BI Dukung Petani Unggulan Sulut Tingkatkan Produksi Pangan
Bank Indonesia (BI) di Sulawesi Utara (Sulut) kembali merekrut petani unggulan untuk program pelatihan dan pendampingan guna meningkatkan produktivitas komoditas pangan dan stabilitas harga.
Bank Indonesia (BI) terus berupaya meningkatkan peran Petani Unggulan Sulawesi Utara (Patua) dalam rangka pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) komoditas pangan. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala BI Sulut, Andry Prasmuko, di Manado pada Senin, 21 Januari.
Andry menjelaskan bahwa BI Sulut kembali membuka rekrutmen Patua angkatan V tahun 2025. Program ini bertujuan memperkuat peran petani dalam menunjang program ketahanan pangan. Rekrutmen ini terbuka bagi para petani di Sulut yang memenuhi kriteria tertentu.
Kriteria petani yang dapat mengikuti program pelatihan dan pendampingan Patua 2025 meliputi usia 20-45 tahun, keanggotaan dalam kelompok tani, dan konsistensi dalam membudidayakan salah satu dari empat komoditas utama: cabai, tomat, bawang, atau padi. Petani juga harus memiliki lahan aktif minimal dua hektare dan menunjukkan sikap kooperatif, komunikatif, serta keinginan untuk terus belajar.
Lebih lanjut, Andry menekankan pentingnya rutin menjual hasil panen ke pasar tradisional sebagai salah satu persyaratan utama. BI akan memberikan pelatihan dan pendampingan intensif dengan mendatangkan para ahli untuk meningkatkan produktivitas para petani.
Peningkatan produktivitas ini diharapkan mampu menjaga stabilitas harga di pasaran dan menekan laju inflasi. Keempat komoditas tersebut memang diketahui sering menjadi pemicu inflasi di Sulawesi Utara.
Program Patua dari BI ini merupakan bagian dari komitmen untuk memberdayakan petani dan menjaga stabilitas ekonomi daerah. Dengan dukungan pelatihan dan pendampingan yang komprehensif, diharapkan para petani unggulan dapat meningkatkan pendapatan dan berkontribusi pada ketahanan pangan Sulut.
BI optimistis program ini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah, khususnya dalam menjaga stabilitas harga dan meningkatkan kesejahteraan petani. Dengan demikian, program ini tidak hanya meningkatkan produksi pangan, tetapi juga turut mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.