Bulog Lampung Tetap Serap Gabah Petani Terdampak Cuaca Buruk
Perum Bulog Kanwil Lampung tetap menerima gabah petani meski terdampak cuaca buruk atau hama, dengan catatan memenuhi standar kualitas tertentu dan dilengkapi berita acara.
Petani di Lampung yang mengalami gagal panen akibat cuaca buruk dan hama dapat bernapas lega. Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Provinsi Lampung menyatakan tetap siap menyerap gabah mereka, meskipun dengan kualitas yang sedikit di bawah standar. Keputusan ini diambil untuk memastikan petani tetap mendapatkan penghasilan meskipun menghadapi kendala alam.
Hal ini disampaikan langsung oleh Pimpinan Perum Bulog Kanwil Lampung, Nurman Susilo, di Bandarlampung pada Sabtu lalu. Beliau menjelaskan bahwa Bulog akan menerima gabah petani yang terdampak bencana, asalkan memenuhi persyaratan tertentu dan disertai dengan bukti yang sah. Proses ini bertujuan untuk melindungi petani dari kerugian ekonomi yang lebih besar.
Langkah Bulog ini merupakan wujud nyata kepedulian terhadap nasib petani di tengah kondisi alam yang kurang bersahabat. Dengan memastikan penyerapan gabah tetap berjalan, diharapkan dapat mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh cuaca buruk dan serangan hama terhadap perekonomian petani Lampung.
Bulog Beri Kelonggaran Kualitas Gabah Petani
Nurman Susilo menjelaskan bahwa Bulog akan memberikan kelonggaran terhadap kualitas gabah yang diterima dari petani yang terdampak cuaca buruk atau hama. Namun, tetap ada persyaratan yang harus dipenuhi. Petani diwajibkan menyertakan berita acara yang ditandatangani oleh penyuluh pertanian lapang (PPL) atau Babinsa setempat. Berita acara ini akan menjadi bukti sah terkait kondisi gabah dan penyebab kerusakannya.
"Kemarin memang ada petani yang mengirimkan gabah dengan kondisinya rebah atau terendam banjir, dan ini masih bisa kita terima dengan kualitas tertentu," ujar Nurman Susilo. Berita acara tersebut penting untuk memastikan bahwa kerusakan gabah memang disebabkan oleh faktor alam, bukan karena kesalahan petani.
Bulog akan menerima gabah dengan kualitas standar pada pengiriman pertama dan kedua. Namun, untuk pengiriman selanjutnya, Bulog akan lebih selektif. Gabah yang sudah berkecambah atau menghitam setelah dipilah akan dikembalikan kepada petani. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas stok gabah yang dimiliki Bulog.
Penerimaan gabah dengan kualitas tertentu ini juga berlaku untuk gabah yang terdampak banjir, seperti yang terjadi di Kabupaten Lampung Selatan. Bulog berkomitmen untuk tetap menyerap hasil panen petani, meskipun dengan kondisi gabah yang kurang sempurna.
Standar Kualitas Gabah dan Mekanisme Penyerapan
Meskipun memberikan kelonggaran, Bulog tetap memiliki standar kualitas gabah yang harus dipenuhi. Secara umum, standar kadar air gabah adalah 25 persen dan kadar hampa kotoran 10 persen dengan harga Rp6.500 per kilogram. Namun, untuk gabah yang terdampak bencana, Bulog akan mempertimbangkan kondisi gabah tersebut, asalkan kerusakannya tidak terlalu parah.
Proses penyerapan gabah dari petani yang terdampak bencana alam ini telah berjalan di beberapa wilayah, salah satunya di Kabupaten Lampung Selatan. Bulog bekerja sama dengan pihak terkait, seperti PPL dan Babinsa, untuk memverifikasi kondisi gabah dan memastikan proses penyerapan berjalan dengan lancar dan transparan.
Dengan adanya kebijakan ini, diharapkan para petani di Lampung dapat tetap bertahan dan melanjutkan kegiatan pertaniannya meskipun menghadapi tantangan akibat cuaca buruk dan hama. Bulog berkomitmen untuk selalu mendukung dan membantu para petani dalam meningkatkan kesejahteraan mereka.
Bulog menekankan pentingnya menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam proses penerimaan gabah. Semua proses didokumentasikan dengan baik untuk mencegah terjadinya penyimpangan. Dengan demikian, petani dapat merasa aman dan terlindungi dalam menjual hasil panennya kepada Bulog.
Kesimpulan
Langkah Bulog Lampung untuk tetap menerima gabah petani yang terdampak cuaca buruk merupakan tindakan yang tepat dan patut diapresiasi. Kebijakan ini tidak hanya membantu petani mempertahankan penghasilan, tetapi juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung sektor pertanian di Indonesia.