Banjir Rendam 72 Rumah di Pesisir Selatan, Sumbar
Banjir akibat hujan deras merendam puluhan rumah di dua nagari di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat; BPBD Sumbar imbau warga waspada banjir susulan.
Banjir yang terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat pada Rabu malam, 12 Maret 2024, telah merendam sedikitnya 72 rumah warga. Peristiwa ini disebabkan oleh intensitas curah hujan yang sangat tinggi sejak siang hingga sore hari, mengakibatkan meluapnya Sungai Batang Palangai Gadang dan Sungai Batang di Kampung Tangah, Ranah Ampek Hulu Tapan. Juru Bicara BPBD Provinsi Sumbar, Ilham Wahab, menyampaikan informasi ini kepada awak media di Padang pada Kamis, 13 Maret 2024.
Banjir yang terjadi sekitar pukul 17.30 WIB berdampak pada dua lokasi: Nagari Palangai Gadang, Kecamatan Ranah Pesisir, dan Kampung Pasar Melintang, Nagari Kampung Tengah, Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan. Di Nagari Palangai Gadang, tercatat 60 rumah terendam dengan ketinggian air mencapai 50-150 sentimeter. Sementara di Nagari Kampung Tangah, sekitar 12 rumah terendam dengan ketinggian air 50-100 sentimeter.
"Hingga saat ini tidak ada laporan korban jiwa, dan jumlah kerugian material belum bisa diperkirakan," ujar Ilham Wahab. BPBD Provinsi Sumbar bersama instansi terkait dan tim SAR telah melakukan asesmen dan penanganan di lokasi bencana. Hasil asesmen lapangan dilaporkan kepada BPBD Provinsi Sumbar untuk ditindaklanjuti.
Tanggap Darurat dan Imbauan Waspada
Satuan Tugas (Satgas) Search and Rescue (SAR) dan Tim Reaksi Cepat BPBD Kabupaten Pesisir Selatan, dibantu instansi terkait, langsung bergerak menuju lokasi banjir untuk melakukan asesmen dan memberikan bantuan. Mereka melakukan evakuasi warga yang terdampak dan membantu membersihkan sisa-sisa banjir. Proses evakuasi dan bantuan berjalan dengan lancar berkat koordinasi yang baik antar instansi.
Ilham Wahab menambahkan, saat ini kondisi air di kedua nagari yang terdampak sudah mulai surut. Namun, BPBD tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siaga terhadap potensi banjir susulan, terutama saat hujan deras kembali turun. Masyarakat dihimbau untuk selalu memantau informasi cuaca dan peringatan dini dari pihak berwenang.
Langkah-langkah antisipasi dan mitigasi bencana perlu ditingkatkan untuk meminimalisir dampak banjir di masa mendatang. Hal ini meliputi perbaikan infrastruktur, penataan daerah aliran sungai, dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya kesiapsiagaan bencana.
Peringatan BMKG Terkait Cuaca Ekstrem
Terpisah, Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau, Desindra Deddy Kurniawan, mengingatkan masyarakat Sumatera Barat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem, terutama di puncak musim hujan. "Di bulan Maret ini, atau saat umat Muslim melaksanakan ibadah puasa, ada potensi terjadinya cuaca ekstrem dan ini perlu diwaspadai," katanya.
Peringatan ini sejalan dengan kondisi cuaca yang tidak menentu akhir-akhir ini. Masyarakat diimbau untuk selalu mengikuti informasi cuaca terkini dari BMKG dan mengikuti arahan dari pihak berwenang untuk tetap aman dan terhindar dari bencana hidrometeorologi. Kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat sangat penting dalam menghadapi potensi bencana alam.
BPBD Provinsi Sumbar terus memantau situasi dan perkembangan di lapangan. Mereka berkomitmen untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada masyarakat yang terdampak banjir. Kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan instansi terkait sangat penting dalam penanggulangan bencana.
Kondisi terkini menunjukkan bahwa air di lokasi banjir sudah mulai surut. Namun, kewaspadaan tetap harus dijaga mengingat potensi hujan lebat masih ada. Masyarakat diharapkan untuk tetap tenang dan mengikuti arahan dari petugas di lapangan.