BMKG Imbau Nelayan Waspada Angin Kencang di Perairan Manggarai Barat
BMKG Manggarai Barat mengimbau nelayan meningkatkan kewaspadaan terhadap angin kencang dan gelombang tinggi yang dapat terjadi tiba-tiba akibat awan Cumulonimbus.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Komodo memberikan imbauan penting kepada para nelayan di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Imbauan tersebut terkait potensi angin kencang dan gelombang tinggi yang membahayakan aktivitas melaut. Peringatan ini dikeluarkan menyusul potensi perubahan kondisi cuaca yang signifikan, terutama saat munculnya awan Cumulonimbus (Cb).
Kepala Stasiun Meteorologi Komodo, Maria Seran, menjelaskan bahwa awan Cumulonimbus dapat memicu angin kencang dengan durasi singkat, serta meningkatkan tinggi gelombang secara tiba-tiba. Kondisi ini tentu sangat berbahaya bagi nelayan yang tengah beraktivitas di laut. Imbauan kewaspadaan ini disampaikan melalui berbagai saluran komunikasi untuk memastikan informasi sampai kepada seluruh nelayan di wilayah tersebut.
Meskipun prakiraan awal menunjukkan gelombang rendah di Selat Sape bagian utara (0,4-1 meter), perairan selatan diprediksi memiliki gelombang sedang hingga 1,5 meter. Variabilitas cuaca ini menekankan pentingnya pemantauan kondisi cuaca secara berkala dan kesiapsiagaan nelayan dalam menghadapi potensi bahaya di laut. Hal ini juga berlaku bagi para pelaku wisata bahari di Labuan Bajo.
Waspada Angin Kencang dan Gelombang Tinggi Akibat Awan Cumulonimbus
Maria Seran menekankan pentingnya pemantauan informasi cuaca terkini dari BMKG. "Kami imbau perhatikan dan terus memperbaharui informasi cuaca dan tinggi gelombang dari BMKG untuk keselamatan di laut," katanya. Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya akses informasi yang akurat dan up-to-date bagi keselamatan nelayan dan pelaku wisata bahari.
Selain potensi angin kencang dan gelombang tinggi, BMKG juga mencatat suhu udara maksimum di Labuan Bajo berkisar 31-32 derajat Celcius. Kondisi ini, diiringi dengan labilnya dinamika atmosfer, pemanasan permukaan tanah yang kuat, dan suhu permukaan laut yang hangat, dapat memicu pertumbuhan awan konvektif seperti Cumulonimbus, terutama pada siang hingga malam hari. Kondisi ini berpotensi menyebabkan hujan disertai angin kencang.
BMKG juga menjelaskan bahwa hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang terjadi beberapa hari terakhir di Labuan Bajo, meskipun di awal musim kemarau, disebabkan oleh fenomena tropis Kelvin dan Rossby di atmosfer. Gelombang atmosfer tropis ini dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan, bahkan di tengah musim kemarau. Gelombang Rossby diprediksi masih aktif di NTT hingga 10 Mei 2025.
Prakiraan Cuaca dan Imbauan Keselamatan
Untuk Manggarai Barat, prakiraan cuaca umumnya cerah berawan di pagi hari, berawan di siang hingga sore, dan berpotensi hujan ringan hingga sedang di siang dan malam hari. Maria Seran menjelaskan, "Hujan di musim kemarau adalah sesuatu yang lumrah, karena adanya gangguan atmosfer sementara yang memicu kondisi basah dan fenomena ini umumnya bersifat sementara hingga beberapa hari ke depan."
Meskipun hujan di musim kemarau merupakan hal yang biasa, BMKG tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. Masyarakat diimbau menghindari aktivitas di area terbuka seperti lapangan dan persawahan saat awan gelap mulai terbentuk untuk menghindari sambaran petir. Selain itu, masyarakat juga dihimbau untuk menghindari perbukitan dan lereng yang rawan longsor, serta memperhatikan kondisi sungai atau kali, terutama di daerah hilir, karena potensi banjir dari hulu.
Kesimpulannya, BMKG menekankan pentingnya kewaspadaan dan pemantauan informasi cuaca terkini bagi nelayan dan masyarakat Manggarai Barat. Dengan memperhatikan imbauan dan prakiraan cuaca dari BMKG, diharapkan dapat meminimalisir risiko yang ditimbulkan oleh kondisi cuaca ekstrem.