BPI Danantara: Jurus Jitu Indonesia Kuasai Ekonomi Global?
Akademisi optimistis BPI Danantara akan menjadi kunci bagi Indonesia untuk menjadi kekuatan ekonomi global, didukung oleh berbagai faktor strategis, namun tantangan tetap ada.
Manado, 23 Februari 2024 - Peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) oleh Presiden Prabowo Subianto menyita perhatian publik. Akademisi Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Joy Tulung, meyakini lembaga ini akan menjadi katalis bagi Indonesia untuk menjadi pusat ekonomi global yang kuat. Hal ini disampaikannya di Manado, Sabtu lalu, mengungkapkan optimisme terkait dampak positif BPI Danantara terhadap perekonomian Indonesia.
Menurut Joy Tulung, keberhasilan strategi pemerintah melalui BPI Danantara akan sangat menentukan peluang Indonesia untuk mendominasi ekonomi regional dan global. Ia menekankan bahwa langkah ini merupakan strategi jitu untuk meningkatkan daya tarik investasi Indonesia di mata dunia. Sejumlah faktor fundamental mendukung optimisme ini, mulai dari peningkatan kepercayaan investor hingga pengembangan infrastruktur.
Keberadaan BPI Danantara dinilai mampu meningkatkan kepercayaan investor internasional karena menunjukkan komitmen Indonesia dalam pengelolaan investasi yang profesional dan transparan. Hal ini akan menarik minat investor asing, terutama di sektor strategis seperti infrastruktur, teknologi, energi hijau, dan manufaktur.
Faktor Pendukung Penguatan Ekonomi Indonesia
Joy Tulung, yang juga menjabat sebagai Ketua ISEI Manado, merinci beberapa faktor pendukung yang membuat Indonesia semakin menarik bagi investor global. Pertama, stabilitas politik Indonesia yang relatif baik dibandingkan negara berkembang lainnya, dikombinasikan dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata di atas 5 persen sebelum pandemi, menjadi daya tarik tersendiri. Kedua, bonus demografi dengan jumlah penduduk muda yang besar merupakan aset berharga bagi industri dan investasi jangka panjang.
Ketiga, hilirisasi industri, terutama di sektor nikel, bauksit, dan tembaga, telah menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi baterai kendaraan listrik dunia, memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global. Keempat, potensi besar di sektor energi terbarukan, seperti panas bumi, tenaga surya, dan biomassa, sejalan dengan tren global menuju energi hijau dan keberlanjutan. Kelima, peningkatan infrastruktur dan konektivitas, termasuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), jalan tol, pelabuhan, dan jalur kereta api, mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat.
"Infrastruktur yang baik menjadi faktor penting bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat," tegas Joy Tulung. Ia menambahkan bahwa pengelolaan yang baik pada sumber daya alam untuk energi terbarukan dapat menarik investasi besar dari negara-negara maju. Dengan sumber daya manusia yang terus berkembang, banyak perusahaan global tertarik untuk membuka pabrik dan kantor di Indonesia.
Tantangan yang Harus Diatasi
Meskipun peluangnya besar, Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan untuk menarik investor global. Birokrasi dan regulasi yang kompleks masih menjadi hambatan. Ketimpangan pembangunan antara daerah perkotaan dan pedesaan juga perlu diatasi. Persaingan dengan negara-negara ASEAN lain, seperti Vietnam dan Thailand, yang juga gencar menarik investasi, menjadi tantangan yang tak kalah penting.
Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan meluncurkan BPI Danantara pada Senin, 24 Februari 2024. Harapannya, lembaga ini akan mampu mengatasi tantangan tersebut dan menjadi instrumen efektif dalam menarik investasi asing serta mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan.
Dengan strategi yang tepat dan pengelolaan yang baik, BPI Danantara berpotensi besar untuk membawa Indonesia ke puncak ekonomi global. Namun, kesuksesannya bergantung pada kemampuan pemerintah untuk mengatasi berbagai tantangan yang ada dan menciptakan iklim investasi yang kondusif.