BMKG Gorontalo Pantau Hilal di Botubarani, Awan Tebal Jadi Kendala
BMKG Gorontalo melakukan pemantauan hilal di Desa Botubarani, Bone Bolango, namun hilal tidak teramati karena awan tebal di ufuk barat.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Gorontalo melakukan pemantauan hilal untuk penentuan awal Ramadhan 1446 Hijriah di objek wisata Hiu Paus, Desa Botubarani, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, pada Jumat, 28 Februari 2024. Pemantauan ini bertujuan untuk menentukan awal bulan Ramadhan berdasarkan kriteria hisab dan rukyat. Namun, upaya tersebut terkendala oleh kondisi cuaca yang kurang mendukung.
Pengamat Stasiun Geofisika Gorontalo, Yudi Bramantyo, menjelaskan bahwa parameter hilal pada hari itu menunjukkan ketinggian 3,6 derajat dengan elongasi 5,4 derajat. Meskipun parameter tersebut menunjukkan potensi terlihatnya hilal, kondisi cuaca menjadi faktor penghambat utama. Awan tebal yang menyelimuti ufuk barat saat matahari terbenam menghalangi pengamatan hilal.
"Hilal tidak teramati dikarenakan di bagian ufuk barat terdapat awan yang cukup tebal," ungkap Yudi Bramantyo.
Lokasi Pemantauan dan Peralatan
BMKG Gorontalo memilih Desa Botubarani sebagai lokasi pemantauan karena beberapa faktor. Letaknya di pantai selatan yang luas memberikan pandangan yang lebih leluasa saat matahari terbenam. Selain itu, lokasi ini juga dinilai strategis karena jaraknya yang relatif dekat dengan berbagai pihak terkait, termasuk BMKG dan pemangku kebijakan lainnya. Hal ini mempermudah koordinasi dan pelaksanaan pemantauan.
Peralatan yang digunakan dalam pemantauan ini adalah teropong kamera yang dilengkapi dengan monitor. Menurut Yudi Bramantyo, peralatan tersebut berfungsi dengan baik dan tidak mengalami kendala teknis selama proses pengamatan. Kendala utama justru terletak pada kondisi cuaca yang tidak mendukung.
"Untuk alat dengan pengamat pada saat pengamatan tidak ada kendala sama sekali. Yang menjadi kendala adalah pada saat kita mengamati untuk hilal sendiri yaitu kondisi cuaca di mana terdapat awan yang cukup tebal di ufuk barat ketika matahari terbenam," jelas Yudi.
Tantangan Pemantauan Hilal dan Pertimbangan Lokasi
Pemantauan hilal merupakan proses yang kompleks dan membutuhkan kondisi cuaca yang ideal. Keberhasilan pengamatan sangat bergantung pada beberapa faktor, termasuk ketinggian hilal, elongasi, dan kondisi atmosfer. Awan tebal, seperti yang terjadi di Botubarani, dapat menghalangi pandangan dan membuat hilal tidak terlihat.
Pemilihan lokasi pemantauan juga merupakan hal yang penting. Lokasi yang dipilih harus memiliki cakrawala yang bersih dan bebas dari halangan, seperti bangunan tinggi atau pepohonan. Selain itu, aksesibilitas dan keamanan lokasi juga perlu dipertimbangkan.
Desa Botubarani dipilih karena memenuhi beberapa kriteria tersebut. Lokasi di pantai selatan yang luas memberikan keunggulan dalam hal visibilitas. Kedekatan dengan berbagai pihak terkait juga mempermudah koordinasi dan pelaksanaan kegiatan.
Meskipun hilal tidak teramati pada kesempatan ini, pemantauan hilal tetap menjadi bagian penting dalam penentuan awal Ramadhan. BMKG Gorontalo akan terus melakukan upaya terbaik dalam mengamati hilal dengan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kondisi cuaca dan pemilihan lokasi yang tepat.