Banjir Jakarta: 14 Warga Ciganjur Mengungsi, BPBD DKI Lakukan Penanganan
Hujan deras di Jakarta menyebabkan banjir di beberapa wilayah, 14 warga Ciganjur mengungsi sementara BPBD DKI melakukan penanganan dan pemantauan.
Banjir melanda beberapa wilayah di Jakarta Selatan pada Sabtu, 4 Mei 2023, akibat hujan deras yang menyebabkan Kali Krukut meluap. Sebanyak 14 warga Kelurahan Ciganjur terpaksa mengungsi di Mushala Al Amanah, sementara beberapa ruas jalan masih terendam banjir. BPBD DKI Jakarta bergerak cepat melakukan penanganan dan pemantauan untuk memastikan keselamatan warga dan penanggulangan banjir.
Menurut Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan, pada pukul 21.00 WIB masih tercatat 16 warga mengungsi. Banjir juga merendam dua RT di Kelurahan Cilandak Timur dengan ketinggian air mencapai 70 sentimeter, dan satu ruas jalan di Jalan Puri Mutiara V, Kelurahan Cilandak Barat, terendam hingga 50 sentimeter. Kondisi ini menunjukkan dampak signifikan hujan deras terhadap beberapa wilayah di Jakarta Selatan.
Meskipun beberapa wilayah yang sebelumnya terendam banjir, seperti satu RT di Kelurahan Mampang Prapatan dan tiga RT di Ciganjur, kini telah surut, BPBD DKI Jakarta tetap siaga penuh. Tim BPBD terus memantau kondisi genangan dan berkoordinasi dengan instansi terkait, seperti Dinas SDA, Dinas Bina Marga, dan Dinas Gulkarmat, untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan kelancaran saluran air.
Penanganan Banjir dan Koordinasi Antar Instansi
BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah terdampak banjir. Koordinasi intensif dilakukan dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Bina Marga, dan Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan sistem drainase berfungsi optimal. Para lurah dan camat setempat juga dilibatkan untuk membantu proses evakuasi dan pemenuhan kebutuhan dasar para pengungsi. "Targetnya genangan air agar surut dalam waktu cepat," ujar Mohamad Yohan.
Selain upaya penyedotan genangan, BPBD juga fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar para pengungsi di Mushala Al Amanah, Ciganjur. Hal ini menunjukkan komitmen BPBD dalam memberikan bantuan dan dukungan kepada warga yang terdampak banjir. Koordinasi yang baik antara BPBD dan instansi terkait menjadi kunci keberhasilan dalam penanggulangan bencana banjir ini.
BPBD juga menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi genangan. Warga diimbau untuk selalu waspada dan berhati-hati, terutama saat hujan deras. Dalam keadaan darurat, masyarakat dapat menghubungi nomor telepon 112, layanan darurat gratis yang beroperasi 24 jam non-stop.
Imbauan Kewaspadaan dan Layanan Darurat
Mohamad Yohan juga menyampaikan imbauan kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi genangan susulan. "Layanan ini gratis dan beroperasi selama 24 jam non-stop," katanya. Imbauan ini penting untuk memastikan masyarakat siap menghadapi potensi risiko banjir dan tahu bagaimana mendapatkan bantuan jika diperlukan.
Sebelum kejadian banjir, peningkatan level siaga di beberapa pos pantau telah mengindikasikan potensi bahaya. Pos Pantau Pesanggrahan mencapai siaga 3 (Waspada) pukul 17.00 WIB, Pos Pantau Sunter Hulu siaga 2 (Siaga) pukul 17.00 WIB, dan Pos Pantau Cipinang Hulu siaga 3 (Waspada) pukul 18.00 WIB. Peningkatan level siaga ini menunjukkan pentingnya sistem peringatan dini dalam mengantisipasi bencana banjir.
Kejadian banjir ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, terutama di daerah rawan banjir. Koordinasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat, serta sistem peringatan dini yang efektif, sangat krusial dalam meminimalisir dampak negatif dari bencana banjir.
BPBD DKI Jakarta terus berupaya untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan warga yang terdampak banjir. Dengan koordinasi yang baik dan respon cepat, diharapkan genangan air dapat surut dengan cepat dan warga dapat kembali ke rumah masing-masing dengan aman.