Banjarnegara Kejar Target Luas Tambah Tanam 4.000 Hektare, Tantangan dan Upaya Optimalkan Pertanian
Dinas Pertanian Banjarnegara berupaya keras mencapai target luas tambah tanam padi 4.000 hektare pada Mei 2025, kendati lahan pertanian didominasi hortikultura dan perkebunan.
Banjarnegara, Jawa Tengah, tengah berpacu dengan waktu untuk mencapai target luas tambah tanam padi. Kementerian Pertanian menargetkan penambahan lahan seluas 4.000 hektare pada Mei 2025. Upaya ini dilakukan oleh Dinas Pertanian Perikanan dan Ketahanan Pangan (DPPKP) Kabupaten Banjarnegara dalam rangka mendukung program swasembada pangan nasional. Tantangannya cukup besar mengingat luas lahan persawahan di Banjarnegara relatif lebih kecil dibandingkan kabupaten tetangga.
Kepala DPPKP Kabupaten Banjarnegara, Firman Sapta Ady, menjelaskan bahwa selama ini pola tanam di Banjarnegara pada musim tanam kedua lebih banyak pada palawija. Namun, untuk mendukung program swasembada pangan yang dicanangkan Presiden, penanaman padi di musim tanam kedua akan dimaksimalkan di area persawahan yang memungkinkan, khususnya yang memiliki jaringan irigasi memadai. Target 4.000 hektare ini menjadi prioritas mengingat pencapaian target luas tambah tanam pada musim tanam pertama hanya sekitar 70 persen.
Firman mengakui bahwa luas lahan persawahan di Banjarnegara memang terbatas. Jika dibandingkan dengan kabupaten lain di eks Keresidenan Banyumas, seperti Cilacap (65.000 hektare), Banyumas (33.000 hektare), dan Purbalingga (18.000 hektare), Banjarnegara memiliki luas lahan persawahan yang jauh lebih kecil. Meskipun sekitar 69 persen wilayah Banjarnegara merupakan lahan pertanian, hanya sekitar 11 persen atau 11.350 hektare yang digunakan untuk budidaya padi. Sebagian besar lahan pertanian di Banjarnegara difokuskan pada tanaman hortikultura dan perkebunan.
Upaya Maksimalkan Luas Tambah Tanam Padi
DPPKP Banjarnegara berupaya keras untuk mencapai target luas tambah tanam padi 4.000 hektare. Mereka mengimbau para petani untuk segera melakukan penanaman padi pada musim tanam kedua, memanfaatkan kondisi curah hujan yang masih mendukung ketersediaan air. Langkah ini dianggap krusial untuk mengejar ketertinggalan target pada musim tanam pertama.
Strategi yang diterapkan DPPKP Banjarnegara berfokus pada optimalisasi lahan yang sudah ada. Mereka bekerja sama dengan kelompok tani untuk memastikan penanaman padi dilakukan secara efektif dan efisien. Selain itu, DPPKP juga memberikan pendampingan teknis kepada petani, mulai dari pemilihan varietas unggul hingga pengelolaan pascapanen.
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara juga memberikan dukungan berupa penyediaan sarana dan prasarana pertanian, seperti pupuk dan bibit unggul. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas padi dan mendukung pencapaian target luas tambah tanam. Upaya lain yang dilakukan adalah sosialisasi dan edukasi kepada petani tentang pentingnya diversifikasi tanaman dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan.
Tantangan dan Peluang Pertanian Banjarnegara
Meskipun memiliki keterbatasan lahan persawahan, Banjarnegara memiliki potensi pertanian yang cukup besar. Dominasi tanaman hortikultura dan perkebunan menjadi peluang untuk meningkatkan pendapatan petani. Namun, tantangannya adalah bagaimana mengoptimalkan lahan yang ada dan meningkatkan produktivitas pertanian secara keseluruhan.
Salah satu tantangan yang dihadapi adalah keterbatasan akses terhadap teknologi pertanian modern. Banyak petani di Banjarnegara masih menggunakan metode pertanian tradisional yang kurang efisien. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan akses petani terhadap teknologi dan informasi pertanian terkini.
Selain itu, tantangan lainnya adalah perubahan iklim yang dapat mempengaruhi produktivitas pertanian. Perubahan pola cuaca dan curah hujan perlu diantisipasi dengan strategi pertanian yang adaptif. Hal ini membutuhkan kerja sama antara pemerintah, petani, dan lembaga penelitian untuk mengembangkan varietas tanaman yang tahan terhadap perubahan iklim.
Dengan upaya maksimal dari berbagai pihak, diharapkan target luas tambah tanam padi di Banjarnegara dapat tercapai. Keberhasilan ini akan berkontribusi pada peningkatan ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan petani di Kabupaten Banjarnegara.
Ke depan, peningkatan produktivitas pertanian di Banjarnegara membutuhkan strategi terpadu yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Penguatan kelembagaan petani, akses terhadap teknologi dan informasi, serta adaptasi terhadap perubahan iklim menjadi kunci keberhasilan dalam mewujudkan pertanian yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan petani.