BNPB RI Turun Tangan Bantu Bogor Pasca Bencana Hidrometeorologi
Kepala BNPB RI, Letjen TNI Suharyanto, langsung mengunjungi Bupati Bogor di hari pertama kerjanya untuk menangani dampak bencana hidrometeorologi yang telah mengakibatkan ratusan warga mengungsi.
Bencana hidrometeorologi yang melanda Kabupaten Bogor pada Minggu (2/3) malam mengakibatkan ratusan warga mengungsi dan kerusakan infrastruktur. Hal ini mendorong Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI, Letjen TNI Suharyanto, untuk langsung mengunjungi Bupati Bogor, Rudy Susmanto, pada hari pertama masa jabatannya di Kantor Bupati, Cibinong, Senin (3/3).
Kunjungan ini merupakan bentuk dukungan nyata pemerintah pusat terhadap Kabupaten Bogor yang telah menetapkan status tanggap darurat bencana. Suharyanto menekankan komitmen BNPB untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi. "Pak Bupati mengeluarkan status tanggap darurat, sehingga pemerintah pusat tidak ragu-ragu sudah langsung masuk dan bekerja sama dengan pemerintah daerah. Apapun yang menjadi kebutuhan masyarakat yang terdampak bencana, betul-betul kita usahakan semaksimal mungkin dipenuhi," ujar Suharyanto.
Bencana tersebut mengakibatkan 346 warga Bogor harus mengungsi akibat dampak hujan deras disertai angin kencang. Kerusakan infrastruktur juga signifikan, termasuk tujuh jembatan yang putus. Pemerintah pusat melalui BNPB berkomitmen untuk segera mengatasi permasalahan ini.
Penanganan Bencana dan Kerjasama Antar Lembaga
BNPB memastikan akan berkoordinasi dengan TNI untuk membangun jembatan darurat atau jembatan bailey guna mengganti tujuh jembatan yang putus. "Untuk yang jembatan-jembatan putus dalam waktu tidak terlalu lama (dikerjakan). Tadi arahan bupati tiga minggu ini krusial, karena menjelang Idul Fitri, ada libur nasional, dan wilayah Bogor khususnya ke Puncak," jelas Suharyanto. Target penyelesaian tiga minggu ini sangat penting mengingat libur nasional Idul Fitri dan akses vital menuju Puncak.
Bupati Bogor, Rudy Susmanto, mengajak seluruh pihak untuk bergotong royong dalam penanggulangan bencana. Ia menekankan pentingnya kerjasama dan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan. "Permasalahan ini tidak bisa diselesaikan dengan Pemerintah Kabupaten Bogor, kami butuh dukungan dari semua pihak, dan pola hidup yang bersih, yang sehat, buanglah sampah pada tempatnya," imbuh Rudy Susmanto.
BPBD Kabupaten Bogor melaporkan bahwa bencana alam hidrometeorologi telah berdampak pada 28 desa di 16 kecamatan. Jenis bencana meliputi tanah longsor, banjir, orang hanyut, dan angin kencang.
Detail Lokasi Bencana
Berikut rincian lokasi bencana yang terjadi:
- Tanah Longsor: Cijeruk (Desa Cijeruk dan Tanjungsari), Sukaraja (Desa Cimandala dan Nagrak), Megamendung (Desa Kuta, Sukagalih, Gadog, dan Sukakarya), Sukamakmur (Desa Sirnajaya), Ciawi (Desa Bojong Murni), Sukajaya (Desa Harkatjaya), Leuwisadeng (Desa Sadengkolot), dan Babakan Madang (Desa Bojongkoneng).
- Banjir: Parungpanjang (Desa Kabaosiran dan Cibunar), Cisarua (Desa Tugu Utara, Tugu Selatan, Batu Layang, Kopo, Jogjogan, dan Cibeureum), Bojonggede (Desa Rawa Panjang), Cigudeg (Desa Rengasjajar), Tenjo (Desa Cilaku), Dramaga (Desa Babakan), dan Rumpin (Desa Sukasari).
- Orang Hanyut: Cisarua (Desa Citeko).
- Angin Kencang: Jasinga (Desa Setu).
Peristiwa ini menunjukkan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi, terutama dengan meningkatnya intensitas hujan di wilayah tersebut. Kerjasama antara pemerintah pusat dan daerah, serta partisipasi aktif masyarakat, menjadi kunci dalam penanggulangan dan pemulihan pasca bencana.