BPMS GMIM Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Manado
Badan Pekerja Majelis Sinode GMIM mendistribusikan bantuan bahan pokok, tenaga medis, dan obat-obatan kepada warga Manado yang terdampak banjir dan tanah longsor.
Banjir dan tanah longsor yang melanda Kota Manado pada Minggu, 23 Maret 2024, telah menimbulkan dampak yang signifikan bagi warga setempat. Sebagai respon atas bencana ini, Badan Pekerja Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Minahasa (BPMS-GMIM) bergerak cepat menyalurkan bantuan berupa bahan kebutuhan pokok, tenaga medis, dan obat-obatan kepada para korban yang membutuhkan. Bantuan ini difokuskan pada beberapa jemaat yang terdampak parah, menunjukkan kepedulian gereja terhadap umat dan masyarakat Manado.
Ketua BPMS GMIM, Pdt. Hein Arina, Th.D, secara langsung memimpin pendistribusian bantuan. Ia menyatakan bahwa bantuan tersebut diberikan kepada warga jemaat di Efrata Paal 2, Yerusalem Paal 2, Bethlemen Winuangan Paal 2, Yarden Dendengan Dalam, dan Maranatha Karame. Pdt. Hein juga menekankan komitmen BPMS GMIM untuk terus memberikan bantuan selama kondisi darurat masih berlangsung, memastikan kebutuhan dasar para korban terpenuhi.
Tidak hanya bahan pokok, BPMS GMIM juga mengerahkan tenaga medis dan obat-obatan untuk membantu warga yang mengalami masalah kesehatan akibat bencana. Rumah sakit milik GMIM, seperti Rumah Sakit Bethesda, Rumah Sakit Pancaran Kasih Manado, Rumah Sakit Siloam Sonder, dan Rumah Sakit Kalooran Amurang, turut serta memberikan dukungan penuh dalam bentuk pelayanan kesehatan.
Bantuan Terpadu dari GMIM untuk Korban Banjir Manado
Langkah BPMS GMIM ini merupakan wujud nyata dari diakonia gereja, sebuah tindakan pelayanan kasih dan kepedulian terhadap sesama. Pdt. Hein Arina mengajak seluruh warga gereja, termasuk jemaat, wilayah, lembaga pendidikan, dan rumah sakit di bawah naungan GMIM, untuk berpartisipasi aktif dalam membantu meringankan beban para korban.
Ia menegaskan pentingnya gotong royong dan kerja sama dalam penanggulangan bencana ini. "Jadi kita melibatkan jemaat, wilayah, sisi pendidikan maupun rumah sakit untuk secara aktif berpartisipasi mengatasi kesulitan karena yang dialami warga," ujar Pdt. Hein. Hal ini menunjukkan komitmen GMIM untuk mengatasi bencana secara terpadu dan menyeluruh.
Bantuan yang diberikan berupa bahan-bahan pokok, seperti beras, makanan siap saji, dan air bersih. Selain itu, ketersediaan ambulans, tenaga medis, dan obat-obatan juga sangat penting untuk penanganan medis darurat. Semua bantuan ini sangat krusial bagi para korban yang kehilangan tempat tinggal dan akses terhadap kebutuhan dasar.
Distribusi Bantuan yang Terorganisir dan Merata
Pdt. Hein menekankan pentingnya koordinasi dan pengelolaan bantuan yang baik agar pendistribusiannya merata dan tepat sasaran. BPMS GMIM berkomitmen untuk memastikan bantuan tersebut sampai kepada semua yang membutuhkan, terutama mereka yang terdampak paling parah oleh banjir dan tanah longsor.
Ia mengajak seluruh jemaat GMIM untuk berdiakonia dalam bingkai koordinasi badan pekerja majelis jemaat dan badan pekerja majelis wilayah. Dengan demikian, bantuan yang diberikan dapat dikelola secara efisien dan efektif, menjangkau seluruh korban dengan adil dan merata. "Bantuan diberikan akan diatur supaya berimbang dan dikelola baik sehingga bantuan tersebut dapat dinikmati semua orang terutama yang terdampak banjir dan tanah longsor," katanya menambahkan.
Melalui tindakan nyata ini, BPMS GMIM menunjukkan komitmennya dalam membantu meringankan penderitaan warga Manado yang terdampak bencana. Kerja sama dan koordinasi yang baik antara berbagai elemen GMIM menjadi kunci keberhasilan dalam pendistribusian bantuan dan pemulihan pasca-bencana.
Semoga bantuan yang diberikan dapat memberikan sedikit kelegaan dan harapan bagi para korban, serta mempercepat proses pemulihan bagi masyarakat Manado.