Banjir Rob Rendam Jakarta Utara, Pemkot Kerahkan Pompa Mobile
Banjir rob akibat fenomena Super New Moon melanda sejumlah wilayah di Jakarta Utara pada Selasa malam, namun Pemkot Jakarta Utara bergerak cepat menangani genangan.
Banjir rob kembali melanda beberapa wilayah di Jakarta Utara pada Selasa malam, 30 April 2025. Sejumlah lokasi terdampak, termasuk Jalan RE Martadinata, Muara Angke, dan kawasan Pluit, terendam genangan air laut. Peristiwa ini terjadi akibat fenomena Super New Moon yang meningkatkan ketinggian air laut maksimum, sebagaimana peringatan dini yang telah dikeluarkan oleh BMKG dari tanggal 27 April hingga 4 Mei 2025.
Menurut Kasi Drainase Suku Dinas SDA Pemkot Jakarta Utara, Yudo Widiatmoko, ketinggian air bervariasi. Di Jalan RE Martadinata, depan Jakarta International Stadium (JIS), ketinggian air mencapai 15 hingga 25 centimeter. Pemerintah Kota Jakarta Utara langsung merespon dengan mengerahkan tiga unit pompa mobile untuk menyedot air di kawasan tersebut, dengan kapasitas 250-500 mm/detik. "Itu Insya Allah tidak ada masalah dan dampaknya hanya lokal. Saat air laut surut genangan akan ikut surut," ujar Yudo.
Genangan juga terjadi di Muara Angke dan Pluit. Di Muara Angke, banjir rob merendam pemukiman nelayan, namun pompa terus beroperasi dan diperkirakan genangan akan surut dalam dua hingga tiga jam. Sementara di Pluit, banjir rob disebabkan oleh robohnya tembok di area docking kapal, yang menyebabkan limpahan air laut. Sebagai upaya penanggulangan, Pemkot telah membangun tanggul darurat berupa geobag dan bronjong untuk menahan air laut. "Meski tetap rembes tapi genangan ini hanya di sekitar kawasan docking kapal KPKP saja tidak merembes ke pemukiman warga di Pluit Karang Ayu dan Pluit Karang Utara," jelas Yudo.
Penanganan Banjir Rob di Jakarta Utara
Pemerintah Kota Jakarta Utara telah menunjukkan respon cepat dalam menangani banjir rob yang terjadi. Penggunaan pompa mobile di Jalan RE Martadinata menunjukkan upaya untuk mengurangi genangan dengan efektif. Di Muara Angke, operasional pompa yang berkelanjutan menunjukan komitmen untuk mengatasi genangan di pemukiman nelayan. Sementara di Pluit, pembangunan tanggul darurat menjadi langkah strategis untuk mencegah meluasnya genangan ke pemukiman warga.
Langkah-langkah yang diambil oleh Pemkot Jakarta Utara tersebut menunjukkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi banjir rob. Meskipun genangan terjadi, upaya yang dilakukan menunjukkan komitmen untuk meminimalisir dampak dan kerugian yang mungkin ditimbulkan.
Variasi ketinggian genangan air menunjukkan kompleksitas tantangan dalam mengelola banjir rob. Kondisi geografis dan infrastruktur menjadi faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam strategi penanggulangan banjir rob di masa mendatang.
Keberhasilan penanganan banjir rob di Jakarta Utara ini juga bergantung pada koordinasi yang baik antara berbagai pihak terkait, termasuk warga setempat. Partisipasi aktif warga dalam menjaga kebersihan lingkungan dan melaporkan kejadian genangan dapat membantu mempercepat proses penanganan.
Antisipasi Banjir Rob Berdasarkan Peringatan BMKG
Peringatan dini banjir rob yang dikeluarkan oleh BMKG dari tanggal 27 April hingga 4 Mei 2025, akibat fenomena Super New Moon, menjadi acuan penting bagi Pemkot Jakarta Utara dalam melakukan antisipasi. Peringatan ini memberikan waktu bagi pemerintah untuk mempersiapkan langkah-langkah penanggulangan, seperti penyediaan pompa air dan pembangunan tanggul darurat.
Kejadian banjir rob ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana alam. Pemantauan cuaca dan koordinasi antar instansi terkait sangat krusial dalam meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan oleh banjir rob.
Selain itu, perlu adanya kajian lebih lanjut mengenai infrastruktur dan tata ruang di wilayah pesisir Jakarta Utara untuk mengurangi risiko banjir rob di masa mendatang. Pengembangan sistem peringatan dini yang lebih akurat dan efektif juga sangat diperlukan.
Dengan adanya koordinasi yang baik antara BMKG dan Pemkot Jakarta Utara, diharapkan dapat meminimalisir dampak banjir rob dan melindungi warga dari kerugian yang lebih besar. Respon cepat dan tepat sangat penting dalam menghadapi bencana alam seperti ini.
Ke depan, penting untuk terus meningkatkan sistem peringatan dini, memperkuat infrastruktur, dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Hal ini akan membantu mengurangi risiko dan dampak negatif dari banjir rob di Jakarta Utara dan wilayah pesisir lainnya.
Meskipun genangan air telah ditangani dengan cepat, peristiwa ini menjadi pelajaran berharga untuk meningkatkan kesiapan menghadapi potensi banjir rob di masa mendatang. Pentingnya kolaborasi antara pemerintah, BMKG, dan masyarakat dalam menghadapi bencana alam tidak dapat diabaikan.