Banjir Parah di Ciledug Indah, Tangerang: 85 Petugas BPBD Dikerahkan
Perumahan Ciledug Indah, Tangerang, menjadi wilayah terparah terdampak banjir dengan ketinggian air mencapai 30 sentimeter, memaksa 85 petugas BPBD melakukan evakuasi.
Hujan deras dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kota Tangerang, Banten, sejak Senin (3/3) malam mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah. Perumahan Ciledug Indah menjadi kawasan yang paling parah terdampak, dengan ketinggian air mencapai 30 sentimeter. Banjir ini telah memaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang mengerahkan 85 petugas untuk membantu evakuasi warga sejak Senin malam.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Tangerang, Andia S Rahman, menjelaskan bahwa dari 13 titik genangan dan banjir yang teridentifikasi, lima titik masih tergenang hingga Selasa (4/3). Ciledug Indah menjadi lokasi yang paling parah terdampak. Meskipun demikian, hingga saat ini belum ada laporan warga yang mengungsi, sebagian besar warga memilih bertahan di rumah masing-masing atau mengungsi ke rumah kerabat.
Kondisi ini diperparah oleh kiriman air dari Bogor melalui Kali Angke dan meluapnya Sungai Cisadane. "Berdasarkan data BMKG, hujan malam tadi benar-benar merata di wilayah Jabodetabek. Jadi, di Kota Tangerang terjadi antrean air dan di jalur Kali Angke terdapat kiriman dari Bogor. Dua kondisi inilah yang mengakibatkan wilayah Ciledug dan beberapa wilayah Timur meluap pagi ini. Jadi, untuk jadi perhatian dua hari ini ialah Sungai Cisadane dan Kali Angke," jelas Andia.
Penanganan Banjir di Kota Tangerang
BPBD Kota Tangerang telah memfokuskan upaya penanganan banjir di wilayah timur, meliputi Ciledug, Pinang, dan Larangan. Tim dilengkapi dengan perahu evakuasi untuk membantu warga yang membutuhkan evakuasi. Beberapa lokasi yang menjadi prioritas penanganan meliputi Perum Ciledug Indah, Jalan Taman Asri Blok M Larangan, Jalan Gempol Kunciran, Jalan Teman Larangan Utara, dan Perum Pinang Griya.
Andia menambahkan bahwa situasi di lapangan terpantau aman dan terkendali berkat kerja sama petugas gabungan. BPBD fokus pada penyelamatan dan keamanan warga, Dinas Perhubungan (Dishub) mengatur lalu lintas di wilayah tergenang, sementara Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan pemerintah setempat fokus pada pembersihan dan normalisasi drainase untuk mempercepat surutnya air.
Meskipun belum ada pengungsian, petugas telah bersiaga. Posko kesehatan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) dan posko pengungsian beserta bantuan logistik dari Dinas Sosial (Dinsos) telah disiapkan untuk mengantisipasi jika dibutuhkan. Petugas terus memantau situasi dan siap memberikan bantuan jika diperlukan.
Antisipasi dan Kesiapsiagaan
Langkah antisipasi dan kesiapsiagaan menghadapi potensi banjir di masa mendatang perlu ditingkatkan. Perbaikan infrastruktur drainase dan sistem pengelolaan air menjadi hal krusial untuk meminimalisir dampak banjir. Selain itu, peningkatan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan juga sangat penting.
Kerja sama antar instansi pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat sangat dibutuhkan dalam upaya mitigasi bencana banjir. Dengan sinergi yang baik, diharapkan dampak banjir dapat diminimalisir dan keselamatan warga dapat terjamin.
Pemerintah Kota Tangerang juga perlu mempertimbangkan rencana jangka panjang untuk mengatasi masalah banjir, seperti pembangunan sistem drainase yang lebih terintegrasi dan penataan ruang kota yang lebih baik. Hal ini penting untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan warga Kota Tangerang.
Langkah-langkah konkret dan kolaboratif dari berbagai pihak menjadi kunci dalam menghadapi tantangan banjir dan menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman bagi warga Kota Tangerang.
Sampai saat ini, BPBD Kota Tangerang terus memantau situasi dan memastikan seluruh petugas gabungan tetap siaga untuk memberikan bantuan kepada warga yang terdampak banjir. Kondisi seluruh wilayah terpantau aman dan terkendali.