BP Batam Buka Peluang Investasi Luas, Dorong Pertumbuhan Lapangan Kerja di Batam
Wakil Kepala BP Batam berkomitmen membuka peluang investasi seluas-luasnya untuk menciptakan lapangan kerja baru di Batam, sejalan dengan target investasi nasional tahun 2025.
Batam, 30 April 2024 - Wakil Kepala Badan Pengusahaan Batam (BP Batam), Li Claudia Chandra, menegaskan komitmennya untuk membuka lebar pintu investasi guna mendorong pertumbuhan lapangan kerja di Batam. Hal ini disampaikan setelah beliau menerima kunjungan Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Todotua Pasaribu, di Batam, Kepulauan Riau.
Dalam kunjungan tersebut, Li Claudia Chandra menekankan bahwa BP Batam akan melakukan peninjauan menyeluruh terhadap regulasi yang ada. "Pak Todotua mengingatkan kami untuk membuka ruang seluas-luasnya bagi investasi, karena investasi adalah kunci terciptanya lapangan kerja. Oleh karena itu, kami akan memperbaiki persyaratan investor dan meninjau aturan-aturan yang tumpang tindih," ujarnya.
Proses peninjauan aturan ini membutuhkan waktu, karena BP Batam perlu melakukan sinkronisasi regulasi antara BP Batam dan Pemerintah Kota Batam. Tujuannya adalah untuk menentukan aturan mana yang lebih tinggi dan diprioritaskan dalam rangka menciptakan iklim investasi yang kondusif.
Penguatan Investasi di Batam: Target Nasional dan Strategi Kolaborasi
Kunjungan Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Todotua Pasaribu, beserta timnya pada Selasa (29 April 2024) ke Marketing Center BP Batam bertujuan untuk mengonsolidasikan dan memperkuat komunikasi terkait percepatan pertumbuhan investasi di Batam. Todotua Pasaribu menyampaikan target realisasi investasi nasional tahun 2025 yang ditetapkan Kementerian Investasi dan Hilirisasi RI/BKPM RI sebesar Rp1.900 triliun, dengan realisasi triwulan pertama mencapai Rp465 triliun.
Salah satu strategi kunci untuk mencapai target tersebut adalah penguatan kawasan, baik kawasan industri, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), maupun Free Trade Zone (FTZ). "Strategi ini kami pilih untuk memaksimalkan potensi investasi dan pertumbuhan ekonomi," jelas Todotua Pasaribu.
Wakil Menteri juga menyoroti dampak dinamika ekonomi global, khususnya perang tarif dagang antara Amerika Serikat dan China. "Tantangan ini menuntut kita untuk jeli melihat potensi dan peluang yang ada. Oleh karena itu, kami akan segera mematangkan pembentukan task force antara Kementerian Investasi dan BP Batam," tambahnya.
Kemudahan Berinvestasi: Task Force dan Desk Layanan
Untuk mempermudah koordinasi dan proses konsolidasi, Kementerian Investasi dan Hilirisasi RI/BKPM RI akan menempatkan kembali desk layanan di PTSP BP Batam. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat proses perizinan dan komunikasi dengan Kementerian/Lembaga terkait.
"Kami ingin proses investasi menjadi lebih taktis dan efisien. Kendala investasi seringkali meliputi perizinan, iklim usaha, dan daya saing. Dengan adanya task force dan desk layanan ini, kami berharap dapat mempercepat penyelesaian hambatan investasi di Kota Batam," pungkas Todotua Pasaribu.
Inisiatif ini menunjukkan komitmen nyata pemerintah untuk meningkatkan iklim investasi di Batam dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja bagi masyarakat. Dengan adanya kolaborasi yang kuat antara BP Batam dan Kementerian Investasi, diharapkan Batam dapat semakin menarik minat investor dan berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.