Bulog Mulai Serap Gabah Petani Kudus, Target 23.000 Ton
Perum Bulog Cabang Pati mulai menyerap gabah petani di Kudus dengan harga sesuai HPP, menargetkan 23.000 ton gabah sepanjang tahun, memberikan dampak positif bagi petani.
Bulog, Perum Badan Urusan Logistik, memulai penyerapan gabah dari petani di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Penyerapan perdana ini dilakukan pada tanggal 14 Februari 2024 di Kecamatan Kaliwungu, tepatnya pada saat panen raya. Langkah ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Presiden, dengan harga pembelian sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen (GKP) sebesar Rp6.500 per kilogram.
Penyerapan Gabah dan Target Bulog
Kepala Gudang Bulog Kudus, Eko Setiawan, menyatakan kesiapan Bulog untuk menyerap seluruh gabah petani. Target penyerapan gabah sepanjang tahun 2024 ditargetkan mencapai 23.000 ton GKP. Proses penyerapan dilakukan tanpa persyaratan khusus, memudahkan petani dalam menjual hasil panen mereka.
Setelah membeli gabah dari petani, Bulog akan memprosesnya di tempat jasa penggilingan padi terdekat yang memiliki fasilitas pengeringan gabah. Sistem pembayaran dilakukan secara kontan atau transfer langsung ke rekening petani, memastikan kemudahan dan transparansi transaksi.
Dampak Positif Bagi Petani
Firda Kurniawan, seorang petani dari Desa Gamong, Kecamatan Kaliwungu, mengungkapkan pengalamannya menjual gabah ke Bulog. Ia mengaku ini merupakan pengalaman pertamanya menjual hasil panen padi ke Bulog. Namun, ia hanya menjual gabah dari lahan seluas 1 hektare. Sisanya, seluas 4 hektare, telah dijual ke tengkulak dengan harga yang lebih rendah, yaitu Rp6.000/kg.
Firda berharap program penyerapan gabah oleh Bulog dapat berkelanjutan setiap musim panen. Hal ini akan sangat membantu kesejahteraan petani karena harga pembelian sesuai HPP yang ditetapkan pemerintah.
Potensi dan Tantangan Penyerapan Gabah
Agus Setiawan, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Kudus, menjelaskan bahwa beberapa wilayah di Kudus, seperti Kecamatan Kaliwungu dan Undaan, memasuki masa panen pada bulan Februari. Namun, di Kecamatan Undaan, mayoritas tanaman padi adalah padi ketan yang lebih banyak dikonsumsi untuk keperluan rumah tangga. Oleh karena itu, penyerapan gabah Bulog lebih terfokus di Kecamatan Kaliwungu.
Agus menambahkan, berdasarkan pengalaman sebelumnya, setiap hektare lahan padi mampu menghasilkan 6,6 ton GKP. Luas areal tanam padi di Kudus tahun lalu mencapai 26.069 hektare yang tersebar di sembilan kecamatan. Data ini menunjukkan potensi besar yang dapat diserap oleh Bulog.
Kesimpulan
Program penyerapan gabah oleh Bulog di Kudus memberikan dampak positif bagi petani dengan memberikan harga yang sesuai HPP dan kemudahan dalam proses penjualan. Program ini diharapkan dapat terus berlanjut dan ditingkatkan untuk menjamin kesejahteraan petani serta ketahanan pangan nasional. Keberhasilan program ini juga bergantung pada koordinasi yang baik antara Bulog, pemerintah daerah, dan petani.