BPOM Ungkap 4 Kunci Kemandirian Obat, Peran Kampus Jadi Sorotan
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyebutkan empat kunci utama untuk mencapai kemandirian obat di Indonesia, salah satunya adalah peran penting perguruan tinggi dalam riset dan pengembangan obat herbal.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) baru-baru ini mengungkapkan empat kunci penting untuk mencapai kemandirian obat di Indonesia. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala BPOM, Taruna Ikrar, dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta pada Selasa, 25 Februari 2024. Keempat kunci tersebut meliputi peran perguruan tinggi, riset dan pengembangan, inovasi, serta kolaborasi internasional. Peran kampus, khususnya, menjadi sorotan utama dalam upaya mencapai kemandirian obat nasional.
Salah satu peran krusial kampus adalah dalam kerja sama penelitian dan pengembangan obat, termasuk obat herbal. Kepala BPOM menekankan potensi besar obat herbal atau obat dari bahan alam untuk memenuhi kebutuhan nasional akan obat-obatan. Obat-obatan dari bahan alam memiliki khasiat yang telah dimanfaatkan sejak lama oleh masyarakat Indonesia. Data BPOM mencatat lebih dari 15.000 item produk obat bahan alam terdaftar sebagai jamu, 77 obat herbal terstandar, dan 20 fitofarmaka. Namun, masih banyak potensi tanaman obat yang belum diteliti secara maksimal.
Oleh karena itu, pengembangan obat herbal memiliki prospek yang sangat menjanjikan. BPOM berkomitmen untuk memfasilitasi kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri farmasi. Kerja sama ini dinilai sangat penting sejak tahap awal penelitian agar hasil riset dapat dihilirisasi dengan efektif oleh industri. BPOM siap mendukung dan mengawal setiap proses, dari riset dan pengembangan hingga hilirisasi obat, vaksin, dan obat herbal, demi mewujudkan kemandirian nasional di bidang sediaan farmasi.
Peran Kampus dalam Kemandirian Obat
Kepala BPOM, Taruna Ikrar, mengajak para akademisi untuk berperan aktif dalam pengawasan obat dan makanan melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi. Hal ini penting mengingat kemandirian obat tidak hanya berfokus pada kemampuan penyediaan obat, tetapi juga pada khasiat dan keamanan obat bagi masyarakat. BPOM melakukan pengawasan dan pengendalian khasiat, keamanan, dan mutu obat dan makanan secara komprehensif sepanjang product life cycle.
Siklus pengawasan tersebut dimulai dari tahap pencegahan melalui standardisasi dan perizinan, kemudian pembinaan, pengawasan, dan penindakan. Keseluruhan siklus ini bertujuan untuk menjamin produksi, distribusi, dan konsumsi obat dan makanan yang aman, bermutu, dan berkhasiat. Tujuan akhir dari upaya ini adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat dan sekaligus memperkuat industri obat dan makanan dalam negeri.
Lebih lanjut, Taruna Ikrar juga menekankan pentingnya riset dan pengembangan, inovasi, serta kolaborasi internasional sebagai kunci pendukung kemandirian obat. Keempat pilar ini saling berkaitan dan harus dijalankan secara sinergis untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan kolaborasi yang erat antara berbagai pihak, Indonesia diharapkan mampu mencapai kemandirian obat dalam waktu dekat.
Dukungan BPOM untuk Hilirisasi Riset Obat
BPOM menegaskan komitmennya untuk mendukung penuh dan mengawal setiap upaya riset dan pengembangan hingga hilirisasi obat, vaksin, dan obat herbal. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mendorong kemandirian nasional di bidang sediaan farmasi. Dengan adanya dukungan ini, diharapkan para peneliti dan akademisi semakin termotivasi untuk berkontribusi dalam pengembangan obat-obatan di Indonesia.
Kerja sama antara perguruan tinggi dan industri farmasi menjadi kunci keberhasilan hilirisasi riset. BPOM berperan sebagai jembatan untuk mempertemukan kedua pihak dan memastikan proses berjalan lancar. Dengan demikian, hasil-hasil penelitian dapat segera diimplementasikan dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
Pengembangan obat herbal, khususnya, mendapat perhatian khusus dari BPOM. Potensi besar yang dimiliki oleh tanaman obat di Indonesia perlu digali dan dikembangkan secara maksimal. BPOM siap memberikan pendampingan dan dukungan penuh agar pengembangan obat herbal dapat berjalan dengan optimal dan menghasilkan produk-produk berkualitas.
Melalui kolaborasi yang kuat antara pemerintah, perguruan tinggi, dan industri, Indonesia diharapkan mampu mewujudkan kemandirian obat dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
Dengan adanya komitmen dan dukungan dari BPOM, diharapkan Indonesia dapat semakin maju dalam bidang farmasi dan mampu memenuhi kebutuhan obat-obatan nasional secara mandiri.