Banjir Rendam 20 Desa di Aceh Barat, Sungai Krueng Meureubo dan Woyla Meluap
Hujan deras menyebabkan Sungai Krueng Meureubo dan Woyla meluap, merendam 20 desa di empat kecamatan Aceh Barat hingga ketinggian 40 cm; BPBD kerahkan tim reaksi cepat.
Banjir melanda 20 desa di Kabupaten Aceh Barat, Aceh, pada Rabu malam, 5 Maret 2024. Bencana alam ini disebabkan oleh meluapnya Sungai Krueng Meureubo dan Krueng Woyla setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut. BPBD Kabupaten Aceh Barat melaporkan ketinggian air mencapai 30 hingga 40 sentimeter, dan hingga kini masih melakukan pemantauan dan pendataan di lokasi terdampak.
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Kabupaten Aceh Barat, Teuku Ronal, tim reaksi cepat telah dikerahkan untuk membantu warga yang terdampak. Mereka bertugas memantau kondisi di lapangan dan mendata kerusakan yang terjadi akibat banjir. "Saat ini kami masih melakukan pemantauan ke sejumlah lokasi yang terendam banjir, teman-teman masih bekerja di lapangan," ujar Teuku Ronal.
Banjir ini berdampak pada empat kecamatan di Aceh Barat. Luasnya wilayah yang terdampak dan tingginya intensitas hujan menjadi tantangan tersendiri bagi tim BPBD dalam melakukan penanganan dan evakuasi jika diperlukan. Proses pendataan kerusakan juga masih berlangsung untuk menentukan langkah-langkah penanganan selanjutnya.
Desa-desa yang Terdampak Banjir
Sebanyak 20 desa di empat kecamatan terendam banjir. Di Kecamatan Kaway XVI, desa-desa yang terdampak meliputi Alue Tampak, Padang Mancang, Gampong Simpang, Gampong Mesjid, Keudee Aron, Beureugang, Pasi Jeumpa, Sawang Rambot, Meunasah Ara, Palimbungan, Meunasah Rayeuk, Pasi Teungoh, dan Tumpok Ladang. Sementara itu, di Kecamatan Meureubo, banjir merendam Desa Pasi Aceh Tunong, Pulo Teungoh, Pasi Masjid, dan Ujong Tanjong.
Di Kecamatan Johan Pahlawan, Desa Pasie Leuhan dan Desa Lapang terendam banjir. Sedangkan di Kecamatan Woyla Barat, Desa Napai turut terdampak. BPBD Aceh Barat terus berupaya memberikan bantuan dan dukungan kepada masyarakat yang terdampak banjir ini.
Tim reaksi cepat BPBD Aceh Barat tidak hanya fokus pada pemantauan dan pendataan, tetapi juga siap memberikan bantuan evakuasi jika diperlukan. Mereka juga berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan penyaluran bantuan logistik berjalan lancar. Situasi di lapangan terus dipantau untuk mengantisipasi perkembangan lebih lanjut.
Upaya Penanggulangan Bencana
Sebagai respon atas bencana banjir ini, BPBD Aceh Barat telah mengerahkan tim reaksi cepat Pusdalops untuk melakukan pemantauan dan pendataan di lokasi terdampak. Tim ini bertugas untuk memastikan keselamatan warga dan melakukan asesmen terhadap kerusakan infrastruktur dan fasilitas umum. Proses pendataan ini penting untuk menentukan langkah-langkah penanganan selanjutnya, termasuk penyaluran bantuan.
Selain itu, BPBD juga berkoordinasi dengan instansi terkait, seperti pemerintah desa dan kecamatan, untuk memastikan bantuan mencapai masyarakat yang membutuhkan. Koordinasi yang baik antar instansi menjadi kunci keberhasilan dalam penanggulangan bencana. Informasi terkini terus diupdate untuk memberikan gambaran yang akurat tentang situasi di lapangan.
BPBD Aceh Barat menghimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana alam susulan, mengingat curah hujan yang masih tinggi. Masyarakat diimbau untuk mengikuti arahan dan imbauan dari pihak berwenang untuk menjaga keselamatan.
Proses pemulihan pascabanjir akan membutuhkan waktu dan kerjasama dari berbagai pihak. BPBD Aceh Barat berkomitmen untuk terus memberikan dukungan dan bantuan kepada masyarakat yang terdampak hingga situasi kembali normal. Pendataan kerusakan masih berlangsung untuk menentukan langkah-langkah perbaikan dan rehabilitasi infrastruktur yang rusak.
Banjir di Aceh Barat ini menjadi pengingat penting akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Pencegahan dan mitigasi bencana perlu ditingkatkan untuk meminimalisir dampak buruk yang ditimbulkan.