Banjir Parah di Bekasi: Akses Menuju PGP Terendam 80 Cm, Ribuan KK Terdampak
Banjir setinggi 80 cm genangi akses jalan menuju Perumahan Pondok Gede Permai (PGP) Bekasi, lebih dari 10.000 KK terdampak dan proses evakuasi terhambat.
Banjir besar melanda Kota Bekasi, Jawa Barat, khususnya di Kecamatan Jatiasih. Akses jalan utama menuju Perumahan Pondok Gede Permai (PGP) terendam air hingga 80 centimeter, sementara di dalam perumahan ketinggian air mencapai lebih dari tiga meter. Bencana ini terjadi pada Selasa, 4 Januari 2024, mengakibatkan ribuan warga terdampak dan kesulitan dalam evakuasi.
Camat Jatiasih, Ashari, menyatakan bahwa genangan air setinggi 80 centimeter di akses jalan utama PGP telah membuat jalan tersebut tidak dapat dilalui kendaraan. Banyak kendaraan warga terendam, termasuk mobil-mobil yang tidak sempat dipindahkan ke tempat aman. "Pemilik kendaraan roda empat itu hanya bisa pasrah karena kendaraannya turut terendam banjir dan sudah tidak dapat lagi dipindahkan," ungkap Camat Ashari.
Proses evakuasi warga yang dilakukan petugas gabungan mengalami kendala. Genangan air telah merendam kabel-kabel, sehingga menghambat pergerakan perahu karet. Meskipun demikian, evakuasi tetap dilakukan, dengan prioritas pada kelompok rentan seperti ibu hamil, anak-anak, dan lansia. "Untuk evakuasi kita sudah lakukan di wilayah Jatirasa yaitu ada satu keluarga ibu hamil dan anak-anak. Kemudian ada beberapa lansia, mungkin di atas 10 orang sudah dilakukan," jelas Camat Ashari.
Evakuasi Terhambat Arus Kali Bekasi yang Deras
Arus Kali Bekasi yang deras juga menjadi kendala dalam proses evakuasi. Tim evakuasi harus menunda beberapa upaya evakuasi manual untuk memastikan keselamatan petugas dan warga. "Tapi yang jadi masalah memang arus Kali Bekasi cukup deras sehingga belum dimungkinkan untuk dilakukan secara manual," tambah Camat Ashari. Kondisi ini semakin mempersulit upaya penyelamatan warga yang terjebak banjir.
Selain PGP, beberapa wilayah lain juga terdampak banjir parah, dengan ketinggian air lebih dari tiga meter. Wilayah-wilayah tersebut meliputi Via Jatirasa, Pondok Mitra Lestari, dan Kemang Ifi. "Di Kemang IfI di atas semeter. Tapi untuk PGP, Villa Jatirasa dan Pondok Mitra Lestari itu ketinggian rata-rata di atas tiga meter," ungkap Camat Ashari.
Banjir tersebut berdampak pada lebih dari 10.000 kepala keluarga (KK). Proses evakuasi dilakukan dengan mengungsikan warga ke tempat-tempat yang lebih aman dan tinggi, seperti gedung BNPB dan masjid-masjid di sekitar lokasi. "Ada 11 RW, dengan posisi di atas 10 ribu KK yang terdampak. Mungkin dievakuasi di daerah terdekat yang tidak tergenang kemudian dalam posisi luas, kita koordinasikan ke lingkungan, masjid-masjid dibuka, kemudian kita punya gedung BNPB dipastikan itu juga dimanfaatkan," kata Camat Ashari.
Dampak Banjir dan Upaya Penanganan
Banjir di Bekasi ini menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi warga yang terdampak. Selain kerusakan harta benda, banjir juga mengganggu aktivitas warga dan menyebabkan kesulitan akses. Pemerintah setempat dan tim evakuasi terus berupaya untuk membantu warga yang terdampak dan melakukan evakuasi secepat mungkin.
Upaya penanganan banjir ini meliputi evakuasi warga, penyediaan tempat pengungsian, dan bantuan logistik. Koordinasi antar instansi dan relawan juga dilakukan untuk memastikan efektivitas bantuan yang diberikan kepada warga yang membutuhkan. Situasi ini menuntut kerja sama yang solid dari berbagai pihak untuk meminimalisir dampak banjir dan membantu warga terdampak.
Kondisi banjir yang parah di Bekasi ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat. Diharapkan upaya penanganan banjir dapat berjalan efektif dan cepat, sehingga warga terdampak dapat segera mendapatkan bantuan dan kembali ke kehidupan normal.
Kejadian ini juga menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, khususnya di daerah-daerah yang rawan banjir. Pentingnya sistem peringatan dini dan infrastruktur yang memadai untuk mengurangi dampak bencana alam perlu menjadi perhatian bersama.