Bupati Kudus Usul Bantuan Pembuangan Sampah ke Jepara
Bupati Kudus terpilih meminta bantuan ke Kabupaten Jepara untuk pembuangan sampah sementara, karena TPA Tanjungrejo belum selesai ditata dan sampah menumpuk di Kudus, menunggu solusi jangka panjang berupa sistem RDF atau kerjasama swasta.
Krisis Sampah di Kudus: Solusi Jangka Pendek dan Panjang Diperlukan
Sampah menumpuk di Kudus. Bupati Kudus terpilih, Sam'ani Intakoris, mengambil langkah cepat dengan mengajukan permohonan bantuan ke Pemerintah Kabupaten Jepara untuk pembuangan sampah sementara. Langkah ini diambil karena Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Tanjungrejo belum rampung penataannya, menyebabkan sampah menumpuk di rumah warga dan pasar. Permasalahan ini mencuat pada Rabu, 22 Januari 2024.
Intakoris menjelaskan bahwa sebelumnya ia telah berkoordinasi dengan Penjabat Bupati Kudus dan Pemerintah Kabupaten Jepara. Jepara menyatakan kesediaannya untuk membantu mengatasi masalah sampah darurat ini. Tumpukan sampah ini bukan hal baru, upaya sebelumnya telah melibatkan enam alat berat untuk penataan TPA Tanjungrejo, namun belum berjalan optimal karena kurangnya dukungan masyarakat setempat.
Solusi Jangka Panjang: Teknologi RDF dan Kerjasama Swasta
Intakoris menekankan perlunya solusi jangka panjang yang lebih modern. Ia mengusulkan penerapan sistem Refuse Derived Fuel (RDF) atau kerjasama dengan pihak swasta. Sistem RDF mengubah sampah anorganik menjadi bahan bakar alternatif, misalnya untuk industri semen. Intakoris menyebutkan bahwa upaya kolaborasi dengan pabrik semen telah dirintis, tinggal menunggu pendampingan dan pengadaan alat serta mesinnya. Penerapan sistem RDF diperkirakan baru bisa dimulai pada tahun 2026 atau 2027 setelah studi kelayakan selesai.
Ketua DPRD Kudus, Masan, menambahkan bahwa sistem RDF membutuhkan anggaran besar, sekitar Rp25 miliar per titik. Namun, karena Pemkab Kudus sudah memiliki lahan dan hanggar, biaya hanya akan fokus pada pengadaan mesin. Masan juga menyoroti potensi pemanfaatan teknologi lain seperti incinerator dengan bantuan swasta, bahkan PT Djarum menyatakan kesediaan untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk.
Peran Masyarakat dalam Mengatasi Masalah Sampah
Kunci keberhasilan pengelolaan sampah, baik dengan sistem RDF maupun incinerator, adalah partisipasi aktif masyarakat. Masyarakat Kudus perlu membiasakan diri memilah sampah, khususnya antara sampah kering dan basah. Masan mencontohkan Sleman yang berhasil mengelola sampah dengan teknologi modern berkat dukungan masyarakat dalam pemilahan sampah. Hal ini sangat kontras dengan kondisi di Kudus saat ini.
Tanggapan Pihak Terkait
Sayangnya, hingga berita ini diturunkan, Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Kabupaten Kudus, Abdul Halil, belum memberikan tanggapan ketika dihubungi. Sejak penyegelan TPA Tanjungrejo oleh warga akibat dampak lingkungan, warga Kudus kesulitan membuang sampah. Akibatnya, sampah menumpuk di rumah-rumah warga, tempat usaha, bahkan di tempat pembuangan sementara (TPS) yang banyak disalahgunakan.
Kesimpulan
Krisis sampah di Kudus membutuhkan solusi komprehensif. Bantuan sementara dari Jepara menjadi langkah krusial untuk mengatasi masalah mendesak. Namun, solusi jangka panjang berupa teknologi RDF dan kerjasama swasta, serta kesadaran masyarakat dalam memilah sampah, menjadi kunci keberhasilan pengelolaan sampah di Kudus ke depannya.