ASDP dan BMKG Jalin Sinergi, Antisipasi Lonjakan Penumpang Arus Balik Lebaran 2025
ASDP dan BMKG berkolaborasi untuk memastikan kelancaran arus balik Lebaran 2025 di Banyuwangi, dengan langkah strategis mengantisipasi cuaca buruk dan kepadatan penumpang.
Banyuwangi, 3 April 2025 - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bekerja sama untuk memastikan kelancaran arus mudik dan balik Lebaran 2025. Kerja sama ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, khususnya di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur. Kolaborasi ini difokuskan pada antisipasi peningkatan jumlah penumpang dan kendaraan, serta potensi cuaca buruk yang dapat mengganggu perjalanan.
Direktur Keuangan, Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko PT ASDP Indonesia Ferry, Djunia Satriawan, menyatakan bahwa koordinasi yang baik selama arus mudik telah terbukti efektif. "Koordinasi yang baik selama periode mudik telah memastikan kelancaran operasional meskipun ada peningkatan jumlah penumpang dan kendaraan," ujarnya saat kunjungan kerja ke Pelabuhan Ketapang.
ASDP berharap tren positif ini berlanjut hingga arus balik. Mereka berkomitmen untuk mendukung keamanan dan kenyamanan perjalanan pengguna jasa penyeberangan. Peningkatan signifikan jumlah penumpang pada arus balik H+1 Lebaran di Ketapang menuju Gilimanuk, Bali, menjadi bukti pentingnya antisipasi dan koordinasi yang matang.
Antisipasi Cuaca Buruk dan Kepadatan Penumpang
Kunjungan kerja bersama Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, ke Pelabuhan Ketapang menghasilkan langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi potensi peningkatan gelombang, kecepatan arus, dan kecepatan angin. Sistem peringatan dini akan diperkuat melalui prosedur operasional standar (SOP) gabungan antara BMKG, ASDP, dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) setempat.
ASDP juga memprioritaskan optimalisasi kantong parkir untuk menghindari kepadatan di pelabuhan. "Di Pelabuhan Ketapang, kendaraan penumpang akan diarahkan ke zona penyangga (buffer zone) Pantai Grand Watudodol, Dermaga Bulusan, kendaraan barang ke Lapangan Sepak Bola Areba dan Terminal Sri Tanjung," jelas Djunia Satriawan.
Sebagai langkah preventif, ASDP dan BMKG berencana memasang radar maritim di pelabuhan. Radar ini akan mendeteksi kecepatan arus, angin, dan tinggi gelombang secara real-time. Dengan sistem ini, respons terhadap perubahan kondisi cuaca dapat dilakukan lebih cepat dan tepat, meminimalisir dampak buruk terhadap perjalanan.
BMKG Perkuat Manajemen Risiko
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menekankan pentingnya memperkuat manajemen risiko menghadapi puncak arus balik Lebaran 2025. "Puncak arus balik penyeberangan Ketapang-Gilimanuk yang akan menyeberang puluhan ribu orang, sehingga kami pun harus memperkuat manajemen risikonya," katanya. Hal ini menunjukkan keseriusan BMKG dalam mendukung kelancaran arus balik dan keselamatan para penumpang.
Kerja sama yang solid antara ASDP dan BMKG ini menjadi contoh nyata sinergi antar lembaga pemerintah dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Dengan langkah-langkah antisipasi yang telah disiapkan, diharapkan arus balik Lebaran 2025 dapat berjalan lancar, aman, dan nyaman.
Peningkatan signifikan jumlah penumpang pada arus balik H+1 Lebaran, yaitu sebanyak 43.765 penumpang yang menyeberang dari Ketapang ke Gilimanuk, menjadi bukti nyata perlunya kesiapan yang matang dalam menghadapi lonjakan penumpang selama periode mudik dan balik Lebaran.