Bakteri Staphylococcus sp dan Escherichia coli Ditemukan dalam Kasus Keracunan Massal Cianjur
Hasil uji laboratorium mengungkap bakteri Staphylococcus sp dan Escherichia coli dalam sampel makanan dan muntahan siswa yang keracunan usai menyantap MBG di Cianjur, Jawa Barat, sementara penyebab pasti masih dalam penyelidikan.
Cianjur, Jawa Barat, 5 Mei 2024 - Setidaknya 176 orang di Cianjur, Jawa Barat, mengalami keracunan makanan setelah mengonsumsi makanan bergizi gratis (MBG) dan hidangan dalam sebuah hajatan. Kasus ini melibatkan puluhan siswa dari dua sekolah, MAN 1 dan SMP PGRI 1 Cianjur, serta 98 warga Kecamatan Mande. Hasil uji laboratorium yang dilakukan oleh Polres Cianjur mengungkap adanya dua jenis bakteri, staphylococcus sp dan escherichia coli, sebagai temuan awal yang signifikan.
Kasatreskrim Polres Cianjur, AKP Tono Listianto, mengumumkan penemuan bakteri tersebut pada Senin, 5 Mei 2024. Bakteri staphylococcus sp dan escherichia coli ditemukan dalam sampel bawang goreng, muntahan siswa, dan tempat makan berbahan plastik yang digunakan dalam penyediaan MBG. Penemuan ini menjadi titik awal investigasi untuk mengungkap penyebab pasti keracunan massal tersebut.
Polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan apakah bakteri yang ditemukan merupakan penyebab utama keracunan atau ada faktor lain yang berperan. Kapolres Cianjur, AKBP Rohman Yonky Dilatha, menyatakan bahwa kesimpulan akhir masih menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut dan pemeriksaan dari ahli kesehatan terkait.
Penyebab Keracunan Masih Diselidiki
AKBP Rohman Yonky Dilatha menjelaskan bahwa pihaknya akan mendalami temuan ini dengan memeriksa ahli dan pihak yang melakukan uji laboratorium. Hal ini dilakukan untuk memastikan penyebab pasti keracunan yang menimpa para siswa dan warga Cianjur. Proses penyelidikan ini membutuhkan waktu dan kehati-hatian untuk memastikan keakuratan hasil dan kesimpulan yang diambil.
Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur sebelumnya telah menetapkan kejadian luar biasa (KLB) keracunan makanan ini. Kepala Dinkes Cianjur, Yusman Faisal, mengungkapkan bahwa total korban keracunan mencapai 176 orang. Rinciannya adalah 23 siswa SMP PGRI 1, 55 siswa MAN 1 Cianjur, dan 98 warga Kecamatan Mande yang keracunan setelah mengonsumsi makanan dalam sebuah hajatan.
Pihak berwenang masih terus berupaya untuk mengidentifikasi sumber kontaminasi bakteri dan memastikan langkah-langkah pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Keamanan pangan menjadi fokus utama dalam penyelidikan ini untuk melindungi kesehatan masyarakat Cianjur.
Detail Temuan Laboratorium
Hasil uji laboratorium menunjukkan adanya bakteri staphylococcus sp dan escherichia coli pada beberapa sampel yang diperiksa. Bakteri staphylococcus sp dikenal dapat menyebabkan berbagai penyakit, termasuk keracunan makanan, sedangkan escherichia coli sebagian jenisnya juga dapat menyebabkan diare dan penyakit lainnya.
Penemuan bakteri pada bawang goreng, muntahan siswa, dan tempat makan berbahan plastik menunjukkan kemungkinan adanya kontaminasi pada beberapa tahap proses penyiapan dan penyajian makanan. Investigasi lebih lanjut akan difokuskan untuk melacak sumber kontaminasi dan menentukan langkah-langkah perbaikan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Polisi dan Dinas Kesehatan bekerja sama untuk menelusuri rantai pasokan makanan dan memastikan kebersihan serta keamanan proses pengolahan makanan, baik untuk program MBG maupun untuk kegiatan hajatan di wilayah Cianjur. Kolaborasi ini diharapkan dapat memberikan hasil penyelidikan yang komprehensif dan solusi yang efektif.
Kesimpulannya, meskipun telah ditemukan dua jenis bakteri yang patogen, penyelidikan masih berlanjut untuk memastikan penyebab pasti keracunan massal di Cianjur. Hasil investigasi yang menyeluruh akan memberikan informasi penting untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang dan memastikan keamanan pangan bagi masyarakat.