ASN Dinkes Temanggung Hilang di Gunung Merbabu, Tim SAR Gabungan Intensifkan Pencarian
Seorang ASN Dinas Kesehatan Temanggung, Sugeng Parwoto, hilang saat mendaki Gunung Merbabu; tim SAR gabungan tengah melakukan pencarian intensif.
Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, bernama Sugeng Parwoto (55), dilaporkan hilang saat melakukan pendakian di Gunung Merbabu. Kejadian ini menghebohkan warga Temanggung dan sekitarnya, mengingat Sugeng merupakan pendaki berpengalaman yang telah mengabdi selama 25 tahun di instansi tersebut. Hilangnya Sugeng menjadi perhatian banyak pihak, dan upaya pencarian intensif pun langsung dilakukan.
Sugeng, yang bertugas sebagai Asisten Apoteker di Bidang Sumber Daya Kesehatan, terakhir terlihat pada Jumat, 18 April 2024, saat memulai pendakian melalui jalur Timboa. Ia dikenal sebagai pendaki yang kuat dan berpengalaman, biasanya melakukan pendakian solo dan pulang pada Minggu. Namun, kali ini ia tak kunjung kembali dan tak ada kabar hingga Minggu malam, membuat keluarga khawatir dan melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwenang.
Kehilangan kontak dengan Sugeng menjadi kejanggalan utama. Biasanya, ia selalu memberi kabar kepada istrinya dari setiap pos pendakian. Ketidakhadiran kabar dari Pos 1, 2, dan seterusnya membuat pihak keluarga curiga dan segera melakukan pencarian. Hal ini menunjukkan kepribadian Sugeng yang bertanggung jawab dan selalu menjaga komunikasi dengan keluarganya.
Pencarian Intensif oleh Tim SAR Gabungan
Tim SAR gabungan dari berbagai daerah, termasuk Basarnas, relawan dari Boyolali, Magelang, Temanggung, dan Solo, langsung diterjunkan untuk melakukan pencarian. Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung juga turut memantau dan mendukung proses pencarian tersebut. "Koordinasi pencarian sekarang ditangani langsung oleh Basarnas. Kami semua berharap Pak Sugeng segera ditemukan dalam keadaan selamat," ujar Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung, Sanento Budi Setyawan.
Proses pencarian dilakukan dengan maksimal, mengingat kondisi medan Gunung Merbabu yang cukup menantang. Tim SAR gabungan telah menyisir berbagai jalur dan lokasi yang diperkirakan menjadi tempat terakhir Sugeng berada. Kerja sama dan koordinasi yang baik antar tim menjadi kunci keberhasilan dalam upaya pencarian ini. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat sekitar, sangat membantu mempercepat proses pencarian.
Informasi sementara menyebutkan bahwa posisi terakhir Sugeng terlacak di Pos 5 Gunung Merbabu, di mana ia sempat mendirikan tenda. Namun, saat tim pencari menemukan lokasi tersebut, hanya ditemukan beberapa barang miliknya yang tertinggal, seperti jas hujan, sepatu, dan mantel hujan. Ketiadaan jejak keberadaan Sugeng di sekitar tenda membuat pencarian semakin sulit dan membutuhkan strategi yang lebih terarah.
Sugeng dikenal sering melakukan solo hiking, dan sebelumnya telah beberapa kali mendaki Gunung Merbabu melalui jalur yang sama. Pengalamannya dalam pendakian seharusnya dapat mengurangi risiko, namun kejadian ini tetap menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya keselamatan dan antisipasi dalam kegiatan pendakian gunung.
Kondisi Terakhir dan Barang yang Ditemukan
Tim SAR menemukan beberapa barang milik Sugeng di Pos 5 Gunung Merbabu, antara lain: jas hujan, sepatu, dan mantel hujan. Ketiadaan jejak lain di sekitar lokasi membuat tim SAR memperluas area pencarian. Kondisi cuaca di Gunung Merbabu juga menjadi tantangan tersendiri bagi tim SAR.
Penemuan barang-barang tersebut memberikan petunjuk tentang keberadaan Sugeng, namun juga menimbulkan pertanyaan tentang apa yang sebenarnya terjadi. Tim SAR terus berupaya untuk menemukan petunjuk lebih lanjut yang dapat mengarah pada lokasi keberadaan Sugeng. Doa dan harapan dari keluarga, rekan kerja, dan masyarakat Temanggung tetap tercurah agar Sugeng segera ditemukan dalam keadaan selamat.
Proses pencarian masih terus berlangsung hingga saat ini. Pihak keluarga, rekan kerja, dan seluruh relawan masih terus menanti kabar baik. Semoga Sugeng segera ditemukan dan dapat kembali berkumpul dengan keluarga dan rekan-rekannya.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya selalu mengutamakan keselamatan dan mempersiapkan diri dengan matang sebelum melakukan pendakian, termasuk selalu memberitahu rencana perjalanan kepada orang terdekat dan membawa perlengkapan yang memadai.