Banjarmasin Tangani Darurat Sampah 24 Jam, Solusi Jangka Pendek dan Panjang Diusung
Pemkot Banjarmasin di bawah kepemimpinan sementara Wakil Wali Kota Hj. Ananda berkomitmen menangani darurat sampah selama 24 jam akibat penutupan TPAS Basirih dan mengedukasi masyarakat untuk peduli lingkungan.
Banjarmasin menghadapi krisis sampah setelah Tempat Pengelolaan Akhir Sampah (TPAS) Basirih ditutup oleh Kementerian Lingkungan Hidup RI pada 1 Februari 2025 karena masih menggunakan sistem open dumping. Penutupan ini menyebabkan penumpukan sampah di kota yang memproduksi 650 ton sampah setiap harinya. Wakil Wali Kota Banjarmasin, Hj. Ananda, memimpin upaya penanganan darurat sampah selama 24 jam sebagai langkah awal kepemimpinan baru setelah pelantikan resmi Presiden Prabowo Subianto pada 20 Februari 2025.
Hj. Ananda, yang sementara memimpin pemerintahan karena Wali Kota H. Muhammad Yamin mengikuti orientasi kepala daerah, menyatakan komitmennya untuk menyelesaikan masalah ini. "Hari ini saya memimpin apel perdana bersama seluruh ASN di lingkungan pemerintah kota, sesuai amanat pak Wali Kota H Muhammad Yamin, langkah pertama ini kita lakukan menangani dan menyelesaikan masalah darurat sampah," ujarnya dalam apel di halaman Balaikota, Senin. Ia optimistis penanganan darurat sampah selama 24 jam akan membuahkan hasil dalam beberapa hari ke depan.
Krisis sampah ini merupakan tantangan besar bagi Pemkot Banjarmasin. Dengan kapasitas TPAS Banjarbakula di Kota Banjarbaru yang terbatas (hanya 105 ton per hari), solusi jangka pendek berupa penanganan darurat 24 jam sangat krusial. Hj. Ananda bahkan memimpin rapat gabungan dari pagi hingga sore untuk memastikan upaya maksimal dalam menangani masalah ini. "Insya Allah dalam dua tiga hari ini kita bekerja selama 24 jam untuk menyelesaikan masalah darurat sampah ini," tegasnya.
Penanganan Darurat Sampah 24 Jam dan Solusi Jangka Panjang
Pemkot Banjarmasin menyadari bahwa penanganan darurat sampah 24 jam hanyalah solusi sementara. Oleh karena itu, upaya jangka panjang juga tengah dipertimbangkan. Saat ini, pembuangan sampah akhir bergantung pada TPAS Banjarbakula di Kota Banjarbaru, namun kapasitasnya sangat terbatas. Pemkot Banjarmasin perlu mencari solusi alternatif untuk pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Selain fokus pada penanganan darurat, Pemkot Banjarmasin juga gencar mengkampanyekan kesadaran lingkungan kepada masyarakat. Salah satu inovasi yang dilakukan adalah mengganti ucapan selamat berupa papan bunga dengan bibit tanaman dalam acara-acara resmi di lingkungan Pemkot. "Kami ingin mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Jika ingin memberi ucapan selamat, alangkah baiknya dalam bentuk bibit tanaman atau bunga yang bisa berkontribusi terhadap penghijauan kota," jelas Hj. Ananda.
Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah dan pelestarian lingkungan. Partisipasi aktif masyarakat sangat penting untuk keberhasilan program pengelolaan sampah di Banjarmasin. Dengan adanya kesadaran dan kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan masalah sampah di Banjarmasin dapat teratasi secara efektif dan berkelanjutan.
Edukasi Masyarakat dan Solusi Berkelanjutan
Edukasi masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi masalah sampah. Pemkot Banjarmasin perlu meningkatkan program edukasi yang komprehensif, mulai dari pemilahan sampah di sumber, pengurangan sampah, hingga daur ulang. Sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah yang baik sangat diperlukan.
Selain itu, Pemkot Banjarmasin juga perlu mempertimbangkan solusi jangka panjang yang lebih berkelanjutan. Hal ini dapat berupa pembangunan TPAS baru yang ramah lingkungan, pengembangan sistem pengolahan sampah terpadu, atau kerjasama dengan pihak swasta untuk pengelolaan sampah. Penting untuk memastikan bahwa solusi yang dipilih efektif, efisien, dan ramah lingkungan.
Dengan komitmen penanganan darurat sampah selama 24 jam dan upaya jangka panjang yang terencana, diharapkan Pemkot Banjarmasin dapat mengatasi krisis sampah dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi warganya. Kerjasama antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi masalah ini.
Pemerintah Kota Banjarmasin juga perlu mengevaluasi sistem pengelolaan sampah yang ada dan melakukan perbaikan agar masalah serupa tidak terulang di masa mendatang. Transparansi dan keterbukaan informasi kepada masyarakat juga penting untuk membangun kepercayaan dan partisipasi aktif dalam program pengelolaan sampah.
Kesimpulan
Penanganan darurat sampah selama 24 jam di Banjarmasin merupakan langkah penting untuk mengatasi krisis sampah yang sedang terjadi. Namun, solusi jangka panjang yang berkelanjutan juga perlu segera diimplementasikan. Edukasi masyarakat dan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat sangat krusial untuk keberhasilan program pengelolaan sampah di Banjarmasin dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.