Antisipasi Lonjakan Pemudik, Sistem Tiba Bongkar Berangkat (TBB) Siap Diterapkan di Pelabuhan Merak
Sistem Tiba Bongkar Berangkat (TBB) akan diterapkan di Pelabuhan Merak untuk mengurai kepadatan arus balik Lebaran 2025 jika terjadi lonjakan pemudik dari Pelabuhan Bakauheni.
Sistem Tiba, Bongkar, Berangkat (TBB) akan diterapkan di Pelabuhan Merak, Banten, sebagai langkah antisipasi kepadatan arus balik Lebaran 2025. Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Banten, Kombes Pol. Leganek Mawardi, menyatakan hal ini sebagai salah satu skema rekayasa lalu lintas untuk mengurai kepadatan yang diprediksi terjadi pada Sabtu malam di Pelabuhan Merak. Sistem ini akan diterapkan di Dermaga 4, 5, dan 7, dengan kendaraan tidak dimuat dari arah Merak.
Puncak arus balik di Pelabuhan Merak diprediksi terjadi pada Sabtu malam. Selain sistem TBB, rekayasa lalu lintas lain yang disiapkan meliputi skrining kendaraan yang tiba untuk kemudian dialirkan ke jalur arteri atau tol. Kendaraan roda empat dari Dermaga 1, 2, 3, 4, dan Eksekutif akan diarahkan melalui jalur layang (flyover) menuju Tol Merak, sedangkan kendaraan roda dua dari Dermaga 5 dan 7 akan ditampung di Pelabuhan Indah Kiat sebelum diarahkan ke jalur arteri melalui flyover. Polisi akan mengawal arus kendaraan hingga perbatasan Cilegon.
Prediksi kepadatan arus balik ini juga diperkuat oleh Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Heru Widodo, yang memperkirakan puncak arus balik di Pelabuhan Bakauheni terjadi pada Sabtu malam. Hingga pukul 16.30 WIB, sekitar 30 ribu masyarakat telah melakukan reservasi untuk kembali ke Pulau Jawa, dengan prediksi jumlah kendaraan yang akan menyeberang mencapai lebih dari 35 ribu. ASDP telah menyiapkan strategi khusus, termasuk penerapan sistem TBB di Pelabuhan Bakauheni, di mana beberapa kapal hanya membongkar muatan dan langsung kembali ke Bakauheni untuk mengurangi penumpukan.
Rekayasa Lalu Lintas Antisipasi Kemacetan Arus Balik
Kepolisian Daerah Banten telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mengantisipasi kemacetan di Pelabuhan Merak selama arus balik Lebaran 2025. Salah satu strategi utama adalah penerapan sistem Tiba, Bongkar, Berangkat (TBB) di dermaga-dermaga tertentu di Pelabuhan Merak. Sistem ini akan diterapkan jika terjadi lonjakan jumlah kendaraan yang datang dari Pelabuhan Bakauheni.
Penerapan sistem TBB bertujuan untuk mempercepat proses bongkar muat dan mengurangi waktu tunggu kendaraan di pelabuhan. Dengan demikian, diharapkan dapat meminimalisir potensi kemacetan yang dapat terjadi akibat lonjakan jumlah kendaraan. Selain itu, sistem ini juga akan dipadukan dengan rekayasa lalu lintas lainnya untuk mengoptimalkan arus kendaraan keluar dari Pelabuhan Merak.
Pihak kepolisian juga akan melakukan skrining kendaraan untuk memastikan kelancaran arus lalu lintas. Skrining ini akan dilakukan sebelum kendaraan memasuki jalur arteri atau tol. Hal ini bertujuan untuk memisahkan kendaraan yang akan menuju ke arah yang berbeda, sehingga dapat menghindari terjadinya penumpukan kendaraan di satu titik.
Sebagai bagian dari rekayasa lalu lintas, kendaraan roda empat akan diarahkan melalui jalur layang (flyover) menuju Tol Merak, sedangkan kendaraan roda dua akan diarahkan melalui jalur arteri. Pengaturan ini bertujuan untuk memisahkan arus kendaraan roda empat dan roda dua, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan kelancaran arus lalu lintas.
Koordinasi Antar Instansi untuk Kelancaran Arus Balik
Koordinasi yang intensif antara PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Kepolisian Daerah Banten, dan instansi terkait lainnya menjadi kunci keberhasilan dalam mengantisipasi lonjakan pemudik selama arus balik Lebaran 2025. Kerja sama ini memastikan kesiapan infrastruktur dan strategi yang tepat untuk mengatasi potensi kepadatan di Pelabuhan Merak dan Bakauheni.
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) telah memprediksi jumlah pemudik yang akan menyeberang dari Pelabuhan Bakauheni menuju Pelabuhan Merak. Prediksi ini menjadi dasar perencanaan dan pengambilan keputusan dalam menentukan strategi yang tepat untuk mengelola arus balik. Dengan adanya prediksi ini, pihak terkait dapat mempersiapkan sumber daya manusia dan peralatan yang dibutuhkan untuk menangani lonjakan pemudik.
Koordinasi yang baik juga memastikan informasi yang akurat dan tepat waktu dapat disampaikan kepada masyarakat. Informasi ini sangat penting bagi para pemudik agar mereka dapat merencanakan perjalanan dengan lebih baik dan menghindari potensi kemacetan. Transparansi informasi juga dapat mengurangi kecemasan dan kekhawatiran masyarakat selama perjalanan arus balik.
Dengan adanya koordinasi yang baik dan strategi yang tepat, diharapkan arus balik Lebaran 2025 dapat berjalan lancar dan aman. Kerja sama antar instansi ini menunjukkan komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat selama musim mudik dan balik Lebaran.
"Kami prediksi pada hari ini atau H+4 Lebaran itu adalah arus balik masyarakat dari Sumatera ke Pulau Jawa. Jadi malam ini kami prediksi jadi puncak arus balik libur Lebaran," kata Heru Widodo, Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero).
Kesimpulan
Antisipasi lonjakan pemudik pada arus balik Lebaran 2025 di Pelabuhan Merak dilakukan dengan berbagai strategi, termasuk penerapan sistem Tiba, Bongkar, Berangkat (TBB) dan rekayasa lalu lintas lainnya. Koordinasi antar instansi terkait sangat penting untuk memastikan kelancaran arus balik dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.