BKKBN Jateng Dorong Peningkatan Program KB: Target Unmet Need Belum Tercapai
BKKBN Jateng melaporkan keberhasilan program Bangga Kencana di sejumlah indikator, namun masih terdapat tantangan dalam menurunkan angka kebutuhan ber-KB yang belum terpenuhi.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Jawa Tengah melaporkan keberhasilan program Bangga Kencana di tahun 2024, namun juga menyoroti satu indikator yang belum mencapai target. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jateng, Eka Sulistia Ediningsih, mengungkapkan hal ini dalam Koordinasi Teknis Program Bangga Kencana Jateng 2025 di Semarang, Selasa (29/4).
Dari enam indikator utama program Bangga Kencana, hanya satu yang belum tercapai, yaitu penurunan kebutuhan ber-KB. Angka kebutuhan ber-KB masih berada di angka 9,3 persen, belum mencapai target 8,14 persen. "Satu-satunya indikator yang belum mencapai target adalah menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need)," jelas Eka.
Eka menjelaskan lebih lanjut bahwa indikator kebutuhan ber-KB mengacu pada pasangan usia subur yang tidak ingin menambah anak, tetapi belum menggunakan alat kontrasepsi. "Artinya, saat ini masih ada 9,3 persen pasangan usia subur di Jateng yang tidak ingin punya anak lagi, tapi mereka tidak ber-KB. Ini harus dicari solusinya," tambahnya.
Capaian Positif Program Bangga Kencana
Meskipun terdapat tantangan dalam menurunkan angka unmet need, program Bangga Kencana di Jawa Tengah menunjukkan capaian positif pada lima indikator lainnya. Angka kelahiran total (TFR) berhasil diturunkan menjadi 2,03 anak per wanita usia subur (WUS) 15-49 tahun, melampaui target 2,06. Angka prevalensi pemakaian kontrasepsi modern (mCPR) juga meningkat signifikan, mencapai 65,5 persen, melebihi target 65,24 persen.
Penurunan angka kelahiran pada kelompok umur 15-19 tahun (ASFR 15-19) juga berhasil dicapai. Angka tersebut turun menjadi 13,7 per 1.000 perempuan usia 15-19 tahun, memenuhi target 17 per 1.000 perempuan. Meskipun telah mencapai target, Eka menekankan pentingnya upaya lebih lanjut untuk menekan angka ini karena risiko kesehatan bagi remaja yang hamil dan melahirkan. "Meski AFSR 15-19 telah mencapai target, angka tersebut harus lebih ditekan karena bahaya sekali ketika seorang anak berusia 15 sampai 19 tahun tapi mereka hamil dan melahirkan. Harus kita turunkan, walaupun sudah mencapai target," tegasnya.
Indeks Pembangunan Keluarga (i-Bangga) juga meningkat menjadi 63,9 pada tahun 2024, melampaui target 58,20. Terakhir, Median Usia Kawin Pertama (MUKP) perempuan di Jawa Tengah juga berhasil melampaui target, mencapai 22 tahun, lebih tinggi dari target 21,75 tahun.
Pentingnya Upaya Peningkatan Program KB
BKKBN Jateng menyadari pentingnya upaya untuk meningkatkan akses dan penggunaan alat kontrasepsi bagi pasangan usia subur. Eka menekankan perlunya strategi yang tepat sasaran untuk mencapai target penurunan unmet need. Hal ini memerlukan kerjasama lintas sektor dan peningkatan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya ber-KB.
Program Bangga Kencana secara keseluruhan menunjukkan hasil yang positif di Jawa Tengah. Namun, tantangan dalam menurunkan angka unmet need perlu mendapat perhatian serius. BKKBN Jateng akan terus berupaya untuk meningkatkan program KB dan memastikan tercapainya seluruh target program Bangga Kencana di masa mendatang.
Data menunjukkan bahwa meskipun beberapa indikator utama program Bangga Kencana di Jawa Tengah telah melampaui target, masih ada ruang untuk perbaikan, terutama dalam hal menurunkan angka kebutuhan ber-KB yang belum terpenuhi. Hal ini membutuhkan strategi yang komprehensif dan kolaborasi yang kuat antara BKKBN dan berbagai pemangku kepentingan terkait.