BPBD Jakbar Evakuasi Korban Banjir di Tiga Kelurahan
BPBD Jakarta Barat kerahkan 24 personel untuk evakuasi korban banjir di Kedoya Selatan, Kembangan Selatan, dan Rawa Buaya akibat luapan Kali Angke dan Kali Pesanggrahan.
Banjir yang melanda Jakarta Barat (Jakbar) pada Selasa, 4 April 2023, telah mengakibatkan evakuasi warga di tiga kelurahan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menerjunkan 24 personel untuk membantu proses evakuasi di Kelurahan Kedoya Selatan, Kembangan Selatan, dan Rawa Buaya. Proses evakuasi melibatkan berbagai instansi dan warga setempat, berjalan lancar berkat kerjasama yang solid.
Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) BPBD DKI Jakarta, Koordinator Wilayah Jakarta Barat, Vitus Dwi Indarto, menyatakan bahwa bantuan diberikan di tiga kelurahan yang terdampak banjir. "Kita membantu di tiga kelurahan yang terdampak," ungkap Vitus kepada pers di lokasi pengungsian Kantor Lurah Kedoya Selatan. Proses evakuasi melibatkan banyak pihak, termasuk pemadam kebakaran, Kepolisian, TNI, pemerintah daerah, dan warga sekitar.
Evakuasi berjalan dengan lancar, berkat koordinasi dan kerjasama yang baik antar instansi dan masyarakat. "Untuk proses evakuasi tadi sudah dijalankan bersama jajaran dari kelurahan terus dari Damkar, dari tiga pilar, dari semua unsur, masyarakat pun ikut terlibat," jelas Vitus. Kondisi banjir di beberapa wilayah, seperti RW 05 Kedoya Selatan, yang sebelumnya mencapai ketinggian dua meter, kini telah surut menjadi 90 centimeter.
Evakuasi Lancar, Banjir Kiriman dari Bogor
Proses evakuasi korban banjir di Jakarta Barat berjalan lancar berkat kerjasama berbagai pihak. BPBD Jakarta Barat mengerahkan 24 personel untuk membantu mengevakuasi warga yang terdampak banjir di tiga kelurahan. Selain BPBD, proses evakuasi juga melibatkan pemadam kebakaran, kepolisian, TNI, pemerintah daerah setempat, dan warga sekitar. Kerja sama yang solid ini memastikan evakuasi berjalan dengan efisien dan efektif.
Banjir yang melanda wilayah tersebut diakibatkan oleh luapan Kali Angke dan Kali Pesanggrahan. Menurut Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Barat, Purwanti Suryandari, banjir ini merupakan banjir kiriman dari daerah Bogor. Kondisi ini membuat penggunaan pompa untuk mengatasi banjir baru bisa difungsikan ketika aliran kali surut. "Banjir kali ini kan karena kali meluap ya. Kali Angke, Kali Pesanggrahan. Nah, karena itu banjir kiriman, kita hanya bisa nunggu muka air kalinya surut, baru bisa kita pompa," jelas Purwanti.
Area yang terendam banjir sebagian besar merupakan area cekungan. Hal ini menyulitkan penggunaan pompa sebelum air di kali surut. "Kalau untuk yang daerah-daerah yang ada di dalam-dalam kan bentuknya cekungan. Kalau kalinya masih belum surut, kita susah pakai pompa," tambah Purwanti. Meskipun demikian, pihak SDA tetap mengupayakan penggunaan pompa di area-area yang memungkinkan untuk mencegah genangan semakin tinggi. "Tapi pompa-pompa kita tetap jalan ya, supaya genangan tidak semakin tinggi," ujar Purwanti.
Meskipun terdapat kendala dalam penggunaan pompa, proses evakuasi tetap berjalan lancar. Kerja sama yang baik antara BPBD, instansi terkait, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam membantu warga yang terdampak banjir. Penanganan banjir kiriman ini menuntut strategi khusus mengingat keterbatasan penggunaan pompa sebelum air sungai surut. Kondisi ketinggian air yang terus dipantau memastikan penanganan yang tepat dan efektif.
Penanganan Banjir di Jakarta Barat
- BPBD Jakbar kerahkan 24 personel untuk evakuasi.
- Tiga kelurahan terdampak: Kedoya Selatan, Kembangan Selatan, dan Rawa Buaya.
- Kerja sama dengan Damkar, Kepolisian, TNI, dan warga.
- Banjir kiriman dari Bogor menyebabkan keterbatasan penggunaan pompa.
- Ketinggian air di RW 05 Kedoya Selatan menurun dari 2 meter menjadi 90 cm.
Kejadian banjir ini menyoroti pentingnya kerjasama antar instansi dan peran serta masyarakat dalam penanggulangan bencana. Respon cepat dan koordinasi yang efektif terbukti mampu meminimalisir dampak buruk banjir dan memastikan keselamatan warga terdampak. Ke depannya, antisipasi dan strategi penanggulangan banjir yang lebih komprehensif perlu terus ditingkatkan untuk mengurangi risiko bencana serupa di masa mendatang.