Car Free Night Lombok Barat: Sukses Kembangkan Ekonomi dan Budaya Lokal
Car Free Night di Lombok Barat sukses menjadi wadah interaksi sosial, pemberdayaan UMKM, dan seni budaya, kendati masih perlu pembenahan infrastruktur.
Pada Sabtu malam, 26 April 2025, ribuan warga Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, tumpah ruah di Taman Giri Menang, Gerung. Mereka menikmati Car Free Night, sebuah inisiatif Pemerintah Kabupaten Lombok Barat yang mengubah wajah kota yang biasanya sepi menjadi pusat keramaian. Acara ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga wadah interaksi sosial, pendorong ekonomi lokal, dan panggung bagi seniman lokal. Arkhan Purnama (3 tahun), misalnya, tampak asyik mengamati kelomang-kelomang warna-warni yang dijual di tepi trotoar, menjadi salah satu potret manis malam itu.
Inisiatif ini diprakarsai oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Barat sebagai upaya untuk menghidupkan Gerung, ibu kota Lombok Barat, dan sekaligus memberikan ruang bagi masyarakat untuk berinteraksi dan membangun hubungan sosial. Wakil Bupati Lombok Barat, Nurul Adha, menjelaskan, "Acara car free night sebagai wadah pertemuan masyarakat. Kami ingin menghidupkan Gerung, Ibu Kota Lombok Barat, yang selama ini sepi." Car Free Night yang diadakan setiap Sabtu sore hingga malam ini terbukti berhasil menarik minat banyak warga dan menghidupkan kembali suasana kota.
Keberhasilan Car Free Night Lombok Barat tidak hanya terlihat dari keramaian yang tercipta, tetapi juga dampaknya terhadap perekonomian lokal. Puluhan UMKM berjualan aneka makanan dan minuman, mulai dari bakso bakar, sambal pelecing, hingga telur gulung. Pemerintah Kabupaten Lombok Barat optimistis kegiatan ini dapat mendorong perputaran ekonomi, pemerataan pembangunan, dan menekan angka kemiskinan.
Wadah Interaksi Sosial dan Pendorong Ekonomi
Car Free Night di Lombok Barat terbukti menjadi wadah interaksi sosial yang efektif. Ribuan warga berkumpul, berinteraksi, dan membangun hubungan sosial. Kegiatan ini juga memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal, khususnya bagi UMKM. Para pedagang kuliner merasakan peningkatan penjualan, sementara pemerintah optimistis kegiatan ini dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah.
Selain itu, Car Free Night juga memberikan kesempatan bagi seniman dan budayawan lokal untuk menampilkan karya-karyanya. Tari kreasi, baca puisi, orkes musik, dan bahkan pertunjukan tradisi adu tangkas peresean memeriahkan acara ini. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memberdayakan seni dan budaya lokal.
Pemerintah Kabupaten Lombok Barat berharap Car Free Night dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Lombok Barat, seperti Sekotong, Narmada, Lembar, dan Senggigi. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menciptakan pusat-pusat keramaian yang inklusif dan merata di seluruh wilayah.
Keberhasilan Car Free Night dalam menghidupkan kembali Gerung dan mendorong perekonomian lokal menjadi bukti nyata bahwa program ini berjalan efektif. Pemerintah Kabupaten Lombok Barat optimistis kegiatan ini akan terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.
Pemberdayaan Seni Budaya Lokal
Salah satu tujuan utama Car Free Night adalah memberdayakan seni dan budaya lokal. Setiap Sabtu malam, panggung portabel di depan Taman Giri Menang menjadi tempat bagi sekolah, sanggar, dan paguyuban untuk menampilkan berbagai atraksi seni dan budaya. Ini memberikan kesempatan bagi seniman muda untuk tampil di depan publik dan mempromosikan diri.
Pertunjukan peresean pada 20 April 2025, dalam rangka HUT Lombok Barat ke-67, misalnya, menarik lebih dari 5.000 penonton. Keberhasilan ini menunjukkan tingginya antusiasme masyarakat terhadap seni dan budaya lokal, sekaligus kebutuhan akan hiburan yang berkualitas dan terjangkau.
Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat, Agus Gunawan, menyatakan bahwa Car Free Night merupakan proyek percontohan untuk menciptakan pusat keramaian yang inklusif. Pemerintah berkomitmen untuk mengembangkan program serupa di daerah lain di Lombok Barat.
Dengan menyediakan panggung terbuka bagi seniman lokal, Car Free Night tidak hanya menghibur masyarakat, tetapi juga melestarikan dan mempromosikan kekayaan seni dan budaya Lombok Barat.
Butuh Pembenahan Infrastruktur
Meskipun sukses, Car Free Night di Lombok Barat masih membutuhkan beberapa pembenahan. Salah satu masalah utama adalah kebersihan lingkungan. Keterbatasan tong sampah menyebabkan sampah berserakan di area Taman Giri Menang dan sepanjang Jalan Soekarno Hatta. Pemerintah perlu menambah jumlah tong sampah, idealnya setiap 10-20 meter, dan menyediakan tong sampah tiga warna untuk memilah sampah.
Selain kebersihan, pencahayaan juga perlu ditingkatkan. Lampu jalan yang ada kurang memadai untuk menerangi kerumunan massa. Penambahan lampu jalan dan sumber listrik yang mudah dijangkau akan membuat suasana Car Free Night lebih semarak dan aman.
Aspek keamanan juga perlu diperhatikan. Dengan jumlah pengunjung yang mencapai ribuan orang, perlu ada pengaturan keamanan yang lebih baik untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Kebersihan, pencahayaan, dan keamanan merupakan poin penting yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung.
Secara keseluruhan, Car Free Night di Lombok Barat merupakan program yang sukses dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Namun, pemerintah perlu terus melakukan pembenahan infrastruktur untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan pengunjung.