akupuntur bukan ranah di sana untuk pengobatannya. Jadi sebaiknya memang dikombinasikan antara terapi farmakologi, yang obat, dan juga non-farmakologi," jelasnya. Artinya, akupuntur bukanlah pengganti pengobatan utama kanker, melainkan terapi pendukung yang melengkapi pengobatan medis konvensional.
Mekanisme Akupuntur dan Manfaatnya
dr. Imtiaz menjelaskan mekanisme kerja akupuntur. Penusukan jarum pada titik-titik akupuntur tertentu merangsang tubuh untuk menghasilkan beta endorfin. Senyawa ini berperan penting dalam mengurangi rasa sakit dan meningkatkan relaksasi, sehingga pasien dapat merasa lebih nyaman dan tenang selama menjalani pengobatan.
Terapi ini menawarkan harapan bagi pasien kanker dari berbagai usia. Namun, dr. Imtiaz menekankan pentingnya beberapa pertimbangan. Akupuntur tidak direkomendasikan pada kondisi kegawatdaruratan, pasien dengan gangguan pembekuan darah, atau pasien dengan demam tinggi (di atas 39-40 derajat Celcius).
Prosedur dan Efek Samping Akupuntur
Untuk hasil optimal, dr. Imtiaz menyarankan pasien untuk makan dan tidur cukup sebelum menjalani terapi akupuntur. Terapi idealnya dilakukan dua kali seminggu, dengan satu seri terdiri dari 10 sesi. Jika terdapat kendala, 6 sesi pun masih memberikan manfaat. Terapi akupuntur dapat dilakukan 1-7 hari sebelum kemoterapi atau kemoradiasi untuk meminimalkan efek samping pengobatan utama.
Meskipun umumnya aman, akupuntur dapat menimbulkan beberapa efek samping ringan, seperti memar di sekitar titik akupuntur, rasa ngilu, atau infeksi. Namun, dengan memperhatikan aspek keselamatan pasien dan higienitas yang ketat, risiko infeksi dapat diminimalisir.
Kesimpulan
Akupuntur menawarkan pendekatan holistik dalam meningkatkan kualitas hidup pasien kanker. Dengan mengurangi efek samping pengobatan dan meningkatkan kenyamanan pasien, akupuntur berperan sebagai terapi pendukung yang berharga. Namun, penting untuk diingat bahwa akupuntur bukanlah pengganti pengobatan utama kanker dan harus dikombinasikan dengan terapi medis konvensional. Konsultasi dengan dokter sangat penting sebelum memulai terapi akupuntur.