Bulog Sulteng Capai 80 Persen Target Pengadaan Beras, Sisa 20 Persen Diupayakan Rampung
Perum Bulog Sulawesi Tengah (Sulteng) telah mencapai 80 persen target pengadaan beras hingga pekan kedua April 2025, dan optimistis sisa target akan segera terpenuhi.
Perum Bulog mencatat capaian signifikan dalam pengadaan beras di Sulawesi Tengah (Sulteng). Hingga pekan kedua April 2025, realisasi pengadaan beras telah mencapai 3.128 ton, atau setara dengan 80 persen dari total target 3.894 ton. Keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras dan kolaborasi berbagai pihak, termasuk Bulog, Dinas Pertanian Sulteng, pemerintah daerah, TNI, dan aparat terkait.
Proses pengadaan beras melibatkan kunjungan langsung ke area panen dan penggilingan di seluruh wilayah kerja Bulog Sulteng. Kerja sama yang erat dengan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) dan Babinsa di setiap kecamatan menjadi kunci keberhasilan penyerapan beras dari petani. Hal ini menunjukkan komitmen bersama untuk mendukung swasembada pangan nasional.
Pimpinan Wilayah (Pimwil) Bulog Sulteng, Elis Nurhayati, menyatakan optimisme atas pencapaian tersebut dan yakin sisa target 20 persen dapat segera diselesaikan. "Kami optimistis sisa target 20 persen dapat diselesaikan secepatnya," kata Elis Nurhayati di Palu, Jumat.
Capaian Signifikan dari Berbagai Kabupaten
Kontribusi terbesar pengadaan beras berasal dari Kabupaten Parigi Moutong, disusul oleh Sigi, Donggala, Tolitoli, Poso, dan Banggai. Penyerapan dilakukan secara kumulatif di seluruh wilayah kerja Bulog Sulawesi Tengah, meliputi Kantor Wilayah dan tiga kantor cabang di Luwuk, Poso, dan Tolitoli. Sistem pengadaan yang terintegrasi ini memastikan distribusi beras yang merata dan efisien.
Proses pengadaan beras melibatkan berbagai pihak, mulai dari petani hingga petugas di lapangan. Kerja sama yang solid antar instansi pemerintah dan Bulog menjadi kunci keberhasilan program ini. Keberhasilan ini juga menunjukkan sinergi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah dalam upaya mencapai swasembada pangan.
Selain itu, Bulog juga aktif dalam memantau perkembangan panen untuk memastikan target pengadaan tercapai tepat waktu. Hal ini menunjukkan komitmen Bulog dalam mendukung program pemerintah untuk meningkatkan produksi dan ketersediaan beras di Indonesia.
Ekspansi Penyerapan Gabah Kering Panen (GKP)
Tidak hanya beras, Bulog Sulteng juga mulai menyerap gabah kering panen (GKP) di wilayah Toribulu, Parigi Moutong. Langkah ini sejalan dengan kebijakan nasional untuk memperluas penyerapan gabah di luar Jawa dan Sumatera, guna meningkatkan kesejahteraan petani dan menjamin ketersediaan pangan nasional.
Perluasan penyerapan GKP ini menunjukkan komitmen Bulog dalam mendukung program pemerintah untuk meningkatkan produksi dan ketersediaan beras di Indonesia. Dengan penyerapan GKP yang lebih luas, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani dan mengurangi potensi kerugian akibat fluktuasi harga.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dengan melibatkan petani secara langsung dalam proses pengadaan. Hal ini juga diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah.
Pemantauan dan Optimasi Pengadaan Beras
Bulog terus memantau perkembangan panen untuk memastikan target pengadaan tercapai sesuai waktu yang ditentukan. Hal ini menunjukkan komitmen Bulog dalam mendukung program pemerintah untuk meningkatkan produksi dan ketersediaan beras di Indonesia. Pemantauan yang ketat ini memastikan agar proses pengadaan berjalan lancar dan efektif.
Dengan capaian 80 persen dan optimisme untuk menyelesaikan sisa target, Bulog Sulteng memberikan kontribusi nyata terhadap upaya pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan. Kolaborasi yang kuat antar berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan program ini. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya meningkatkan produksi dan ketersediaan beras.
Ke depan, Bulog akan terus berupaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengadaan beras untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Komitmen dan kerja keras semua pihak akan sangat penting dalam mencapai target swasembada pangan.