ASEAN Apresiasi Kontribusi Kamboja di Bawah Kepemimpinan Hun Sen
Sekretaris Jenderal ASEAN, Kao Kim Hourn, memberikan apresiasi tinggi atas kontribusi Kamboja terhadap ASEAN selama kepemimpinan Hun Sen, mencatat peran penting negara tersebut dalam perdamaian regional dan pembangunan komunitas ASEAN.
Jakarta, 5 Mei 2024 - Sekretaris Jenderal Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Kao Kim Hourn, menyampaikan apresiasi mendalam atas kontribusi Kamboja selama kepemimpinan mantan Perdana Menteri Hun Sen. Apresiasi ini disampaikan dalam acara peringatan 26 tahun aksesi Kamboja ke ASEAN di Jakarta, Senin. Acara tersebut menandai perjalanan panjang Kamboja sebagai anggota ASEAN dan peran signifikannya dalam membentuk organisasi regional ini.
Kao Kim Hourn menekankan bahwa Kamboja telah secara aktif memanfaatkan keanggotaannya di ASEAN untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, sekaligus berkontribusi pada terciptanya komunitas ASEAN yang damai, sejahtera, dan tangguh. Keanggotaan Kamboja telah membawa dampak positif bagi kawasan, memperkuat kerja sama regional, dan mendorong stabilitas politik dan ekonomi.
Dalam sambutannya, Kao menuturkan, "Kamboja tidak hanya menjadi anggota yang bertanggung jawab dari Komunitas ASEAN, tetapi juga telah memainkan peran konstruktif dan aktif dalam meningkatkan perdamaian, stabilitas, pertumbuhan ekonomi, dan kohesi sosial regional." Pernyataan ini menggarisbawahi kontribusi nyata Kamboja dalam berbagai aspek kehidupan ASEAN.
Peran Penting Kamboja dalam ASEAN
Kao Kim Hourn menyoroti beberapa peran penting Kamboja dalam ASEAN. Pada tahun 2002, Kamboja memainkan peran krusial dalam penerapan Deklarasi tentang Perilaku Para Pihak di Laut China Selatan (DOC). DOC ini menjadi landasan kerja sama ASEAN-China dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan, sebuah wilayah yang strategis dan seringkali menjadi sorotan.
Lebih lanjut, kepemimpinan Kamboja pada tahun 2022 sebagai Ketua ASEAN sangat berpengaruh dalam menentukan arah masa depan ASEAN pasca 2025. Elemen inti dari masa depan ASEAN berhasil diselesaikan pada tahun tersebut, yang menjadi dasar bagi Visi Komunitas ASEAN 2045. Hal ini menunjukkan komitmen Kamboja dalam membangun visi jangka panjang ASEAN.
Pada masa kepemimpinan Kamboja sebagai ketua ASEAN 2022, ASEAN juga pada prinsipnya menyepakati penerimaan Timor Leste sebagai anggota ke-11. Kesepakatan ini merealisasikan cita-cita Piagam ASEAN untuk menyatukan semua negara di kawasan tersebut dalam satu wadah regional.
Kepemimpinan Hun Sen dan Kemajuan Kamboja
Kamboja resmi bergabung sebagai anggota ASEAN ke-10 pada 30 April 1999, setelah sempat menunda keanggotaannya selama dua tahun akibat masalah politik internal pada 1997. Kao Kim Hourn juga mengapresiasi kepemimpinan Hun Sen, yang menjabat sebagai Perdana Menteri Kamboja dalam dua periode, 1985-1993 dan 1998-2023.
Menurut Kao, di bawah kepemimpinan Hun Sen, Kamboja telah mencapai kemajuan luar biasa di berbagai bidang, termasuk pembangunan, perdamaian, pembangunan bangsa, dan integrasi regional. "Masa jabatannya ditandai oleh peningkatan status negara tersebut ke status negara berpendapatan menengah yang luar biasa, dan perdamaian jangka panjang, yang merupakan bukti ketahanan dan visi kepemimpinannya," ujar Kao.
Keberhasilan Kamboja dalam mencapai status negara berpendapatan menengah dan menjaga perdamaian jangka panjang merupakan bukti nyata dari kepemimpinan yang efektif dan visi yang jelas. Hal ini juga menunjukkan bahwa kerja sama regional melalui ASEAN dapat memberikan dampak positif bagi kemajuan negara-negara anggotanya.
Peringatan 26 tahun aksesi Kamboja ke ASEAN menjadi momentum untuk merefleksikan kontribusi negara tersebut dalam membangun komunitas ASEAN yang lebih kuat dan berdaya saing. Apresiasi dari Sekretaris Jenderal ASEAN terhadap kontribusi Kamboja, khususnya di bawah kepemimpinan Hun Sen, menegaskan pentingnya kerja sama regional dan peran kepemimpinan yang visioner dalam mencapai kemajuan bersama.