BI Kaltim Perketat Pemantauan Harga Jelang Ramadhan 2025: Cegah Lonjakan Harga!
Bank Indonesia Kaltim bersama TPID Kaltim meningkatkan pemantauan harga kebutuhan pokok dan memastikan ketersediaan pasokan untuk mencegah lonjakan harga menjelang Ramadhan 2025.
Bank Indonesia (BI) Kaltim, bekerja sama dengan berbagai pihak terkait, meningkatkan pengawasan harga dan ketersediaan bahan pokok di Kalimantan Timur (Kaltim) guna mencegah lonjakan harga menjelang Ramadhan 1446 Hijriah atau tahun 2025 Masehi. Langkah ini diambil sebagai antisipasi dini terhadap potensi kenaikan harga yang kerap terjadi menjelang bulan suci tersebut. Pemantauan intensif dilakukan di berbagai pasar tradisional dan modern di seluruh wilayah Kaltim.
Kepala BI Kaltim, Budi Widihartanto, menjelaskan bahwa tim khusus telah dibentuk untuk memantau perkembangan harga. Tim ini bertugas untuk mengumpulkan data harga dari berbagai sumber dan menganalisisnya secara berkala. "Sudah ada tim yang kami bentuk bersama dengan pihak terkait, tugasnya antara lain memantau perkembangan harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional maupun pasar modern yang tersebar di Kaltim," ujar Budi di Samarinda, Senin (24/2).
Strategi pemantauan harga yang dilakukan BI Kaltim melibatkan beberapa sumber data penting, memastikan keakuratan informasi yang didapat. Data tersebut meliputi rilis harian dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Provinsi Kaltim melalui laman hargapangan.laminetam.id, data dari Dinas Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Provinsi Kaltim, serta data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) BI. Data ini kemudian dianalisis secara harian, mingguan, dan bulanan untuk mendeteksi potensi kenaikan harga yang tidak wajar.
Pemantauan Intensif dan Strategi 4K
Pemantauan harga yang dilakukan BI Kaltim bersifat komprehensif dan berkelanjutan. Data dikumpulkan dan dianalisis secara berkala untuk memberikan gambaran yang akurat tentang kondisi pasar. "Pemantauan ini dilakukan terus menerus baik secara harian, akumulasi mingguan, hingga rata-rata bulanan agar kami dapat segera merespons jika terjadi kenaikan harga yang tidak wajar," jelas Budi. Jika ditemukan indikasi kenaikan harga yang signifikan, BI Kaltim akan berkoordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kaltim untuk mengambil tindakan cepat, seperti operasi pasar dan penambahan pasokan.
Dalam upaya pengendalian inflasi, BI Kaltim dan TPID Kaltim menerapkan strategi 4K (keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif). Strategi ini terbukti efektif dalam menjaga stabilitas harga dan mencegah lonjakan harga yang tidak terkendali. "TPID Kaltim akan terus bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan dalam pengendalian inflasi melalui strategi 4K untuk inflasi yang rendah dan stabil, guna mendukung pertumbuhan ekonomi Kaltim lebih tinggi dan berkelanjutan," tambah Budi yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua I TPID Kaltim.
Salah satu tantangan dalam menjaga stabilitas harga di Kaltim adalah ketergantungan yang tinggi terhadap pasokan dari luar daerah, yang mencapai sekitar 70 persen. Untuk mengatasi hal ini, BI Kaltim dan TPID Kaltim fokus pada upaya peningkatan kelancaran distribusi barang dan peningkatan produktivitas lokal. Dengan demikian, diharapkan ketergantungan pada pasokan luar daerah dapat dikurangi secara bertahap.
Antisipasi Lonjakan Harga dan Ketersediaan Pasokan
BI Kaltim menyadari pentingnya antisipasi dini untuk mencegah lonjakan harga menjelang Ramadhan. Oleh karena itu, pemantauan harga dan ketersediaan pasokan dilakukan secara intensif dan berkelanjutan. Kerja sama dengan berbagai pihak terkait, termasuk pemerintah daerah dan pelaku usaha, sangat penting dalam upaya ini. Dengan koordinasi yang baik, diharapkan lonjakan harga dapat dicegah dan masyarakat dapat menikmati harga kebutuhan pokok yang stabil selama bulan Ramadhan.
Langkah-langkah yang dilakukan BI Kaltim dan TPID Kaltim ini menunjukkan komitmen untuk menjaga stabilitas ekonomi di Kaltim. Pemantauan yang ketat, strategi 4K, dan koordinasi yang baik dengan berbagai pihak terkait diharapkan dapat menciptakan kondisi pasar yang kondusif dan mencegah terjadinya inflasi yang tinggi menjelang dan selama bulan Ramadhan 2025.
Ke depannya, BI Kaltim akan terus meningkatkan upaya untuk memperkuat sistem pemantauan harga dan meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak terkait. Hal ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan pasokan dan stabilitas harga kebutuhan pokok di Kaltim, sehingga masyarakat dapat menikmati kehidupan ekonomi yang lebih baik.